Atjo Wahyu
FKM Universitas Hasanuddin

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN PROSEDUR DAN PENGETAHUAN K3 TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA: Implementation of OHS Procedure and Knowledge on Work Accidents at PT. Indonesian Ship Industry A. Syalsa Rizkyah Imasya Putri; Atjo Wahyu; Yahya Thamrin
Hasanuddin Journal of Public Health Vol. 2 No. 2: JUNE 2021
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/hjph.v2i2.13017

Abstract

Pada galangan kapal terdapat sangat banyak risiko bahaya yang bisa mengakibatkan kecelakaan kerja. Kecelakaan dipengaruhi oleh sangat faktor seperti kerja aman, penggunaan alat pelindung diri, serta pelatihan dan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan prosedur kerja aman, penggunaan APD, pelatihan dan pengetahuan K3 terhadap kejadian kecelakaan kerja pada pekerja di bagian produksi di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode cross sectional. Penelitian dilakukan di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) Makassar pada bulan Januari 2020. Teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 60 orang. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur (p=0,898), masa kerja (p=1,000), penggunaan APD (p=1,000), dan pelatihan K3 (p=0,139) dengan kejadian kecelakaan kerja. Terdapat hubungan antara pendidikan (p=0,004), prosedur kerja aman (p=0,002), dan pengetahuan K3 (p=0,006) dengan kejadian kecelakaan kerja. Penelitian ini menyarankan untuk memperhatikan penerapan prosedur kerja aman di tempat kerja, memberikan dan memperhatikan penggunaan APD pada pekerja, dan memberikan pelatihan K3 pada pekerja.
HUBUNGAN POSTUR KERJA DAN MASA KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGEMUDI BUS: Relationship Between Work Posture and Working Period to Musculoskeletal Disorders Through Fatigue Among Driver Sheren Maria Birgita Danur; Atjo Wahyu; Yahya Thamrin
Hasanuddin Journal of Public Health Vol. 3 No. 2: JUNE 2022
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/hjph.v3i2.21894

Abstract

Keluhan musculoskeletal disorders adalah kumpulan rasa sakit pada otot, saraf, tendon, ligament dan lain-lain. Faktor risiko keluhan musculoskeletal disorders dapat berasal dari faktor individu seperti umur, jenis kelamin, indeks masa tubuh serta masa kerja dan faktor biomekanik seperti postur kerja, beban kerja, durasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan postur kerja dan masa kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders melalui kelelahan pada pengemudi bus di Terminal Regional Daya. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah 514 pengemudi di Terminal Regional Daya dengan jumlah sampel 84 pengemudi bus. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simple random sampling. Adapun data dianalisis menggunakan SPSS secara univariat dan bivariat serta secara multivariat menggunakan AMOS dengan melihat nilai p-value. Hasil penelitian menunjukkan postur kerja memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders (p=0,024) dan kelelahan kerja (p=0,000). Masa kerja tidak memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders (p=0,714) tetapi memiliki hubungan dengan kelelahan kerja (p=0,045). Kelelahan kerja tidak memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders (p=0,953). Postur kerja memiliki pengaruh terhadap keluhan musculoskeletal disorders melalui kelelahan kerja dengan nilai 0,42 dan 0,007. Masa kerja memiliki pengaruh terhadap keluhan musculoskeletal disorders dengan nilai 0,20 dan 0,007. Kesimpulan: Postur kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan keluhan musculoskeletal disorders, masa kerja dan postur kerja memiliki hubungan dengan kelelahan kerja, kelelahan kerja tidak memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders. Perlunya pencegahan kelelahan kerja dan keluhan musculoskeletal disorders lebih dari perusahaan otobus serta pengemudi sendiri.
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN APD DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN PETANI DI KELURAHAN KACA: The Relationship of Knowledge About the Use of PPE with View Disorders of Farmers, in Kaca Subdistrict Tina Gelati Putri; Atjo Wahyu; Awaluddin Awaluddin
Hasanuddin Journal of Public Health Vol. 3 No. 2: JUNE 2022
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/hjph.v3i2.21971

Abstract

Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bergerak di bidang pertanian. Pertanian merupakan salah satu bidang yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Permasalahan yang sangat potensial dalam hal keberhasilan panen adalah hama, pemberantasan hama dilakukan menggunakan pestisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada wajah dengan gangguan penglihatan terhadap petani di Kelurahan Kaca, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng.  Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan teknik analisis jalur (path analysis). Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei-Juni 2022. Penarikan sampel secara Simple Random Sampling dengan 85 responden. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner dan kartu Snellen Chart. Data dianalisis secara bivariat dengan uji chi- square dan multivariat dilakukan dengan Path Analysis menggunakan AMOS (Analysis Moment of Structural). Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dengan penggunaan alat pelindung diri pada wajah p=0,000<0,05. Pengetahuan dengan gangguan penglihatan p=0,000<0,05. Penggunaan alat pelindung diri pada wajah dengan gangguan penglihatan p=0,252>0,05. Pengetahuan berhubungan dengan penggunaan APD, pengetahuan berhubungan dengan gangguan penglihatan, dan penggunaan APD tidak berhubungan dengan gangguan penglihatan. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat dikembangkan lagi dengan rancangan penelitian yang berbeda untuk mengetahui permasalahn yang lebih mendalam berkaitan dengan faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri pada wajah.
PENGARUH SIKAP KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA OPERATOR TERMINAL PETIKEMAS MAKASSAR: The effect of Work Attitude on Work Fatigue on Makassar Container Terminal Operators Cristiyanti Cristiyanti; Atjo Wahyu; Masyita Muis
Hasanuddin Journal of Public Health Vol. 3 No. 2: JUNE 2022
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30597/hjph.v3i2.21972

Abstract

Kelelahan berasal dari kata kelelahan (fatigue) adalah suatu perasaan bersifat subjektif dimana kondisi melemahnya atau menurunnya efisiensi, performa kerja dan berkurangnya kekuatan fisik untuk melanjutkan kegiatan yang harus dikerjakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap kerja terhadap kelelahan kerja melalui nyeri punggung bawah pada operator container crane dan rubber tyred gantry Terminal Petikemas Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu exhaustive sampling yang menggunakan jumlah populasi sebagai sampel yang akan diteliti sebanyak 52 operator. Data dianalisis menggunakan SPSS (univariat dan bivariat) dan AMOS (multivariat) dengan melihat nilai p- value. Hasil penelitian uji chi-square menunjukkan ada pengaruh antara sikap kerja dengan kelelahan kerja (p=0,000) dan keluhan nyeri punggung bawah (p=0,005) dan tidak ada pengaruh antara keluhan nyeri punggung bawah dengan kelelahan kerja (p=0,095). Hasil penelitian uji path analysis, sikap kerja memiliki pengaruh langsung terhadap kelelahan kerja (p=0,000) dengan besar kontribusi nilai estimate yaitu 0,621. Sikap kerja tidak memiliki pengaruh langsung terhadap nyeri punggung bawah (p=0,057) dengan besar kontribusi nilai estimate yaitu 0,258 dan nyeri punggung bawah memiliki pengaruh langsung terhadap kelelahan kerja (p=0,002) dengan besar kontribusi nilai estimate yaitu 0,293. Ada pengaruh langsung antara sikap kerja dengan kelelahan kerja tanpa melalui nyeri punggung bawah, tidak ada pengaruh langsung sikap kerja terhadap nyeri punggung bawah dan ada pengaruh langsung antara nyeri punggung bawah terhadap kelelahan kerja. Perlunya memodifikasi stasiun kerja (penggantian tempat duduk,sabuk pengaman) operator agar dapat bekerja dengan sikap kerja ergonomi dan mencegah nyeri punggung bawah dan kelelahan otot.