Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERANAN FILM BERTEMAKAN BUDAYA MINANGKABAU DALAM MEWUJUDKAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL Dynia Fitri
Offscreen Vol 1, No 2 (2022): Offscreen: film and television journal (January-June 2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/os.v1i2.3123

Abstract

Many local wisdom was adopted from folklore into an audio-visual work in the form of films, both local films and national films. This research was conducted with the aim of finding out how big the role of films with the theme of Minangkabau culture in realizing the values of local wisdom in them as seen from the films adapted from Buya Hamka's novel, namely the film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck and the film Under Protection of the Ka'bah.In this study, the method was carried out qualitatively. With data collection techniques carried out by means of observation. The subject of the research is how the reality that exists in Minangkabau if it is appointed as an audio-visual work of art without eliminating the role of Minangkabau cultural wisdom values in the film. To see the role of Minangkabau cultural local wisdom values in the film, the method that will be used is the first to describe the film, the two languages used in the film, the third the Minangkabau cultural wisdom values in it.The results of this study found that the two films based on Buya Hamka's work have a role in realizing the values of local wisdom of Minangkabau culture. In every film there is local wisdom about, firstly, Rumah Gadang which has always been an icon of Minangkabau, in which there are many philosophies related to women and Minangkabau customs. Second, surau culture related to education and religion. The three kinship systems in Minangkabau are outlined from maternal or matrilineal descent.Keywords: Films, Minangkabau Culture, Local wisdom ABSTRAKKearifan lokal banyak diadopsinya dari cerita rakyat menjadi sebuah karya audio visual yang berbentuk film, baik film lokal maupun film nasional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan film yang bertemakan budaya Minangkabau dalam mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal di dalamnya yang dilihat dari film yang diangkat dari novelnya Buya Hamka, yaitu film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan film Dibawah Lindungan Ka’bah.Pada penelitian ini metode dilakukan secara kualitatif. Dengan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi. Subjek penelitian adalah bagaimana realitas yang ada di Minangkabau jika diangkat menjadi sebuah karya seni audio visual dengan tidak menghilangkan peranan dari nilai-nilai keraifan budaya Minangkabau pada film. Untuk melihat peranan nilai-nilai kearifan lokal budaya Minangkabau pada film, maka metode yang akan digunakan adalah yang pertama mendeskripsikan tentang film, kedua bahasa yang digunakan dalam film, ketiga nilai-nilai kerifan budaya Minangkabau di dalamnya.Hasil penelitian ini didapatkan bahwa kedua film yang diangkat dari karya Buya Hamka memiliki peranan dalam mewujudkan nilai-nilai kearifan lokal budaya Minangkabau. Disetiap filmnya ada kearifan lokal tentang, pertama Rumah Gadang yang selalu menjadi ikon Minangkabau, yang di dalamnya terdapat banyak filosofi yang berkaitan dengan perempuan dan adat istiadat Minangkabau. Kedua, budaya surau yang berkaitan dengan pendidikan dan agama. Ketiga sistem kekerabatan di Minangkabau yang digariskan dari keturunan Ibu atau matrilineal.Kata kunci: Film, Budaya Minangkabau, Kearifan Lokal
Pelatihan produksi tv dan film di SMK Nasional Kayu Tanam Ezriani Ezriani; Nitasri Murawaty Girsang; Vicia Dwi Prakarti; Dynia Fitri; Septriani Septriani; Khairunnisa Khairunnisa
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 2 (2024): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i2.23570

Abstract

Abstrak Proses  Produksi Televisi dan Film merupakan salah satu pengetahuan penting bagi siswa – siswi  SMK khususnya yang memilih jurusan dibidang tersebut. Namun sering sekali kegiatan proses produksi dilakukan dengan tahapannya belum sesuai, oleh karena itu sangat dibutuhkan pelatihan yang berkelanjutan untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan guru dan peserta didik di SMK Nasional Kayu Tanam tentang proses Produksi Televisi dan Film. Metode pelatihan yang digunakan pada pelaksaaan pelatihan ini adalah metode ceramah. Adapun yang menjadi mitra/peserta pelatihan adalah guru dan siswa/ siswi SMK Nasional Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat  yang terdiri dari 6 orang guru dan 21 orang siswa/siswi. Ceramah diberikan dalam ruangan kelas yang dimulai dengan perkenalan, penjelasan materi, tanya jawab, dan pemberian doorprize. Materi yang disampaikan meliputi materi tahapan pra produksi, tahapan produksi dan tahapan pasca produksi TV dan Film. Kegiatan pelatihan ini berhasil memberikan pemahaman kepada guru dan peserta didik tentang pengetahuan proses produksi televisi dan film. Pelatihan ini dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memberikan pembelajaran melalui media audio visual, sedangkan bagi peserta didik dapat membantu kesulitan dalam belajar dengan memanfaatkan media pembelajaran  audio-visual. Pelatihan ini juga dilakukan dalam upaya untuk meningkatan SDM SMK Kayu Tanam dalam menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dengan kebutuhan industri global. Kata kunci: pelatihan; produksi; TV dan film AbstractThe Television and Film Production Process is an important piece of knowledge for vocational school students, especially those who choose to major in this field. However, production process activities are often carried out in inappropriate stages, therefore ongoing training is needed to be able to overcome these problems. The training activity aims to increase the knowledge of teachers and students at Kayu Tanam National Vocational School about the Television and Film Production process. The training method used in implementing this training is the lecture method. The partners/training participants are teachers and students of Kayu Tanam National Vocational School, Padang Pariaman Regency, West Sumatra Province, consisting of 6 teachers and 21 students. Lectures are given in the classroom starting with introductions, explanation of the material, questions and answers, and giving door prizes. The material presented includes material on pre-production stages, production stages and post-production stages for TV and film. This training activity was successful in providing teachers and students with an understanding of the knowledge of the television and film production process. This training can increase teacher creativity in providing learning through audio-visual media, while students can help with learning difficulties by utilizing audio-visual learning media. This training is also carried out in an effort to improve the human resources of Kayu Tanam Vocational School in producing graduates who are able to compete with the needs of global industry. Keywords: training; production; TV and film.