Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN COCONUT OIL TERHADAP RUAM POPOK BAYI DI POSKESDES JADIBATA JUHAR TAHUN 2022 Marliani Marliani; Kristina Melina Siringo-ringo; Imran Surbakti; Rosmelina Buulolo; Lewi Hernir Sitompul; Diana Viranti Surbakti
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 5 (2022): PERAN PERGURUAN TINGGI DAN DUNIA USAHA DALAM AKSELERASI PEMULIHAN DAMPAK PANDEMI
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37695/pkmcsr.v5i0.1833

Abstract

LATAR BELAKANG Berdasarkan data yang didapat prevalensi iritasi kulit (ruam popok) pada bayi cukup tinggi yaitu 25% dari 6.840.507 bayi yang lahir di dunia kebanyakan menderita iritasi kulit (ruam popok ) akibat penggunaan popok. Angka terbanyak di temukan pada bayi usia 6-12 bulan. John Mersch, MD, FAAP menyebutkan bahwa 10-20% diaper dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak prevalensi pada bayi berkisar anatara 7-35%, dengan angka terbanyak pada bulan usia 9-12 bulan (Ramba, Hardin, La & Nurbaya, Siti, 2019). Angka ruam popok pada bayi yang menggunakan popok meningkatkan dari 7,1% hingga 61%. Pengabdian masyarakat di Inggris menemukan 25% dari 12.000 bayi mengalami ruam popok. TUJUAN pengabdian masyarakat menegenai pemanfaat coconut oil sebagai bahan kosmestik menjukkan bahawa coconut oil bagus untuk kulit dan untuk mengetahui pengaruh pemberian coconut oil terhadap ruam popok bayi. METODE yang dilakukan ada beberapa yaitu mengkaji keadaan prevelensi, pengembangan,peningkatan,penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan serta monitoring dan evaluasi partisipatif yang dilakukan. HASIL diperolah bayi yang mengalami ruam popok berdasarkan usia dapat dilihat bahwa pada kelompok kontrol terdapat 11 bayi yang mengalami ruam popok di bulan april-mai 2022 adalah usia < 6 bulan sebanyak 4 bayi (36,4%) dan bayi yang diusia 7-12 sebanyak 3 bayi (27,2%) dan bayi diusian >1 tahun sebanyak 4 bayi ((36,4%).