Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Representasi Kecantikan Dalam Iklan Slimmewhite (Studi Wacana Sara Mills) Nadia Faidatun Nasiha; Ari Yunaldi
Al-MUNZIR No 1 (2019): Vol. 12 No.1 Mei 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.458 KB) | DOI: 10.31332/am.v12i1.1326

Abstract

Abstrak Penelitian ini membahas tentang representasi cantik melalui iklan SlimmeWhite yang diproduksi di Malaysia. Iklan yang berdurasi kurang lebih tiga menit tersebut, menggambarkan seorang laki-laki yang diketahui sebagai suami melakukan tindakan KDRT kepada istrinya, dikarenakan sang istri yang dianggap tidak mampu berhias diri. Metodelogi penelitian yang digunakan adalah analisis wacana Sara Mills. Sara Mills sendiri merupakan salah tokoh analisis wacana yang fokus pada kajian feminisme, sehingga sangat relevan jika dikaji kedalam pembahasan. Hasil penelitian sendiri menunjukkan bahwa iklan SlimmeWhite adalah salah satu bentuk kegagalan sebuah industri barang atau produk, yaitu menjadikan perempuan sebagai sosok yang lemah, dan harus pandai dalam berhias diri. Kata Kunci : Representasi, Sara Mills, Iklan, SlimmeWhite Ads
BUDAYA BERBALAS PANTUN SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN PESAN PERKAWINAN DALAM ACARA ADAT ISTIADAT PERKAWINAN MELAYU SAMBAS Aslan Aslan; Ari Yunaldi
Transformatif Vol 2, No 2 (2018): ISSUED IN OCTOBER 2018
Publisher : POSTGRADUATE OF PALANGKA RAYA STATE ISLAMIC INSTITUTION

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.823 KB) | DOI: 10.23971/tf.v2i2.962

Abstract

Pantun adalah kategori puisi lama yang sampai saat ini belum ditemukan siapa pembuatnya. Sejak dahulu hingga sekarang, pantun selalu digunakan oleh Suku Melayu dalam berbagai upacara sehingga pantun menjadi ciri khas utama bagi Suku Melayu. Bagi Melayu Sambas, pantun bukan hanya sebuah tradisi tetapi sekaligus adat istiadat perkawinan untuk menyampaikan pesan bagi kedua pasangan dalam kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang budaya berbalas pantun yang digunakan oleh masyarakat Melayu Sambas dalam menyampaikan nasehat perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode Library Research. Berdasarkan analisa disimpulkan bahwa sejak dahulu hingga sekarang pantun sudah menjadi tradisi dalam upacara perkawinan Melayu Sambas. Penggunaan pantun dalam adat istiadat perkawinan Melayu Sambas adalah sebagai media penyampaian nasehat dan petuah bagi mempelai dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Selain itu pesan yang disampaikan melalui pantun juga bertujuan untuk pewarisan nilai luhur yang dianut oleh Melayu Sambas secara turun temurun.
TOLERANSI DAN BATASAN KOMUNIKASI ANTAR UMAT BERAGAMA Ari Yunaldi
Syi’ar: Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan dan Bimbingan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 1 (2019): Syi'ar : Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan dan Bimbingan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (746.684 KB) | DOI: 10.37567/syiar.v2i1.573

Abstract

This research uses library research (Research Library). The research method used is qualitative data analysis, the data comes from primary legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials that are related to this research. The approach used in this research is to use the approach of the Ayat Al-Qur'an, Asbabul Nuzul, Juridical, and normative. The results obtained in this study are first, the existence of the concept of tolerance for Muslims and non-Muslims, read QS At-Taubah: 30 - 31. Here, we will limit the discussion on tolerance between religious communities (Muslims to non-Muslims) from the perspective of the Qur'an. 'an. Indonesia, as we all know, is a country that gives freedom to each individual, everyone has the same right to embrace religion. Namely, the 1945 Constitution, Article 29 paragraph 2: The state guarantees the freedom of everyone to embrace their respective religions and to worship according to their religion and belief. Article 29 paragraph (2) of the 1945 Constitution states that the State guarantees the independence of every citizen to embrace religion. Second, Verses About Tolerance and Inter-Religious Communication, Surah Al-Khafirun verses 1-6 and Surah Mumthahanah verses 8-9. Third, the boundaries of communication between religious communities. To avoid the potential for the disintegration of the nation, it is necessary to have ethics or boundaries to regulate communication between religious followers in order to realize harmony and peace between religious communities. In the rules of Ushul Fiqih, it is explained that: "Rejecting the damages takes precedence over attracting the benefits (otherwise it is very possible that the afraid is obtained, while the mashallah not produced)."