Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Strategi Pembelajaran Membuat Dummy Gaun Menggunakan Teknik Draping Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Vokasional Desain Fashion Khairunnisa Butar Butar; Elfi Husnita Hasibuan; Olivia Feby Mon Harahap; Nurlaila Nurlaila; Armina Sari Harahap; Elfira Aulia Hasibuan
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 2 No. 2 (2020): JPDK
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v2i2.11877

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan strategi pembelajaran pembuatan dummy gaun dengan teknik draping pada peserta didik, meliputi : 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Evaluasi hasil belajar, dan 4) Hambatan yang dihadapi dalam pembelajaran membuat teknik draping. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian mahasiswa program studi Pendidikan Vokasional Desain Fashion Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan. Metode pengumpulan data meliputi : Observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan : (1) Perencanaan pembelajaran masih kurang efektif dan RPS yang belum dikembangkan. 2) Pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik, yang ditunjukkan metode menjelaskan, penugasan, demonstrasi, dan praktik; media pembelajaran menggunakan dummy yang dilengkapi dengan jobsheet dan handout untuk membantu pemahaman siswa dalam membuat dummy gaun teknik draping (3) Evaluasi hasil belajar membuat dummy gaun drapping cukup baik, meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor dengan nilai akhir 100% mahasiswa diatas Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) dan hasil sesuai dengan desain (moodboard). (4) Kendala atau hambatan yang dihadapi pada pembelajaran yaitu; waktu yang diperlukan melebihi jam perkuliahan, pekerjaan dosen pengampu yang cukup padat, kurangnya tingkat kesabaran mahasiswa dalam mengerjakan produk, serta fasilitas praktik masih kurang sehingga harus menggunakan manequeen secara bergantian. Disarankan agar instansi melengkapi fasilitas belajar yang dibutuhkan mahasiswa semakin meningkat sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran. Hendaknya instansi juga mengadakan kursus atau pelatihan bagi dosen pengampu untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Bagi dosen pengampu juga dapat menggali dan mengembangkan kembali RPS dan strategi pembelajaran dengan melihat perkembangan teknologi dan zaman serta karakteristik mahasiswa yang berbeda-beda.
Inovasi Dan Kreativitas Siswa SMK Kampus Mengikuti Praktik Kerja Industri Retno Desti Dwi Meilasari; Olivia Feby Mon Harahap; Khairunnisa Butar -Butar; Nurlaila Nurlaila; Maysaroh Maysaroh; Fadilah Fadilah
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 2 No. 2 (2020): JPDK
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v2i2.11882

Abstract

Industri kreatif termasuk didalamnya adalah jasa kreatif, merupakan pilar utama dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang memberikan dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Berazaskan 4 dasar pengukuran ekonomi kreatif, yaitu berbasis nilai produk domestik bruto, berbasis ketenagakerjaan, berbasis kepada aktivitas perusahaan, dan dampak terhadap sektor-sektor lain. Program magang atau latihan kerja atau di SMK disebut PKL Industri/ Praktek Kerja Lapangan Industri / Praktek Industri di Perguruan Tinggi yang terprogram dengan baik, akan mampu memberikan kontribusi terhadap perkembangan jiwa wirausaha. Proses pembelajaran bersinergi antara pengembangan hardskill dan softskill didunia industri inilah merupakan embrio pembentukan jiwa entrepreneurship bagi seseorang dimasa mendatang. Berdasarkan penelitian terhadap 200 lebih siswa SMK Jurusan Tatabusana, diperoleh gambaran bahwa faktor yang paling berpengaruh terbesar dalam kesiapan siswa sebagai wirausaha adalah kegiatan magang/ PKL Industri. Magang kerja sebagai aktifitas mendekatkan dunia sekolah dengan industri jasa, agar kedua institusi ini dapat link and match. Magang dapat dilaksanakan secara terprogram sesuai tuntutan kurikulum, namun dapat pula dikembangkan dalam program-program yang sifatnya hidden curriculum. Mendidik jiwa wirausaha bukan hal yang mudah bagi lembaga pendidikan, karena manusia merupakan individu yang unik, namun demikian harus selalu diupayakan agar siswa SMK yang dipersiapkan sebagai tenaga kerja kelas menengah ini lebih siap bersaing didunia kerja.
Hubungan Pengetahuan Mahasiswa Dalam Pengolahan Limbah Kain Batik Menjadi Asesoris Fashion Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar -Butar; Nurlaila Nurlaila; Olivia Feby Mon Harahap; Fitri Rahma Handayani; Fadillah Fadillah; Maysaroh Maysaroh; Yulia Astuti; Rizki Aninda Muda
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 3 No. 2 (2021): JPDK
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v3i2.11885

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain menjadi asesoris fashion. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Aufa Royhan Pada Mahasiswa Pendidikan Vokasional Desain Fashion. Penelitian ini dilaksankan pada 18 Oktober sampai 03 Nopember 2021. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan survey lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Pendidikan Vokasional Desain Fashion sebanyak 16 orang Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis koelasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa hubungan antara pengetahuan pengolahan limbah dan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain batik menjadi aesoris fashion hasilnya tidak signifikan. Dari hasil analisis korelasi tidak didapat korelasi yang signifikan antara pengetahuan pengolahan limbah kain dengan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain menjadi asesoris fashion adalah sebesar 0,019 jika berdasarkan tabel koefisien korelasi termasuk tingkat hubungan yang sangat rendah. Hal ini menunjukan bahwa hubungan antara pengetahuan pengolahan limbah dan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain menjadi asesoris fashion termasuk tingkat hubungan yang sangat rendah. Hasil penelitian menunjukan para responden yaitu mahasiswa Program Studi Desain Fashion sudah memiliki pengetahuan pengolahan limbah kain tergolong sedang. Sedangkan kemampuan mahasiswa dalam pengolahan limbah kain batik partisipasi siswa dalam pengolahan sudah tergolong baik.. Namun kedua variable ini termasuk tingkat hubungan yang sangat rendah.
PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN TB PARU PADA MUSIM PENGHUJAN SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR DI SMP NEGERI 1 ANGKOLA BARAT Nurul Hidayah Nasution; Olivia Feby Mon Harahap; Raja MP Harahap; Muhammad Thohir Parlindungan; Muhammad Nur; Khairunnisyah Khairunnisyah; Ria Nikayanti; Siti Meiranda Hafsari Ritonga; Lili Ardina; Marniatun Siregar; Mas Delima; Sirina Halawa; Sofiyah Natunnah; Mutiah Dina Nasution
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol 4 No 3 (2022): Vol. 4 No. 3 Desember 2022
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v4i3.913

Abstract

Tuberculosis is an infectious disease caused by the bacterium mycobacterium tuberculosis which spreads through the air and is contracted through saliva splashes when sufferers cough, sneeze, talk and spit in any place. Tuberculosis is still a disease with a high morbidity rate. Therefore, knowledge about Pulmonary Tuberculosis and its prevention is very important as a strategy in breaking the chain of transmission of this disease, especially if it is also supported by a positive and appropriate attitude that will produce healthy behavior, so that it can assist the government in controlling disease transmission. Pulmonary Tuberculosis with maximum. This community service aims to increase youth knowledge about pulmonary TB prevention in the rainy season as an effort to control infectious diseases at Angkola Barat 1 Public Middle School. This community service activity was attended by 30 class IX students. This activity was carried out by delivering counseling materials and installing posters about pulmonary TB at SMP Negeri 1 Angkola Barat. This activity was also interspersed with discussions and questions and answers. The results of this community service activity were received enthusiastically by students. All activity participants stated that this community service was very useful because it could add insight into knowledge related to TB disease and of course affect habits in daily life.
PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA RUMAH PADA PESERTA BLK KOTA PADANGSDIMPUAN Elfi Husnita Hasibuan; Khairunnisa Butar - butar; Nurlaila -; Olivia Feby Mon Harahap
Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa (JPMA) Vol 2 No 3 (2020): Vol. 2 No. 3 Desember 2020
Publisher : Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidipuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/jpma.v2i3.1047

Abstract

Abstract Training on making home clothes is one of the efforts to increase human resources, especially mothers, in this case BLK participants in Padangsidimpuan City. This skill can be used as a filler in spare time and used as a business opportunity that can increase income for household life. The aim of the research is to describe the instructor's activities, learning outcomes and the responses of the trainees. This type of research is quasi-experimental research with a One Shot Case Study design. The training was held in 2 meetings. Data collection methods used are observation and questionnaires. Analysis of instructor activity data used the mean value, learning outcomes and participant responses used percentages. The results of the research on the instructor's activities during the training for making home clothes got a very good mean. Mean Instructor activity at meeting I got 3.76 good category (Good) and meeting II got 4.05 very good category (SB). The learning outcomes of the participants were seen from the process starting from cutting patterns, placing patterns, cutting materials, moving pattern marks, sewing pockets, slits, sides, fitting I and II, was 85% in the Very Good category (SB), while taking measurements, making patterns, sewing the hem, neatness is 70% Good category (B) and the resulting negligee is 50% Good category (B). The results of the participants' response to the negligee making training were 100% very good (SB), participants felt happy, useful, needed further development, the instructor's activities made it easier to make negligee, and on time, the material was easy to understand, which was new. It can be concluded that the instructor's activities as a whole are good, the learning outcomes are good and the response of the trainees is very good. Abstrak Pelatihan pembuatan busana rumah merupakan salah satu upaya peningkatan Sumber Daya Manusia khususnya ibu-ibu dalam hal ini peserta BLK Kota Padangsidimpuan. Keterampilan ini dapat dijadikan sebagai pengisi waktu luang dan dijadikan sebagai peluang usaha yang dapat menambah penghasilan bagi kehidupan rumah tangga. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan aktifitas instruktur, hasil belajar dan repon peserta pelatihan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain One Shot Case Study. Pelatihan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan angket. Analisis data aktifitas instruktur menggunakan nilai mean, hasil belajar serta respon peserta menggunakan persentase. Hasil penelitian aktifitas instruktur selama pelatihan pembuatan busana rumah mendapatkan mean sangat baik. Mean Aktifitas instruktur pertemuan I Mendapatkan 3,76 kategori baik (Baik) dan pertemuan II mendapatkan 4,05 kategori Sangat Baik (SB). Hasil belajar peserta dilihat dari proses mulai dari memotong pola, meletakkan pola, memotong bahan, memindahkan tanda pola, menjahit saku, belahan, sisi, pengepasan I dan II, adalah 85% kategori Sangat Baik (SB), sedangkan mengambil ukuran, membuat pola, menjahit belahan, kerapian adalah 70% kategori Baik (B) dan hasil jadi daster adalah 50% kategori Baik (B). Hasil respon peserta terhadap pelatihan pembuatan daster 100% sangat baik (SB), peserta merasa senang, bermanfaat, perlu dikembangkan lebih lanjut, aktivitas instruktur mempermudah pembuatan daster, dan tepat waktu, materi mudah dipahami, merupakan hal baru. Dapat disimpulkan bahwa aktifitas instruktur secara keseluruhan adalah baik, hasil belajar baik dan respon peserta pelatihan sangat baik.