Endah Damaryanti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KEDALAMAN KURVA SPEE DENGAN TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI BERDASARKAN PEER ASSESSMENT RATING (PAR) INDEX: Indonesia Neny Roeswahjuni; Endah Damaryanti; Sari Kurniawati; Gabriela Stephanie Sumar
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2022.006.02.1

Abstract

Latar Belakang: Maloklusi merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup besar.Kurva spee yang datar merupakan salah satu syarat dari 6 kunci oklusi normal menurut Lawrence FAndrews dan kondisi maloklusi dapat dievaluasi dengan menggunakan indeks PAR. Tujuan: Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan kedalaman kurva spee dengan tingkat keparahan maloklusiberdasarkan indeks Peer Assessment Rating (PAR). Metode: Penelitian yang dilakukan merupakan jenispenelitian analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan dalampenelitian ini adalah 49 model studi rahang atas dan rahang bawah mahasiswa preklinik FakultasKedokteran Gigi Universitas Brawijaya. Model studi yang dipilih adalah model studi dengan gigi permanenlengkap hingga molar kedua, kondisi model studi tidak pecah, retak, dan porus, dan tidak sedangmelakukan perawatan ortodonti saat dilakukan pencetakan model studi. Pengukuran dilakukan denganmembandingkan hasil kedalaman kurva spee dengan tingkat keparahan maloklusi berdasarkan indeks PAR.Hasil pengukuran kemudian dianalisa dengan menggunakan uji normalitas Saphiro Wilk, kemudiandilanjutkan dengan uji homogenitas Levene’s Test, dan uji korelasi Pearson, setelah itu dilakukan ujipengaruh dengan menggunakan uji regresi. Hasil: Hasil analisa data menggunakan uji korelasi pearsonterdapat korelasi yang positif,antara kedalaman kurva spee dengan tingkat keparahan maloklusiberdasarkan indeks Peer Assessment Rating dengan hasil sig<0.05. Didapatkan juga r hitung yang positif(r=0.606) artinya semakin tinggi kedalaman kurva spee maka indeks PAR juga semakin tinggi yangmenunjukkan maloklusi yang semakin parah. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kedalaman kurvaspee dengan tingkat keparahan maloklusi berdasarkan in Peer Asessment Rating (PAR). Kata Kunci: kurva spee, indeks Peer Asessment Rating, dan Maloklusi
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN, PENGETAHUAN DAN KEPUASAN PELAYANAN PASIEN ORTODONTI CEKAT SELAMA PANDEMI COVID-19 DITINJAU DARI FAKTOR SOSIODEMOGRAFI Praharsini, Annisa Olga; Endah Damaryanti
E-Prodenta Journal of Dentistry Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi UB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.eprodenta.2023.007.02.6

Abstract

Latar Belakang: Covid-19 menular melalui aerosol atau droplet orang yang terinfeksi, terlebih lagi pada perawatan gigi yang menghasilkan aerosol dalam pelaksanaannya. Pencegahan penyebaran Covid-19 di klinik gigi bisa dilakukan dengan upaya pencegahan diri yang terbentuk dari pengetahuan yang baik. Pasien juga cenderung merasa cemas karena berbagai resiko infeksi di klinik gigi, sehingga dibutuhkan suatu prosedur pencegahan. Kualitas layanan yang diberikan harus diukur melalui tingkat kepuasan pasien. Pengetahuan, kecemasan dan kepuasan pasien menjadi faktor yang saling berhubungan sebagai pertimbangan pasien untuk melakukan kontrol rutin saat pandemi. Tujuan: Mengetahui deskripsi dan menganalisis tingkat kecemasan, pengetahuan dan kepuasan pasien pengguna ortodonti cekat selama pandemi Covid-19. Metode: Penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. 153 sampel dipilih dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan uji univariat dan bivariat komparatif menggunakan Mann-Whitney atau Kruskal-Wallis serta Chi-Square. Hasil: Uji Chi-Square menunjukkan nilai p= 0,819 atau tidak terdapat perbedaan berarti terkait perasaan terhadap pandemi berdasarkan kesediaan menghadiri janji temu. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan berarti terkait kecemasan terhadap pandemi dengan nilai p= 0,359, dan kecemasan terhadap dampak pandemi bagi perawatan ortodonti dengan nilai p= 0,413, ditinjau dari kesediaan menghadiri janji temu. 90,2% pasien memiliki pengetahuan baik dan 97,4% pasien merasa puas dengan pelayanan klinik gigi selama pandemi. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna tingkat kecemasan ditinjau dari kesediaan mengunjungi klinik gigi selama pandemi. Semakin dewasa usia pasien, semakin baik tingkat pengetahuannya, dan tidak terdapat perbedaan pengetahuan jika ditinjau dari jenis kelamin dan tempat tinggal. Pasien merasa puas atas pelayanan klinik gigi selama pandemi.