Deka Bagus Binarsa
Universitas Muhammadiyah Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DNA Methylation from Bloodstain as a Forensic Age Estimation Method Ahmad Yudianto; Masniari Novita; Muhammad Afiful Jauhani; Deka Bagus Binarsa
Majalah Kedokteran Bandung Vol 52, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.229 KB) | DOI: 10.15395/mkb.v52n1.1863

Abstract

Forensic identification is an effort to help law enforcement officers to reveal a person's identity. Personal identity is often a problem in criminal and civil cases as well as  cases related to death without identity and mass disasters. Age estimation is very important in forensic identification. DNA methylation is a potential epigenetic modification for age estimation because the aging process of DNA resembles the developments regulated in processes that are tightly controlled by specific epigenetic modifications. In most cases of violent crime, bloodstains can be found at the crime scene. Bloodstain may come from victims, perpetrators of crime, or both. Bloodstain can be used to scientifically reveal the correlation between DNA methylation from bloodstain and the age of unknown person. This study aimed to determine the correlation betweeen DNA methylation from bloodstain and a person's age. The study was conducted at the Institute of Tropical Disease of Universitas Airlangga from July to October 2019 using the analytic observational approach on 10 samples consisting of 5 male and 5 female samples. It was discovered that the correlation coefficient between DNA methylation and age in male subjects was 0.888 with a significance value of 0.04 and 0.834 in female subjects with a significance value of 0.079. In conclusion, there is a significant correlation between percent methylation and age in male subjects. However, this correlation is not statistically significant in female subjects. Metilasi DNA pada Bercak Darah sebagai Metode Forensik untuk Perkiraan UmurIdentifikasi dalam bidang kedokteran forensik adalah upaya untuk membantu penegak hukum dalam menentukan identitas seseorang. Identitas personal sering menjadi masalah dalam kasus pidana, kasus perdata, kematian tanpa identitas, dan bencana massal. Estimasi umur sangat penting dalam identifikasi forensik. Metilasi DNA merupakan suatu modifikasi epigenetik yang potensial untuk memperkirakan umur. Hal ini dikarenakan, DNA pada individu yang mengalami penuaan menyerupai perkembangan yang diatur dalam proses yang dikontrol ketat oleh modifikasi epigenetik khusus. Pada kebanyakan kasus kriminal dengan tindak kekerasan, bercak darah dapat ditemukan pada tempat kejadian perkara. Bercak darah tersebut mungkin berasal dari korban, pelaku kejahatan, atau bahkan dari keduanya. Bercak darah dapat digunakan untuk membantu mengungkap peristiwa tersebut secara ilmiah Sejauh ini korelasi metilasi DNA dari bercak darah dengan umur seseorang belum banyak diketahui. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi metilasi DNA dari bercak darah dengan umur seseorang. Penelitian dilakukan di Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga periode Juli sampai Oktober 2019. Metode penelitian yang digunakan observasional analitik yang dilakukan pada 10 sampel dengan rincian 5 sampel pria dan 5 sampel wanita. Hasil penelitian, korelasi metilasi DNA dengan umur pada subyek laki-laki didapatkan nilai r adalah 0.888 dengan nilai signifikansi 0.04 dan pada subyek perempuan didapatkan r adalah 0.834 dengan nilai signifikansi 0.079. Simpulan, ditemukan korelasi signifikan antara persen metilasi dengan umur pada laki-laki, sedangkan pada perempuan tidak terdapat korelasi yang signifikan secara statistik.
Upaya Preventif Insiden Penyakit Akibat Kerja Pada Perusahaan Industri Baterai Naely Rahma; Deka Bagus Binarsa; Andri Catur Jatmiko
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal Vol. 3 No. 2 (2022): Oktober
Publisher : Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37148/comphijournal.v3i2.105

Abstract

The issue of Occupational Safety and Health (K3) in general in Indonesia is still often neglected. Occupational disease is an important concern because it appears in the long term so that disease prevention efforts must be carried out. Indonesia is a major player in the nickel-based industry in the world. Indonesia has several battery factories that have been running for a long time with nickel as raw material. This study aims to understand the efforts to prevent occupational diseases in the battery industry. This research is a systematic review of articles obtained through manual search engines from Google Scholars, Proquest, PubMed, Research Gate and has been published nationally and internationally in 2015-2020 and obtained from 30 scientific articles. Diseases caused by Employment is still a major problem in various industrial fields. The causative factors are also of various kinds due to environmental factors, biology, ergonomics, or from worker factors. There are several preventive measures that can be adjusted to the possibility of occupational diseases that may arise. Nickel is the raw material for making batteries. Workers in the battery industry can experience occupational diseases, including: allergic contact dermatitis, bacterial conjunctivitis, noise-induced hearing loss, Low Back Pain and Carpal tunnel syndrome. Some of the prevention efforts that can be done include: using personal protective equipment, detecting workers who have a history of DKA, maintaining cleanliness and cleanliness of the work environment, using furniture that is in accordance with ergonomic standards and not lifting heavy loads, reducing repetitive stresses. movement and regular exercise.
Hubungan Skor Paparan Faktor Risiko dengan Metode Quick Exposure Terhadap Keluhan LBP Pada PengrajinKeramik Rizqullah, Muhammad Daffa Ramadhani; Binarsa, Deka Bagus; Arofah, Annisa Nurul
World Health Digital Journal Vol. 1 No. 2 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/wolgitj.v1i2.12

Abstract

Sektor manufaktur ialah bagian penting dari perekonomian Indonesia. Sektor industri di Indonesia masih cenderung terfokus pada industri pengolahan. Industri pengolahan tetap menjadi fokus utama sektor industri Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hasil skor paparan faktor risiko dengan metode Quick Exposure Checklist (QEC) terhadap keluhan low back pain pada pengrajin keramik di sektor industri Kampung Keramik Dinoyo Malang. Metode penelitian studi cross sectional, dengan teknik statistik univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari total responden, 10 orang (58,8%) mengalami keluhan LBP, sementara 7 orang (41,2%) tidak mengalami keluhan LBP. Berdasarkan hasil paparan risiko dengan metode QEC, tidak ada responden yang berada dalam kategori "acceptable" (dapat diterima). Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paparan faktor risiko (berdasarkan QEC) dan keluhan LBP. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,493 dengan p-value 0,044 menunjukkan bahwa hubungan ini signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05). Temuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara paparan faktor risiko dan keluhan LBP, yaitu semakin besar paparan terhadap risiko ergonomis, semakin tinggi kemungkinan seseorang mengalami keluhan LBP. Penelitian ini menegaskan pentingnya penerapan prinsip ergonomis dalam lingkungan kerja untuk mengurangi risiko LBP.