Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemberdayaan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Melalui Pembelajaran SKIA (Syarat Kecakapan Ibadah Amaliyah) Dengan Metode BCM (Bermain, Cerita Dan Menyanyi) Di Dusun Kopang Kebun, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember Ratri Kurnia Pratiwi; Umah Amrela
Al-Ijtimā': Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/aijpkm.v3i1.54

Abstract

Pembelajaran Al-Qur’an merupakan pedoman umat islam di dunia dan di wajibkan bagi umat islam untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid sekaligus untuk meningkatkan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial yang dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan psikomotor anak agar dapat berubah kearah yang lebih baik.[1] TPQ sejatinya hadir untuk membekali karakter anak didik dengan akhlak mulia. Dengan problem yang begitu kompleks, fungsi TPQ di era kekinian tentu juga harus kompleks. Dengan fungsi yang semakin kompleks tentu penting kiranya membangun paradigma pengelolaan TPQ agar semakin integratif. Sehingga fungsi-fungsi TPQ dapat terus terwujud sesuai dengan harapan dan tantangan zaman dan anak-anak sebagai sasaran pendidikan TPQ dapat terakomodir dengan baik. Hasil pemberdayaan Komuntas Alumni Madrasah Assobri 2 di TPQ melalui pembelajaran SKIA dengan metode BCM dan Asset Based Community Development (ABCD) dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan dalam meningkatkan kualitas SDM Alumni Madrasah Assobri 2 dalam mengajarkan pembelajaran pada santri TPQ tidak akan berhasil jika tidak ada kerjasama dan partisipasi aktif dari subjek pendampingan, asosiasi-asosiasi dan institusi yang berkaitan serta para donatur yang telah menyumbang dengan ikhlas untuk pelaksanaan program ini di Komuntas Alumni Madrasah Assobri 2. Pelaksanaan pemberdayaan berjalan dengan optimal karena pemberdayaan ini menghasilkan pengembangan kualitas asset SDM Alumi (Ustad/Ustadzah) pada aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran SKIA dengan metode BCM (Bermain Cerita Menyanyi). [1] Ma’mun, M. A. (2018). Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Jurnal pendidikan islam, 4(1), 2-10.
Pemberdayaan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ) Melalui Pembelajaran SKIA (Syarat Kecakapan Ibadah Amaliyah) Dengan Metode BCM (Bermain, Cerita Dan Menyanyi) Di Dusun Kopang Kebun, Desa Kemuning Lor, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember Ratri Kurnia Pratiwi; Umah Amrela
Al-Ijtimā': Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Oktober
Publisher : Lembaga Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP3M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/aijpkm.v3i1.54

Abstract

Pembelajaran Al-Qur’an merupakan pedoman umat islam di dunia dan di wajibkan bagi umat islam untuk belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid sekaligus untuk meningkatkan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial yang dapat mempengaruhi kognitif, afektif, dan psikomotor anak agar dapat berubah kearah yang lebih baik.[1] TPQ sejatinya hadir untuk membekali karakter anak didik dengan akhlak mulia. Dengan problem yang begitu kompleks, fungsi TPQ di era kekinian tentu juga harus kompleks. Dengan fungsi yang semakin kompleks tentu penting kiranya membangun paradigma pengelolaan TPQ agar semakin integratif. Sehingga fungsi-fungsi TPQ dapat terus terwujud sesuai dengan harapan dan tantangan zaman dan anak-anak sebagai sasaran pendidikan TPQ dapat terakomodir dengan baik. Hasil pemberdayaan Komuntas Alumni Madrasah Assobri 2 di TPQ melalui pembelajaran SKIA dengan metode BCM dan Asset Based Community Development (ABCD) dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan dalam meningkatkan kualitas SDM Alumni Madrasah Assobri 2 dalam mengajarkan pembelajaran pada santri TPQ tidak akan berhasil jika tidak ada kerjasama dan partisipasi aktif dari subjek pendampingan, asosiasi-asosiasi dan institusi yang berkaitan serta para donatur yang telah menyumbang dengan ikhlas untuk pelaksanaan program ini di Komuntas Alumni Madrasah Assobri 2. Pelaksanaan pemberdayaan berjalan dengan optimal karena pemberdayaan ini menghasilkan pengembangan kualitas asset SDM Alumi (Ustad/Ustadzah) pada aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran SKIA dengan metode BCM (Bermain Cerita Menyanyi). [1] Ma’mun, M. A. (2018). Kajian Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an. Jurnal pendidikan islam, 4(1), 2-10.
Development of a Foundation Phase Curriculum based on Multiple Intelligences Integrated with Technology Content and Local Wisdom Akhmad Rudi Masrukhin; Finadatul Wahidah; Umah Amrela; Zety Yusmira
International Journal of Education, Vocational and Social Science Vol. 2 No. 02 (2023): May, International Journal of Education, vocational and Social Science (IJEVSS
Publisher : Cita konsultindo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63922/ijevss.v2i02.536

Abstract

The theory of multiple intelligences was first introduced by Howard Gardner in 1983 in his book Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. This theory proposes that intelligence cannot only be measured by one IQ test but that there are many different types of intelligence. As an educator or parent, it is important to recognize what intelligence is dominant in AUD and provide learning experiences that suit the child's intelligence. This will help AUD develop optimally in various aspects of his intelligence. Curriculum development is a cyclical process that never has a starting point or an endpoint because curriculum development is a process that relies on elements in the curriculum, which include objectives, methods and materials, assessment and feedback. The stages of curriculum development include goal setting, material selection, curriculum writing, curriculum implementation, and evaluation of ongoing implementation. This research was conducted at the Jember Regency PAUD institution. The approach used is qualitative with a case study type of research. The techniques used are observation, interviews and documentation. The results of this research are that curriculum development begins with characteristics analysis and needs analysis. This is done to formulate a vision, mission and goals. Next, strategies are prepared to achieve the goals. Organize the Intracurricular, Extracurricular and P5 PPRA curriculum in the foundation phase curriculum. From organizing the learning, the learning outcomes are described into topics, sub-topics and sub-subtopics. From the results of the translation into sub-topics, learning plans and teaching modules are then prepared. The learning plan that will be implemented will be based on multiple intelligences and integrated with technology content and local wisdom. The final stage is an evaluation carried out reflectively.