Nurrahmi Dewi Fajarningsih, Nurrahmi Dewi
Balai Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Penapisan Senyawa Hemagglutinin dari Makroalga Asal Pantai Binuangeun, Banten, Indonesia Fajarningsih, Nurrahmi Dewi; Praseptiangga, Danar; Chasanah, Ekowati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 10, No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v10i1.241

Abstract

Sebagai bagian dari penelitian penapisan lektin dari makroalga Indonesia, 17 esktrak protein makroalga yang dikoleksi dari Pantai Binuangeun, Banten telah diuji aktivitas hemagglutinasinya terhadap eritrosit kelinci dan eritrosit manusia golongan A, B, O, masing-masing dengan perlakuan enzim dan native. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan 2 jenis buffer, yaitu Phosphate Buffer Saline (PBS) dan Tris Buffer Saline (TBS) pH 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada beberapa sampel, ekstrak yang dihasilkan kedua buffer, menunjukkan aktivitas hemagglutinasi yang berbeda walaupun kadar total protein ekstrak makroalga yang diekstraksi dengan PBS dan TBS tidak berbeda. Sebagian besar ekstrak makroalga yang diuji mampu mengagglutinasi setidaknya satu jenis sel eritrosit yang digunakan. Secara umum, kelompok makroalga hijau memperlihatkan aktivitas hemagglutinasi yang lebih rendah dibandingkan kelompok makroalga merah dan coklat. Meskipun ekstrak Padina australis (makroalga coklat) memberikan hasil hemagglutinasi eritrosit kelinci negatif, namun ekstrak tersebut positif menghemagglutinasi eritrosit golongan darah B dan O. Di antara 8 makroalga hijau yang diuji, hanya dua sampel yang menunjukkan aktivitas hemagglutinasi, yaitu Chaetomorpha crassa dan Halimeda macroloba. Keempat ekstrak makroalga merah yang diuji menunjukkan aktivitas hemagglutinasi yang kuat terhadap eritrosit kelinci. Ekstrak makroalga merah Gracilaria lichenoides dan Gelidiella acerosa aktif terhadap semua jenis eritrosit uji. Sementara itu, hanya ekstrak Laurencia tronoi yang menunjukkan aktivitas hemagglutinasi terhadap eritrosit golongan darah A.
Kadar Emestrin Emericella nidulans yang Dikultivasi pada Media dan Waktu yang Berbeda Nursid, Muhammad; Fajarningsih, Nurrahmi Dewi; Marraskuranto, Endar; Chasanah, Ekowati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 7, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v7i2.71

Abstract

Penelitian untuk mengetahui pengaruh jenis media dan waktu kultivasi terhadap kadar senyawa emestrin dari kapang Emericella nidulans telah dilakukan. Kapang dikultivasi dalam 2 jenis media yaitu malt extract broth (MEB) dan soluble starch-water-soytone (SWS) dalam waktu 1, 2, 3, 4, dan 5 minggu. Kadar emestrin dianalisis dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah biomassa dan kadar emestrin tertinggi dihasilkan E.nidulans yang dikultivasi dalam media SWS selama 5 minggu.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Turbinaria decurrens Terhadap Perbaikan Kerusakan Hati Tikus Putih Wikanta, Thamrin; Rahayu, Lestari; Fajarningsih, Nurrahmi Dewi
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v5i1.423

Abstract

Turbinaria decurrens mengandung pigmen karoten yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga mampu meredam radikal bebas. Kerusakan sel hati akibat radikal bebas terdeteksi dari peningkatan kadar malondialdehid (MDA) dan aktivitas glutamat-piruvat transaminase (GPT) dalam serum darah. Pengujian toksisitas akut dari ekstrak etanol T. decurrens dilakukan dengan menggunakan mencit secara intraperitonial, sedangkan pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap perbaikan kerusakan liver menggunakan tikus secara oral. Pengaruh pemberian ekstrak tersebut terhadap perbaikan kerusakan hati diamati menggunakan 6 kelompok tikus yaitu: KI (kelompok normal yang hanya diberi air suling), KII (kelompok kontrol negatif yang diberi air suling), KIII (kelompok perlakuan yang diberi ekstrak dengan dosis 0,2 g/200 g BB (Bobot Badan)), KIV (kelompok perlakuan yang diberi ekstrak dengan dosis 0,4 g/200 g BB), KV (kelompok perlakuan yang diberi ekstrak dengan dosis 0,8 g/200 g BB), dan KVI (kelompok kontrol positif yang diberi vitamin E dosis 5,4 mg/200 g BB). Kelompok II, III, IV, V, dan VI diberi perlakuan selama 12 hari berturut-turut, setelah dua jam pemberian perlakuan yang terakhir tikus diberi CCl 40,11 g/200 g BB, 24 jam kemudian tikus diambil darahnya untuk pengukuran kadar MDA, aktivitas GPT, serta pengambilan organ hati untuk penentuan rasio bobot hati/bobot badan serta pembuatan sediaan histopatologi hati. Hasil riset menunjukkan bahwa ekstrak etanol T. decurrenstermasuk dalam kategori toksisitas rendah dan ekstrak memiliki aktivitas antioksidan dan potensi hepatoprotektor sehingga dapat membantu perbaikan kerusakan hati.
Bioprospeksi Spons, Karang Lunak dan Ascidian Asal Taman Nasional Laut Kepulauan Wakatobi: Antitumor dan Antioksidan Fajarningsih, Nurrahmi Dewi; Nursid, Muhammad; Januar, Hedi Indra; Wikanta, Thamrin
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 2 (2013): Desember 2013
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v8i2.60

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi manfaat (bioprospeksi) spons, karanglunak, dan ascidian asal Taman Nasional Laut (TNL) Kepulauan Wakatobi sebagai antitumor dan antioksidan. Sampel makroinvertebrata laut diambil dengan menggunakan scuba diving di empat stasiun pengambilan di perairan TNL Kep. Wakatobi. Sebanyak 74 sampel diuji aktivitas antitumornya terhadap 3 jenis sel lestari tumor (HeLa, MCF7, SKOV3) dengan metode Thiazolyl Blue Tetrazolium Blue (MTT) dan diuji pula aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl pikryl hidrazil). Sampel yang dapat menghambat >50% sel lestari tumor pada konsentrasi 20 µg/ml dikategorikan sebagai sampel aktif antitumor. Sampel yang memiliki aktivitas penghambatan radikal bebas >50% pada konsentrasi 100 µg/ml dalam uji DPPH dikategorikan sebagai sampel yang aktif antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 sampel (ascidian W0208; spons W2408 dan W2508) yang aktif terhadap tiga jenis sel lestari tumor, 11 sampel aktif terhadap dua jenis sel lestari tumor dan 22 sampel aktif terhadap satu jenis sel lestari tumor. Dari 74 sampel yang diuji aktivitas antioksidannya, terdapat 8 sampel yang tergolong aktif (7 sampel spons dan 1 sampel karang lunak).
Screening of Antitumor Bioactivity of Fungi Associated with Macro Algae and Sponge from Indrayanti Beach, Jogjakarta Fajarningsih, Nurrahmi Dewi; Nursid, Muhammad; Chasanah, Ekowati
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 8, No 2 (2013): August 2013
Publisher : :Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resources, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.25

Abstract

This research was aimed to isolate marine derived-fungi which associated with macro algae and sponge from Indrayanti Beach, Jogjakarta and to screen the antitumor (T47D and HeLa) bioactivity of the fungi extracts. Three solid media of MEA (malt extract agar), GPY (glucose peptone yeast) and MFM (minimal fungi medium) were used as isolation medium. Each of the pure fungi isolates was then cultivated in 100 ml of liquid medium for 4 weeks at room temperature (27-28°C) in static conditions. The antitumor activity of the fungi extracts were tested against breast tumor cells (T47D) and cervical cancer cells (HeLa) using Thiazolyl Blue Tetrazolium Blue (MTT) assay method. A number of 21 isolates of fungi were isolated from 4 macro algae and 1 sponge samples. The identification of fungi isolate was conducted using combination of molecular approach (ITS1-5.8S-ITS4 DNA regions) and macro-micro morphological characteristics. Among those 21 marine fungi species isolated, MFGK-21 extract showed the best anti-servical tumor (HeLa) with an IC50 value of 240.1 µg/ml and MFGK-27 extract showed the best anti-breast tumor (T47D) with an IC50 value of 59.6 µg/ml. The MFGK-21 fungi isolate was identified as Penicillium steckii, while the MFGK-27 fungi isolate was identified as Aspergillus sydowii.
Comparative Study of Pre-Extraction Treatments and Buffer Modifications for Macroalgal Lectin Extraction Fajarningsih, Nurrahmi Dewi; Nursid, Muhammad; Nugroho, Hartanto; Nuringtyas, Tri Rini; Isnansetyo, Alim
Squalen, Buletin Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 18, No 3 (2023): December 2023
Publisher : :Agency for Marine and Fisheries Research and Human Resources, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/squalen.852

Abstract

Getting an efficient extraction approach is a crucial step in bioactive protein research, particularly lectin. This research aimed to examine the efficiency of cryogenic-grinding (CG) and freeze-dried-grinding (FG) pre-extraction treatments, and also the incorporation of phenylmethylsulphonyl fluoride (PMSF), Tween 80, polyvinylpolypyrrolidone (PVPP), 70% Ethanol (EtOH), or combination of the chemicals in the 20 mM phosphate buffered saline pH 7 (PBS) for extracting lectin from Ulva lactuca, Sargassum polycystum, and Hydropuntia edulis. The lectin content of the extracts was determined using the hemagglutination activity (HA) assay. The phenolic content was measured to determine its impact on the lectins’ HA. Lectin extraction efficiency was determined by analyzing the extracts’ minimum agglutination concentration (MAC) and total hemagglutination activity (THA). CG pre-extraction treatment produced slightly higher THA than FG, making it slightly more efficient. The EtOH treatment efficiently extracted lectin from U. lactuca and H. edulis by substantially reducing the polyphenol (PPs) content, lowering the MAC, and increasing the THA. The EtOH treatment significantly decreased the PPs and HA of the S. polycystum, suggesting that the HA is most likely produced by the PPs rather than the lectin content. Tween 80 raised the THA of U. lactuca by 17-fold with native rabbit erythrocyte compared to the control but did not affect the THA of H. edulis and S. polycystum. Several different effects of chemicals incorporated in the extraction buffers suggested that the optimum macroalgal lectin extraction strategy is species-dependent.