Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI KELURAHAN RURUKAN DAN RURUKAN I KECAMATAN TOMOHON TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA Meilany Rosita Lengkong; I Made Antara; I Ketut Surya Diarta
JURNAL MANAJEMEN AGRIBISNIS Vol 6 No 2 (2018): OKTOBER 2018
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.076 KB) | DOI: 10.24843/JMA.2018.v06.i02.p04

Abstract

Salah satu tujuan wisata alternatif di Kota Tomohon adalah agrowisata di Kabupaten Rurukan dan Rurukan I, Kecamatan Tomohon Timur, Provinsi Sulawesi Utara. Agrowisata memiliki potensi untuk dikembangkan karena lokasi yang strategis, lokasi berada di dataran tinggi dengan pemandangan yang indah, mereka memiliki beberapa kegiatan hortikultura, serta keanekaragaman budaya yang telah menjadi daya tarik wisata yang hebat. Informan penelitian ini dipilih menggunakan purposive sampling yang didasarkan pada beberapa kriteria yang ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan melakukan FGD (Focus Group Discussion). Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif, SWOT dan QSPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi utama pengembangan agrowisata berbasis masyarakat di Kabupaten Rurukan dan Rurukan I adalah aspek daya tarik, termasuk pusat pengembangan hortikultura, pertanian dan budaya daerah, produk pertanian olahan makanan dan minuman, lokasi wisata, seni tradisional, dan pertunjukan seni . Hasil matriks SWOT menunjukkan beberapa alternatif strategi, termasuk pertanian dan pengembangan budaya lokal dan konservasi; promosi kawasan agrowisata; pemeliharaan kenyamanan dan keamanan di area tersebut; perluasan agrowisata; pengembangan agrowisata dan pelatihan keterampilan; peningkatan kualitas dan kuantitas di lokasi agrowisata; dan juga peningkatan keterampilan sumber daya manusia. Strategi prioritas berdasarkan analisis QSPM adalah pengembangan dan konservasi budaya dan budaya lokal. Masyarakat, dalam hal ini petani, dan pemerintah daerah harus dapat memanfaatkan kekuatan dan peluang potensi agrowisata untuk dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. Berdasarkan studi tersebut, rekomendasi termasuk konservasi pada budaya pertanian, adat istiadat tradisional dan budaya daerah, membuat dan melaksanakan kegiatan agrowisata, juga masyarakat dan pemerintah harus mempersiapkan diri sebagai pemain agrowisata yang terampil dan inovatif.
Peningkatan Kapasitas Petani pada Masa Pandemi COVID-19 Melalui Pelatihan Manajemen Keuangan & Pemasaran Digital Karen A. Pontoan; Yoseph A. Merung; Gracia Kelana; Meilany R. Lengkong
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 5 (2021): COMSERVA: Indonesian Journal of Community Services and Development
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.979 KB) | DOI: 10.59141/comserva.v1i5.28

Abstract

Pandemi COVID-19 merupakan salah satu resiko yang dihadapi oleh sektor pertanian pada saat ini. Selain mengancam kesehatan petani, adanya kebijakan pembatasan pergerakan manusia untuk menekan penyebaran virus COVID-19 mengakibatkan terganggunya arus distribusi di sektor pertanian yang selanjutnya berdampak pada produktivitas dan pendapatan mereka. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bermitra dengan Kelompok Tani Gertak Milenial (KTGM) yang berada di Desa Keroit Kabupaten Minahasa Tenggara bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petani dalam mengembangkan usaha pertanian di tengah ancaman pandemi. Melalui metode penyuluhan dan pelatihan yang dilakukan dalam kegiatan ini, para petani diajarkan bagaimana melakukan pengelolaan keuangan dan modal sosial serta bagaimana melakukan pemasaran digital. Pada akhir kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa mitra dapat menyerap pengetahuan yang diberikan dan mengalami peningkatan keterampilan terkait manajemen keuangan, pemanfaatan modal sosial, dan kemampuan dalam pemasaran digital produk pertanian.
Development Strategy of Betta Fish (Betta sp.) Business in Manado City, North Sulawesi-Indonesia Maximilianus B. Wibisono; Stella M.P Paendong; Meilany R. Lengkong; Stella T. Kaunang
Formosa Journal of Sustainable Research Vol. 3 No. 7 (2024): July 2024
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjsr.v3i7.8933

Abstract

This study focuses on the development of the Betta fish market in Manado City, North Sulawesi-Indonesia with the problem being the underdeveloped marketing strategy for Betta fish. Business of Betta fish in Manado City require a specific strategy to survive in the competitive business environment, especially for businesses that are seasonal and hobby oriented. This study aims to identify internal and external factors that are strengths, weaknesses, opportunities, and threats, and formulate strategies to be applied in the development of Betta fish business (Betta sp.) in Manado City. This type of research is qualitative. Data collection techniques use questionnaires and documentation. Data analysis methods use the SWOT matrix (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats). In this study, the population is the Betta fish business actors totaling 10 respondents. The results show that the strategy that can be applied in the development of Betta fish business is to support an aggressive growth. This aggressive strategy focuses more on the S-O strategy (Strength-Opportunities), which is a strategy that will utilize all strengths and opportunities to continuously improve until it reaches an optimal point. Actions that need to be taken include increasing the quantity and quality of production to meet market demand, attracting consumer interest by adding more colors of Betta fish, utilizing technological and information developments in the marketing process, and collaborating with hobbyists and Betta fish enthusiasts to facilitate the marketing process