Digital transformation in the payment system is one of the important factors in improving transaction efficiency in traditional markets. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) has been introduced as a digital payment solution that can be applied in various sectors, including traditional markets. However, the adoption of QRIS by market traders still faces various challenges, such as low digital literacy, limited devices, and resistance to changes in the transaction system. This study aims to analyze the level of understanding and readiness of Segiri Market traders in adopting QRIS, as well as evaluate the effectiveness of training and mentoring in increasing the adoption of this digital payment system. The methods used in this study include socialization, training, and simulation of QRIS transactions to market traders. The pre-test and post-test results showed a significant increase in merchants' understanding and readiness to use QRIS, with the willingness to adopt increasing from 40% to 90%. In addition, increased convenience in digital transactions and frequency of QRIS usage also showed a positive trend after the intervention. The conclusion of this study is that continuous education and mentoring is essential in driving QRIS adoption in traditional markets. Collaboration between the government, banks, and financial service providers is needed to ensure the sustainability of digital payment implementation in the traditional trade sector. ABSTRAK Transformasi digital dalam sistem pembayaran merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan efisiensi transaksi di pasar tradisional. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah diperkenalkan sebagai solusi pembayaran digital yang dapat diterapkan di berbagai sektor, termasuk pasar tradisional. Namun, adopsi QRIS oleh pedagang pasar masih menghadapi berbagai tantangan, seperti rendahnya literasi digital, keterbatasan perangkat, dan resistensi terhadap perubahan sistem transaksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pemahaman dan kesiapan pedagang Pasar Segiri dalam mengadopsi QRIS, serta mengevaluasi efektivitas pelatihan dan pendampingan dalam meningkatkan adopsi sistem pembayaran digital ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sosialisasi, pelatihan, dan simulasi transaksi QRIS kepada para pedagang pasar. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman dan kesiapan pedagang dalam menggunakan QRIS, dengan kemauan untuk mengadopsi meningkat dari 40% menjadi 90%. Selain itu, peningkatan kenyamanan dalam bertransaksi digital dan frekuensi penggunaan QRIS juga menunjukkan tren yang positif setelah intervensi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa edukasi dan pendampingan yang berkelanjutan sangat penting dalam mendorong adopsi QRIS di pasar tradisional. Kolaborasi antara pemerintah, bank, dan penyedia jasa keuangan diperlukan untuk memastikan keberlanjutan implementasi pembayaran digital di sektor perdagangan tradisional.