Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search
Journal : Jurnal Fisika Unand

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Diyona, Fiqi; Milvita, Dian; Herlinda, Sri; Sandy, Kri Yudi Pati
Jurnal Fisika Unand Vol 5 No 2 (2016)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.5.2.131-135.2016

Abstract

Telah dilakukan pengukuran dan perhitungan pengaruh sudut penyinaran terhadap dosis radiasi permukaan fantom dengan menggunakan thermoluminescence-dosemeter-100 (TLD-100). Penelitian dilaksanakan di instalasi radioterapi salah satu rumah sakit di kota Padang menggunakan pesawat terapi Co-60. Pengukuran menggunakan teknik SSD 80 cm dan luas lapangan 10 cm x 10 cm. Faktor kalibrasi TLD-100 adalah 0,022 cGy/nC. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan sudut penyinaran dari 0° hingga 170°. Nilai dosis radiasi permukaan fantom berkisar antara 70,415 hingga 102,341 cGy. Hasil perhitungan menunjukkan sudut penyinaran memberikan pengaruh terhadap terimaan dosis radiasi pada permukaan fantom, namun dosis radiasi pada permukaan yang diterima fantom tidak linear dengan kenaikan sudut penyinaran.Kata kunci: dosis radiasi permukaan, faktor kalibrasi, sudut penyinaran, TLD-100
Analisis Dosis Radiasi Paru-Paru Pasien Kanker Payudara dengan Teknik Three Dimensional Conformal Radiation Therapy (3D-CRT) Berdasarkan Grafik Dose Volume Histogram (DVH) Febrietri, Ovia; Milvita, Dian; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.9.1.110-117.2020

Abstract

Telah dilakukan analisis dosis radiasi pada paru-paru enam orang pasien kanker payudara yang mendapat terapi radiasi sinar-X 6 MV dengan teknik penyinaran Three-Dimensional Conformal Radiation Therapy (3D-CRT). Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi asas optimasi dan limitasi dalam proteksi radiasi dengan mengevaluasi dosis radiasi yang diterima target kanker berdasarkan ICRU Report 62, dan dosis yang diterima paru-paru pasien kanker payudara berdasarkan QUANTEC, serta mengetahui efek yang ditimbulkan pasca terapi. Pengambilan data dilakukan pada hasil kurva Dose Volume Histogram (DVH) yang didapatkan dari perencanaan penyinaran oleh dokter dan fisikawan medis di Rumah Sakit Universitas Andalas. Hasil penelitian yang didapatkan pengobatan pasien memenuhi asas optimasi karena mendapatkan dosis radiasi yang maksimal pada daerah target kanker. Nilai dosis radiasi yang diterima paru-paru pada tiga orang pasien tidak memenuhi asas limitasi karena melebihi aturan yang ditetapkan oleh QUANTEC, dan salah satu dari pasien mengalami pneumonitis. Hasil evaluasi dosis radiasi pada Planning Target Volume (PTV) dan paru-paru yaitu dosis radiasi yang diterima paru-paru pasien melebihi aturan QUANTEC dan menjadi salah satu risiko terjadinya pneumonitis. Radiation doses in the lungs of six breast cancer patients who received 6-MV X-ray radiation therapy with the Three Dimensional Conformal Radiation Therapy (3D-CRT) radiation technique has been analysed. This study aims to fulfill the principles of optimization and limitation in radiation protection by evaluating the radiation dose received by the cancer target based on ICRU Report 62, and the dose received by the breast cancer patient's lungs based on QUANTEC, as well as knowing the effects caused post-therapy. Data collection was performed on the results of the Dose Volume Histogram (DVH) curve obtained from radiation planning by doctors and medical physicists at Andalas University Hospital. The results of the study found that the treatment of patients fulfills the principle of optimization because they get the maximum radiation dose in the cancer target area. The value of the radiation dose received by the lungs in three patients did not meet the limitation principle because it exceeded the rules set by QUANTEC, and one of the patients had pneumonitis. The results of the radiation doses on the Planning Target Volume (PTV) and lungs, is the radiation dose received by the patient's lungs exceeds the QUANTEC rule and increases the risks of pneumonitis.
Verifikasi Nilai Dosis Radiasi Berkas Elektron Pesawat LINAC dengan Luas Lapangan Blok Cerrobend (6×6) cm2 dan (8×8) cm2 Berdasarkan Protokol IAEA TRS 398 Ramona, Fransischa; Milvita, Dian; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 9 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.9.2.238-243.2020

Abstract

Telah dilakukan penelitian  verifikasi nilai dosis radiasi berkas elektron pesawat LINAC dengan luas lapangan blok cerrobend (8×8) cm2, (6×6) cm2 dan tanpa blok (10×10) cm2. Penelitian bertujuan memperoleh  nilai dosis radiasi menggunakan blok cerrobend dan tanpa blok agar sesuai dengan dosis radiasi Treatment Planning System (TPS) dan batas toleransi yang ditetapkan protokol IAEA TRS 398 yaitu ±2%.  Pada penelitian digunakan energi berkas elektron (4, 6, 9, dan 12) MeV menggunakan slab phantom dengan detektor ionisasi chamber plane parallel.  Ketebalan blok cerrobend yang digunakan adalah 1,83 cm.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis radiasi yang dihasilkan menggunakan blok cerrobend lebih tinggi daripada tanpa menggunakan blok cerrobend. Hal ini karena semakin luas ukuran lapangan radiasi, maka akan semakin rendah dosis radiasi yang diterima dan semakin banyak radiasi hambur terjadi.  Nilai deviasi dosis radiasi yang terukur pada slab phantom terhadap dosis radiasi TPS masih memenuhi toleransi yang ditetapkan oleh protokol IAEA TRS 398 yaitu  -0,81 % sampai dengan 1,36%. Verification of radiation values of instrument LINAC electron beam with field size of the cerrobend block (8×8) cm2, (6×6) cm2and without block (10×10) cm2 has been conducted.  This study aims to get the value of radiation dose using cerrobend blocks and without block to equal with dose radiation Treatment Planning System (TPS) and the tolerance limits established protocol IAEA TRS 398 which is ± 2%. The study use electron beam energy (4, 6, 9, and 12) MeV using slab phantom with ionization chamber plane parallel detectors.  The thickness of the cerrobend block use  1.83 cm. The results show that using cerrobend block produce a greater dose radiation than without block.  This due to the larger the size of the radiation field, the lower the dose received and the more scaterring radiation. Deviation value dose radiation of measurement in slab phantom to dose radiation TPS still within the tolerance by protocol IAEA TRS 398 that is -0.81% to 1.36%.
Distribusi Dosis Radiasi Foton Berdasarkan Variasi Kedalaman dan Luas Lapangan Penyinaran Pada Fantom Menggunakan Peawat Linac Tipe Clinac Cx Wulandari, Indria; Shafii, Mohammad Ali; Adrial, Rico; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.1.89-96.2022

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai analisis distribusi dosis radiasi foton berdasarkan variasi kedalaman dan luas lapangan penyinaran pada fantom menggunakan pesawat Linac tipe Clinac CX. Pengukuran distribusi dosis radiasi dilakukan untuk menganalisis distribusi dosis radiasi foton pada tiap kedalaman dan luas lapangan penyinaran agar dosis pada target dan organ kritis dapat dilihat dan mendapatkan dosis yang optimal berdasarkan  kurva isodosis. Kurva isodosis dibuat menggunakan data Percentage Depth Dose (PDD) dan profile dose (PD) pada berkas foton 6 MV dan 10 MV pada  kedalaman 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm dan luas lapangan penyinaran 10x10 cm2, 15x15 cm2, 20x20 cm2, 25x25 cm2, 30x30 cm2, 35x35 cm2, 40x40 cm2. Metode yang digunakan dalam pengolahan data PDD dan PD menggunakan teknik interpolasi linear supaya memiliki interval yang sama yaitu 0,25, kemudian menggunakan teknik pembobotan untuk menghitung dosis radiasi di tiap titik menggunakan Matlab. Kurva PDD menunjukkan bahwa persentase dosis radiasi dipengaruhi oleh kedalaman dan  tidak dipengaruhi oleh luas lapangan penyinaran terhadap  nilai  dosis radiasi. Kurva isodosis yang terbentuk dipengaruhi oleh kedalaman, luas lapangan penyinaran dan energi radiasi. Semakin bertambah kedalaman, semakin menurun persentase dosis radiasi dan semakin datar kurva yang dihasilkan. Dosis radiasi meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran luas lapangan penyinaran
Distribusi Dosis Radiasi dari Penggabungan Lapangan Foton dan Elektron Berdasarkan Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada Terapi Kanker Payudara Liasari, Ike Putri; Milvita, Dian; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 1 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.1.62-67.2022

Abstract

Telah dilakukan distribusi dosis radiasi dari penggabungan lapangan foton dan lapangan elektron berdasarkan grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada terapi kanker payudara. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak antara lapangan foton dan lapangan elektron terhadap distribusi dosis radiasi. Pengambilan data dilakukan dengan memvariasikan Source Surface Distance (SSD) dan jarak antara lapangan foton dan elektron. SSD yang digunakan yaitu 97,5 cm; 100 cm dan 102,5 cm dengan variasi jarak untuk setiap SSD mulai dari 0 cm; 0,3 cm; 0,6 cm dan 1 cm. Analisis data dilakukan pada hasil grafik DVH yang didapatkan dari Treatment Planning System (TPS). Distribusi dosis radiasi yang diperoleh tidak menunjukkan pengaruh dari jarak antar lapangan foton dan elektron. Nilai dosis maksimum yang diperoleh melebihi standar dosis maksimum yang ditetapkan oleh ICRU Report 62.
Analisis Dosis Serap Bolus Berbahan Campuran Beeswax dan Petroleum Jelly Dalam Radioterapi Menggunakan Elektron 6 MeV Pada LINAC Ningsih, Desy Yulia; Adrial, Rico; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 4 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.4.462-466.2022

Abstract

Pengobatan kanker pada permukaan kulit menggunakan berkas elektron menghasilkan dosis radiasi yang belum mampu memberikan dosis permukaan secara maksimum, sehingga diperlukan material yang mampu meningkatkan dosis permukaan yang disebut dengan bolus. Penelitian ini akan menguji bolus berbahan campuran Beeswax dan Petroleum Jelly. Pengujian bolus meliputi dosis serap dan nilai Relative Electron Density (RED). Nilai RED diperoleh dari citra tomografi bolus menggunakan CT-Simulator dengan menentukan Region Of Interest (ROI). Nilai dosis serap didapatkan dengan melakukan penyinaran menggunakan instrumentasi Linear Accelerator (LINAC) pada energi 6 MeV. Hasil dosis serap dibaca pada elektrometer dan dianalisis secara statistik menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Nilai RED bolus yang diperoleh pada ketebalan 0,2 cm hingga 0,8 cm memiliki nilai RED yang lebih rendah dari nilai RED payudara tetapi pada ketebalan 1,0 cm memiliki nilai RED yang setara dengan jaringan payudara. Nilai dosis serap pada bolus saat disinari energi 6 MeV untuk ketebalan 0,2 cm sebesar 184,70 cGy, ketebalan 0,4 cm sebesar 182,67 cGy, ketebalan 0,6 cm sebesar 163,23 cGy, ketebalan 0,8 sebesar 125,27 cGy  serta  ketebalan 1,0 cm sebesar 80,10 cGy. Hasil penelitian bolus berbahan Beeswax dan Petroleum Jelly memiliki nilai RED yang setara dengan jaringan lunak dan dapat mengurangi dosis serap pada kedalaman sehingga bolus berbahan Beeswax dan Petroleum Jelly menjadi salah satu alternatif material bolus saat radioterapi.
Verifikasi Pergeseran Geometri Pesawat Linac Clinax CX Menggunakan Electronic Portal Imaging Device (EPID) Terdapat Kasus Kanker Nasofaring) Defira, Eli; Milvita, Dian; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 11 No 4 (2022)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.11.4.482-486.2022

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai verifikasi pergesesaran geometri pada pesawat Linear Accelerator (Linac) tipe Clinax CX menggunakan Electronic Portal Imaging Device (EPID). Verifikasi dilakukan pada 10 data rekam medis pasien kanker nasofaring di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Universitas Andalas. Proses verifikasi diawali dengan perencanaan Treatment Planning System (TPS) menggunakan Software Eclipse dilanjutkan dengan penyinaran pada EPID. Verifikasi pergeseran geometri berdasarkan pergeseran titik koordinat X, Y, Z. Hasil verifikasi menunjukkan terdapat pergeseran titik koordinat yang melebihi standar IAEA Human Health Series No.31 Tahun 2016, yaitu sebanyak 2 data pasien pada titik koordinat X, 1 data pasien pada titik koordinat Y, dan 1 data pasien pada titik koordinat Z karena mempunyai nilai pergesaran > 0,3 cm. Faktor penyebab terjadinya pergeseran yang signifikan adalah jauhnya jarak antara titik origin perencanaan ke titik origin penyinaran pada EPID.
Verifikasi Dosis Radiasi Berkas Foton 6 MV pada LINAC CLINAX CX Menggunakan Detektor Bilik Ionisasi di RSP Universitas Andalas Abrar, Luthfia Aqila; Milvita, Dian; Prasetio, Heru; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 12 No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.12.1.82-87.2023

Abstract

Telah dilakukan verifikasi dosis radiasi berkas foton 6 MV menggunakan detektor bilik ionisasi pada LINAC tipe CLINAX CX di RSP Universitas Andalas. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dosis radiasi pada tiap variasi luas lapangan penyinaran serta menverifikasikan antara dosis radiasi pada Treatment Planning System (TPS) dengan dosis radiasi yang terukur. Penelitian diawali dengan pengukuran dosis radiasi pada slab fantom dengan kedalaman 10 cm dan variasi luas lapangan berbentuk persegi dan persegi panjang yang seluas (5x5) cm, (10x10) cm, (15x15) cm, (30x30) cm, (5x10) cm, (10x5) cm, (5x15) cm, dan (15x5) cm. Nilai dosis radiasi dihitung berdasarkan protokol TRS No.398 IAEA Selanjutnya dilakukan verifikasi dosis radiasi dengan membandingkan dosis radiasi pada TPS dengan dosis radiasi yang terukur pada batas toleransi yang ditetapkan oleh TRS No.398 IAEA yaitu ±2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar luas lapangan penyinaran, maka semakin kecil dosis radiasi yang didapatkan. Hasil verifikasi dosis radiasi pada TPS dengan dosis radiasi terukur masih memenuhi batas toleransi yang ditetapkan oleh protokol TRS No.398 IAEA yaitu 0,076% hingga 0,584%.
Perbandingan Dosimetri Perencanaan Radioterapi IMRT Menggunakan Fasilitas Beam Angle Optimization dan Teknik Manual Pada Kasus Kanker Nasofaring Stadium III Syafna, Delvira; Adrial, Rico; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 13 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.13.1.170-176.2024

Abstract

Telah dilakukan perbandingan dosimetri perencanaan Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) menggunakan fasilitas beam angle optimization dan teknik manual pada kasus kanker nasofaring (KNF) stadium III. Penelitian bertujuan untuk menganalisis nilai Conformity Index (CI), Homogeneity Index (HI), dan dosis pada Organ at Risk (OAR) pada kurva Dose Volume Histogram (DVH), serta jumlah Monitor Unit (MU). Terdapat empat variasi perencanaan yang diuji, yaitu IMRT 5 lapangan manual (M5), IMRT 5 lapangan dengan beam angle optimization (O5), IMRT 7 lapangan manual (M7), dan IMRT 7 lapangan dengan beam angle optimization (O7). Secara statistik, hasil penelitian menunjukkan semua perencanaan pada PTV54, PTV60, dan PTV70 memiliki hasil yang hampir identik pada  keempat variasi perencanaan tersebut. Namun, perencanaan O5 didapatkan lebih unggul karena memiliki rata-rata nilai CI dan HI  yang paling sesuai dengan pedoman International Commision on Radiation Units and Measurements (ICRU) Report 62, yaitu CI pada PTV54 (0,969±0,03), CI pada PTV60 (0,949±0,04), dan CI pada PTV70 (0,954±0,04), serta HI pada PTV54 (0,223±0,13), HI pada PTV60 (0,250±0,10), dan HI pada PTV70 (0,126±0,07). Perencanaan O5 juga memenuhi batas yang ditetapkan oleh Quantitative Analysis of Normal Tissue Effects in the Clinic (QUANTEC) untuk OAR. Oleh karena itu, perencanaan O5 dianggap sebagai metode utama yang paling optimal untuk kasus KNF stadium III, sementara M5 dapat dijadikan sebagai alternatif karena menggunakan Monitor Unit (MU) yang lebih sedikit
Verifikasi Dosis Radiasi Permukaan pada Kasus Kanker Payudara Menggunakan Metode Dosimetri In Vivo Wulandari, Sri; Adrial, Rico; Ulya, Syarifatul; Diyona, Fiqi
Jurnal Fisika Unand Vol 13 No 5 (2024)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jfu.13.5.630-636.2024

Abstract

Verification of surface radiation dose in breast cancer cases using the in vivo dosimetry method with TLD-100 at the Radiation Oncology Unit of Andalas University Hospital has been carried out. The aim of the study is to verify the adequacy of the surface radiation dose calculated by the Treatment Planning System (TPS) with the measured radiation dose of TLD-100, referring to the report of the American Association of Physicists in Medicine Task Group No.219 (AAPM-TG No.219). This study began with the annealing of the TLD-100, namely the cleaning of the electrons trapped by the TLD-100 at the Research Center for Safety Technology Metrology and Nuclear Quality of the National Innovation Research Agency (PRTKMMR-BRIN), followed by the scanning of the TLD-100 on the surface of the phantom plate using a CT simulator. In addition, the TLD-100 was calibrated with different radiation doses (0; 20; 50; 80; 100; 150; 200; 250; 370) cGy. Verification of surface radiation dose on five breast cancer treatment planning data with TPS surface radiation dose calculation by Patient Specific Quality Assurance (PSQA) or transfer of patient treatment plan to slab phantom and compared with radiation dose measured on TLD 100. The measured surface radiation dose was found to range from 115.07 cGy to 130.81 cGy. Verification showed that the difference between the radiation dose calculated by the TPS and that measured by the TLD-100 was 0.21% to 8.13%. This shows that the surface radiation dose in breast cancer cases is within the 20% tolerance limit set by AAPM-TG No.219.