Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MASUKNYA PROSTITUSI DAN KEBERADAAN PENYAKIT KELAMIN DI KALANGAN MILITER HINDIA BELANDA Lucia Arter Lintang Gritantin
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 7: Maret 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.258 KB) | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i7.1808

Abstract

keberadaan kekuatan militer dalam sebuah negara akan menentukan kekuatan negara tersebut. Begitupun dengan keberadaan negara Hindia Belanda yang tidak akan pernah lepas dari pengaruh kekuatan militernya. Kekuatan militer juga merupakan institusi modern pada masanya dan sebagai penentu berbagai modernitas yang terjadi, militer juga memiliki peran sebagai agen modernitas. Maka tidak mengherankan apabila elemen – elemen di dalamnya juga mengandung unsur modernisasi. Salah satu elemen yang mengalami modernitas adalah elemen kesehatan, yang ditandai dengan keberadaan rumah sakit militer sebagai sarana pemerintah dalam sistem kesehatan Hindia Belanda . Rumah sakit merupakan elemen penting sebagai menjadi sarana untuk menjaga kesehatan para anggota militer Hindia Belanda. Kesehatan para anggota militer menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas keamanan dan kekuatan pemerintah kolonial. Salah satu hal yang menjadi kekawatiran pemerintah Hindia Belanda terhadap Kesehatan para anggota militer adalah adanya wabah penyakit kelamin yang menjangkiti para anggota militer. Salah satu penyakit yang menyerang selama berada di daerah perang adalah penyakit yang berasal dari virus penyakit kelamin, seperti Herpes, Syphilis, Morbiveneris dan beberapa penyakit kelamin lainnya . Virus - virus ini banyak ditemukan di lingkungan sosial militer. Baik virus yang dibawa dari lingkungan sosial selama bertugas di daerah maupun lingkungan sosial di dalam barak.
PENGENALAN SEJARAH SULTAN BAABULLAH SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL MALUKU UTARA DI SMA NEGERI 12 HALMAHERA SELATAN Umar Hi Rajab; Lucia Arter Lintang Gritantin
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, November 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i3.124

Abstract

Meningkatnya dan majunya teknologi membuat media sosial memberikan pengaruh kuat terhadap generasi muda secara cepat sehingga para generasi muda dapat mengakses segala informasi dan budaya. Budaya yang mudah untuk diterima membuat banyak efek yang ditimbulkan, baik efek positif maupun negative. Salah satu efek negative yang dapat timbul adalah terkikisnya jiwa nasionalis dalam diri para generasi muda. Karena hal ini maka perlu adanya kegiatan pengenalan pahlawan sebagai upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme yang dapat diambil dari perjuanag dan rela berkorban seorang pahlawan bagi bangsa dan negaranya. Salah satu pahlawan yang diambil sebagai judul pengabdian ini adalah Pahlawan Sultan Baabullah dari Maluku Utara. Dalam mewujudkan usaha ini maka perlu adanya kegiatan pengabdian masyarakat berupa pengenalan tokoh Pahlawan. Sehingga kami mengambil judu : ‘PENGENALAN SEJARAH SULTAN BAABULLAH SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL MALUKU UTARA DI SMA NEGERI 12 HALMAHERA SELATAN’ sebagai jalan keluar yang coba kami tawarkan dalam upaya penyelesaian masalah tentang perlunya menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi generasi muda khususnya di wilayah Halmahera Selatan. Kegiatan pengabdian ini akan dilaksakan dengan cara atap muka yang disertai dengan prosedur Kesehatan. Sehingga penyampaian materi dapat berlangsung dengan baik dan tujuan untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme generasi muda khususnya generasi muda SMA N 12 Halmahera Selatan dapat terwujud dan diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari – hari.
PENGENALAN SEJARAH SULTAN BAABULLAH SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL MALUKU UTARA DI SMA NEGERI 12 HALMAHERA SELATAN Umar Hi Rajab; Lucia Arter Lintang Gritantin
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, November 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i3.124

Abstract

Meningkatnya dan majunya teknologi membuat media sosial memberikan pengaruh kuat terhadap generasi muda secara cepat sehingga para generasi muda dapat mengakses segala informasi dan budaya. Budaya yang mudah untuk diterima membuat banyak efek yang ditimbulkan, baik efek positif maupun negative. Salah satu efek negative yang dapat timbul adalah terkikisnya jiwa nasionalis dalam diri para generasi muda. Karena hal ini maka perlu adanya kegiatan pengenalan pahlawan sebagai upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme yang dapat diambil dari perjuanag dan rela berkorban seorang pahlawan bagi bangsa dan negaranya. Salah satu pahlawan yang diambil sebagai judul pengabdian ini adalah Pahlawan Sultan Baabullah dari Maluku Utara. Dalam mewujudkan usaha ini maka perlu adanya kegiatan pengabdian masyarakat berupa pengenalan tokoh Pahlawan. Sehingga kami mengambil judu : ‘PENGENALAN SEJARAH SULTAN BAABULLAH SEBAGAI PAHLAWAN NASIONAL MALUKU UTARA DI SMA NEGERI 12 HALMAHERA SELATAN’ sebagai jalan keluar yang coba kami tawarkan dalam upaya penyelesaian masalah tentang perlunya menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi generasi muda khususnya di wilayah Halmahera Selatan. Kegiatan pengabdian ini akan dilaksakan dengan cara atap muka yang disertai dengan prosedur Kesehatan. Sehingga penyampaian materi dapat berlangsung dengan baik dan tujuan untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme generasi muda khususnya generasi muda SMA N 12 Halmahera Selatan dapat terwujud dan diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari – hari.
HOW DOES THE BUGINESE WOMAN IMAGE IN KETIKA SAATNYA? (POSTCOLONIAL STUDIES AND ISLAMIC PERSPECTIVE) Rauf, Ramis; Junaid, Syahruni; Ulya, Afriani; Panjaitan, Indra Purnawan; Widhyah Saputri, Dhini Yustia; Lintang Gritantin, Lucia Arter
Elite : English and Literature Journal Vol 11 No 2 (2024): December : Literature
Publisher : UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/elite.v11i2.52584

Abstract

The anthology of short stories “Ketika Saatnya” is one of the literary works depicting the Buginese woman image written by Darmawati Majid, a Bugis woman. The problem with this article is how the literature illustrates the Buginese woman’s image based on Spivak’s idea of the subaltern and Islamic perspectives on women’s behaviours. This qualitative method, such as postcolonial discourse analysis, involves classifying data according to certain attributes and elements pertinent to the research aims to acquire research outcomes. It categorizes women as a subordinate demographic within society, politics, and geography, subject to the authority of a dominant group, particularly men. Buginese tradition signifies the supremacy of one male faction over another. This research indicates that Bugis women have consistently been placed in subordinate positions. The marginalized minority is portrayed as endeavouring to articulate their viewpoints and attain acknowledgement despite being labelled as “women of underprivileged areas” caught between conventional and Muslim ideologies.
Discourse on gender: A linguistic analysis of body autonomy and patriarchal narratives in Wa Ndiu-Diu Rauf, Ramis; Muslimin, Muhammad Fadli; Ulya, Afriani; Gritantin, Lucia Arter Lintang
Studies in English Language and Education Vol 12, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/siele.v12i1.38267

Abstract

Wandiu-diu is a folktale from the Wolio community in Southeast Sulawesi, Indonesia, that depicts a family with two children, where the husband is a fisherman and the wife is a housewife. The husbands role is crucial, as his occupation and actions contribute to the construction of gender roles and power. This article argues that this folktale serves as a mechanism of control over womens bodies, underpinning patriarchal structures through three roles: married women, mothers, and independent women. Using Simone de Beauvoirs gender framework, this study categorizes the data into these three roles and analyzes relevant narratives from the tale. Beauvoirs gender theory critiques the Othering of women, highlighting their historical subordination to men in social, cultural, and political spheres. The findings reveal that Wandiu-dius transformation into a mermaid symbolizes patriarchal control over womens bodies. Marriage binds women to their husbands, motherhood renders them vulnerable through self-sacrifice, and seeking independence makes them objects of societal ridicule. The mermaid figure, rather than signifying freedom, eventually represents patriarchal constraints. Hence, the linguistic choices in Wandiu-diu reinforce patriarchal power, shaping portrayals of womens roles and struggles. Through lexical selection, narrative structure, and dialogue, the tale depicts women as subordinate, their autonomy met with resistance and punishment. Male speech, marked by imperative verbs and possessive pronouns, asserts dominance, while the mothers indirect speech reflects constrained autonomy. While appearing to symbolize female liberation, the tale eventually fortifies patriarchal oppression in the Wolio community of Southeast Sulawesi.