Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Uji Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Sedimen Urine Metode Shih-Yung pada Volume Urine 10 mL dan 5 mL Putri Niawaty; Rikarni Rikarni; Dwi Yulia
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 10, No 2 (2021): Online July 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v10i2.1721

Abstract

Microscopic examination of urine sediment using shih-yung system requires 10ml urine volume. Pediatric patients and kidney disease patients with oliguria difficult to get 10mL urine samples, so it needs to be studied to determine the accuracy of results with smaller sample volumes. Objectives: To analyze agreement of urine sediment examination using Shih-yung system in 10 mL and 5 mL urine volume. Methods: This study was a cross-sectional analysis of 37 urine specimens that met inclusion and exclusion criteria at the central laboratory of Dr. M. Djamil Hospital from July to September 2020. Examination of erythrocyte sediment, leukocyte sediment, and non-hyaline cast using Shih-yung system was done in 10 mL and 5 mL urine volume. Data were analyzed using kappa reliability/agreement test and significant if p<0.05. Results: Agreement test of erythrocyte sediment examination using Shih-yung system in 10ml and 5mL urine volume were moderate significantly (κ=0.600; p<0.05), agreement of leukocyte sediment examination were moderate significantly (κ=0.571; p<0.05), and agreement of nonhialin cast examination were substantial significantly (κ=0.767; p<0.05). Conclusion: Agreement test of erythrocyte and leukocyte sediment examination in 10ml and 5mL urine volume is moderate, so 5ml urine volume was not recommended. Manual examination with microscope and difference in urine sample volume causing difference sediment concentration and amount of sediment per microscope field of view.Keywords: Shih-yung,  urine sediment,  urine volume
Analisis Jumlah Trombosit Pada Pasien Terinfeksi Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) Ratih Hasma; Rikarni Rikarni; Dwi Yulia
Majalah Kedokteran Andalas Vol 44, No 5 (2021): Online Oktober 2021
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v44.i5.p316-324.2021

Abstract

Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui jumlah trombosit pada pasien terinfeksi SARS-CoV-2. Metode: Penelitian deskriptif cross sectional terhadap 123 pasien terinfeksi SARS-CoV-2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian dilakukan mulai bulan Juli-September 2020 di Laboratorium Sentral RSUP Dr M Djamil Padang. Pemeriksaan jumlah trombosit dilakukan dengan alat hematologi otomatis metode Hydrodynamic Focusing DC Detection. Pemeriksaan trombosit dilakukan saat awal rawatan. Data jumlah trombosit disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil: Sampel penelitian perempuan (58,5%) lebih banyak daripada laki-laki (41,5%), rerata umur 47,8(15,6) tahun. Rentang umur pasien yaitu 21-82 tahun. Kelompok umur 30-39 dan 50-59 terbanyak yang terinfeksi SARS-CoV-2. Rerata jumlah trombosit 295.154(108.783) /mm3. Trombositopenia ditemukan pada 6 pasien (4,9%), trombositosis pada 17 pasien (13,8%) dan jumlah trombosit normal pada 100 pasien (81,3%). Jumlah kematian dengan trombositopenia sebanyak 1 pasien (16,7%). Jumlah kematian dengan trombosit normal sebanyak 13 pasien (13%). Jumlah kematian dengan trombositosis sebanyak 4 pasien (23,5%). Simpulan: Jumlah trombosit pasien terinfeksi SARS-CoV-2 memperlihatkan trombositopenia 4,9%  dan trombositosis 13,8%.Kata kunci: COVID-19 ; SARS-CoV-2 ; trombosit.
Gambaran Kejadian Fraktur Femur di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2016-2018 Nur Sadia Binti Suhail Ahmad; Rizki Rahmadian; Dwi Yulia
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 1 No 3 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1257.748 KB) | DOI: 10.25077/jikesi.v1i3.82

Abstract

Fraktur adalah kondisi terjadinya dikontinuitas tulang dan atau tulang rawan dan merupakan kasus fraktur terbanyak terjadi pada ekstremitas bawah. Fraktur femur pada usia muda biasanya disebabkan cedera traumatik seperti kecelakaan lalulintas dan pada usia tua disebabkan oleh kondisi patologis. Objektif: Mengetahui gambaran kejadian fraktur femur di RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2016-2018. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling dengan mengambil 256 data dari rekam medis pasien dengan diagnosis fraktur femur sebagai diagnosis primer atau sekunder. Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2016-2018. Hasil: Penelitian ini mendapatkan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih sering mengalami fraktur femur (62.9%). Lokasi fraktur tersering terjadi adalah pada bagian medial shaft (34.0%). Kelompok usia terbanyak mengalami fraktur adalah ≥ 60 tahun (28.1%). Fraktur tertutup lebih sering terjadi (86.3%) dan cedera traumatik merupakan faktor tersering fraktur (72.7%). Penatalaksanaan fraktur yang paling sering dilakukan adalah operatif (72.3%). Simpulan: Fraktur tertutup banyak terjadi dengan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, paling sering mengenai usia ≥ 60 tahun dengan lokasi fraktur tersering pada medial shaft. Cedera traumatik adalah faktor tersering dan penatalaksanaan operatif banyak dilakukan. Kata kunci: fraktur femur, cedera traumatik, kondisi patologis
Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa dan D-dimer pada Pasien Diabetes Tipe 2 Terkontrol Dwi Yulia; Saptino Miro; Zaki Ihsan Kamil
Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia Vol 3 No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jikesi.v3i1.630

Abstract

Latar Belakang: Diabetes Melitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang terjadi karena kelainan kerja insulin, sekresi insulin atau kedua-duanya dengan karakteristik hiperglikemia. Peningkatan kadar glukosa darah puasa (GDP) dan D-dimer dapat ditemukan dalam perjalanan penyakit DM Tipe 2. Objektif: Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar GDP dan D-dimer pada pasien DM tipe 2 terkontrol. Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional menggunakan data sekunder pasien DM tipe 2 yang dilakukan pemeriksaan kadar GDP dan D-dimer. Sampel penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 dengan HbA1c terkontrol (≤ 6.5 %) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. M Ali Hanafiah Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar sebanyak 20 pasien. Waktu penelitian bulan November 2020 – April 2021. Analisis univariat dengan distribusi, persentase dan frekuensi dari masing-masing variabel yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kejadian DM tipe 2 banyak terjadi pada perempuan (60%) dan berdasarkan umur pada rentang umur 46 – 55 tahun (35%). Rerata untuk kadar GDP pasien DM Tipe 2 terkontrol sebesar 118.60±33.014 mg/dL dengan 14 pasien mengalami peningkatan. Rerata untuk kadar D-dimer sebesar 432±205.348 ug/dL dengan 9 pasien mengalami peningkatan. Kesimpulan: Pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 terkontrol didapatkan rerata kadar GDP meningkat dan kadar D-dimer dalam batas normal.
Efek Pemberian Kalsium dan Berjemur Terhadap Kadar D-Dimer pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Sumatera Barat Dwi Yulia; Rikarni Rikarni; Ellyza Nasrul
Health and Medical Journal Vol 5, No 1 (2023): HEME January 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i1.1081

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh berjemur dan pemberian tablet kalsium terhadap kadar D-dimer pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang terkontrol. Berjemur adalah memanfaatkan sarana alam sinar matahari yang tersedia sesuai standar operasional waktu yang terukur, dan pemberian tablet Kalsium 500 mg tiap hari dapat menurunkan kadar D-dimer yang berisiko terjadinya obstruksi pada pembuluh darah dan berpotensi munculnya kerusakan endotel pembuluh darah. Dengan menggunakan faktor alam terapi berjemur dapat membantu memperbaiki penyakit dan merencanakan terapi. Metode: Rancangan penelitian ini adalah studi kohort prospektif dengan jumlah sampel sebanyak 20 data pasien yang terdiagnosis sebagai penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUD Prof Dr. Ali Hanafiah SM Batusangkar selama periode 2019-2020.  Data yang dianalisis adalah kadar D-dimer sebelum dilakukan perlakuan berjemur dengan waktu yang terukur, serta pemberian tablet kalsium sebagai suplemen yang dapat mempengaruhi proses koagulasi dalam pembuluh darah. Kasus Diabetes mellitus tipe 2 dipilih kasus Diabetes yang terkontrol dengan pemeriksaan HBA1c dibawah 6.5%. Selajutnya, setelah dilakukan proses berjemur dan pemberian suplemen Kalsium selama 1 bulan, dilakukan kembali pemeriksaan D-dimer. Analisis data penelitian dilakukan pada derajat kepercayaan 95% CI (α=0.05), apabila hasil yang didapatkan diperoleh nilai p<0.05 maka terdapat hubungan yang bermakna. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan program SPSS 25. Hasil: Dua puluh pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dilakukan pemerisaan D-dimer didapatkan rerata d-dimer  582 ±806 ng/mL. Selanjutnya dilakukan perlakuan berjemur sesuai protokol berjemur selama 30 hari dan pemberian suplemen tablet kalsium 500 mg, setelah itu dilakukan kembali pemeriksaan kadar D-dimer, didapatkan rerata   d-dimer 401 ±390  ng/mL Terdapat kecenderungan penurunan kadar D-dimer setelah perlakuan berjemur dan pemberian tablet kalsium dengan hubungan yang bermakna antara kadar D-dimer sebelum dan sesudah perlakuan berjemur dan pemberian tablet kalsium pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2. Simpulan: Pada penelitian ini ditemukan penurunan kadar D-dimer pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 setelah dilakukan perlakuan berjemur dan pemberian tablet kalsium. Namun, tidak diketahui apakah peran kombinasi berjemur dengan pemberian tablet kalsium atau ada peran dari masing masing variabel.
Perbedaan Rerata Indeks Fibrosis-4 Antara Manifestasi Klinis Berat Dan Kritis Pada Pasien COVID-19. Umar Syarif; Ellyza Nasrul; Dwi Yulia
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 4 (2023): Online Juli 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i4.p680-685.2023

Abstract

Latar Belakang: Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular baru yang disebabkan SARS-CoV-2. Indeks Fibrosis-4 (FIB-4) saat ini digunakan sebagai prediktor awal menilai derajat berat dan perburukan COVID-19. Tujuan: Mengetahui perbedaan rerata indeks FIB-4 antara manifestasi klinis berat dan kritis pada pasien COVID-19. Metode: Penelitian analitik dengan rancangan potong lintang dilakukan terhadap 100 pasien COVID-19 dengan manifestasi klinis berat dan kritis di   RSUP Dr. M. Djamil Padang sejak Juli 2022 hingga Februari 2023. Indeks FIB-4  dihitung dengan rumus umur × SGOT dibagi jumlah trombosit × √SGPT. Data dianalisis dengan uji T tidak berpasangan, bermakna jika p <0,05. Hasil: Subjek penelitian sebagian besar laki-laki (62%). Rerata umur subjek penelitian 57 tahun, rentang 38-80 tahun. Rerata indeks FIB-4  seluruh subjek penelitian 4,24 (1,72-8,66). Rerata indeks FIB-4 dengan manifestasi klinis berat 2,83 dan manifestasi klinis kritis 5,65 bermakna (p=0,001). Pembahasan: Terdapat peningkatan indeks FIB-4 yang lebih tinggi pada pasien manifestasi klinis kritis dibandingkan dengan manifestasi klinis  berat, sehingga pasien dengan manifestasi klinis kritis sudah terjadi fibrosis hati. Keterbatasan pada penelitian ini adalah tidak dilakukannya fibroscan sebagai konfirmasi fibrosis hati. Simpulan:Terdapat peningkatan indeks FIB-4 yang lebih tinggi pada manifestasi klinis kritis dibandingkan dengan manifestasi klinis berat pada pasien COVID-19. 
Korelasi Mean Platelet Volume dengan Child-Pugh Score pada Pasien Sirosis Hepatis Stadium Dekompensata Fhany El Shara; Ellyza Nasrul; Dwi Yulia
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 4 (2023): Online Juli 2023
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i4.p633-638.2023

Abstract

Tujuan : Sirosis hepatis stadium dekompensata memiliki angka ketahanan hidup yang lebih rendah. Child-Pugh Score secara klinis banyak digunakan untuk menentukan derajat penyakit sirosis hepatis. Relevansi nilai mean platelet volume (MPV) dengan Child-Pugh Score menggambarkan kondisi inflamasi kronis pada sirosis hepatis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi nilai MPV dengan Child-Pugh Score pada pasien sirosis hepatis stadium dekompensata; Metode : Penelitian analitik dengan pendekatan retrospektif dilakukan terhadap 54 pasien sirosis hepatis stadium dekompensata dengan etiologi infeksi virus hepatitis B dan C di RSUP Dr. M. Djamil Padang sejak Mei hingga Agustus 2022. Nilai MPV dan Child-Pugh Score diperoleh dari observasi data rekam medis. Data dianalisis dengan uji korelasi Spearman, bermakna jika p<0,05; Hasil : Subjek penelitian sebagian besar laki-laki (75,9%) dengan rerata usia 53,3 (10,87) tahun. Rerata nilai MPV didapatkan 10,49 (0,13) fL. Median Child-Pugh Score adalah 11 (7–15). Uji korelasi Spearman menunjukkan terdapat korelasi positif lemah antara nilai MPV dengan Child-Pugh Score (r=0,29) dan bermakna secara statistik (p=0,03); Kesimpulan : Terdapat korelasi positif lemah antara nilai MPV dengan Child-Pugh Score pada pasien sirosis hepatis stadium dekompensata di RSUP Dr. M. Djamil Padang
The Ovarian Cancer Clinical Aspects and at least Two Tumor Markers for Diagnosis Laboratory Examination Dwi Yulia; Osman Sianipar Sianipar
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol. 30 No. 1 (2023)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v30i1.2114

Abstract

Ovarian cancer is one of the gynecological malignancies with a bad outcome. Epidemiologically, it is the fifth cause of death in females worldwide. Patients have various complaints, and examinations available for early detection are inadequate, causing high mortality rates and late diagnosis. Prepare a more appropriate examination to establish an earlier diagnosis, especially in females with risk factors requiring screening. Laboratory examinations combined with other supporting examinations can provide better results to confirm the diagnosis of ovarian cancer and lower the morbidity rate. Knowing the updated examination to support the diagnosis, such as examination of ovarian cancer biological markers specific to HE4, CA-125, CEA, CA 19-9. A combination of examinations is needed for early detection of ovarian cancer.
PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19 MELALUI PEMBUATAN ALAT PELINDUNG DIRI DAN PEMBAGIAN 1000 MASKER Dwi Yulia; Muhammad Irfan Jamil; Asri Rahmayelita; Rana Afifah; Nadya Cahyu Ningsih; Annisa Aaliyah Zahra; Annisa Purnamasari; Nurul Afifah; Muhammad Davin Putra R; Nadhirah Aulia Navis
BULETIN ILMIAH NAGARI MEMBANGUN Vol. 3 No. 3 (2020)
Publisher : LPPM (Institute for Research and Community Services) Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/bina.v3i3.245

Abstract

Covid-19 spreads rapidly and needs to be broken off the transmission chain not to become infected in humans. An effective way of staying at home is by adopting a clean and healthy lifestyle, avoiding contact with sufferers, wearing a mask if you have to be outside the house, avoiding crowds and maintaining physical distance, coughing and sneezing etiquette. This activity aims to break the chain of transmission of Covid-19 and increase small businesses' income in making masks. This activity is carried out in several places: a nursing home in West Sumatra, an orphanage in the city of Padang, a mosque in Sungayang Batu Sangkar. Furthermore, it was also carried out at RSIA Sayang Ibu and Harapan Ibunda Hospital Batu Sangkar. The method used is community empowerment in making masks. The results of the activities obtained were: making 1000 masks by empowering the tailoring business. Meanwhile, the manufacture of face shields is carried out by health workers. Furthermore, the masks were distributed to several nursing homes in West Sumatra, orphanages in the city of Padang, mosques in Sungayang Batu Sangkar. Meanwhile, the distribution of personal protective equipment in face shields and hazmat suits was handed over to RSIA Sayang Ibu and Harapan Ibunda Hospital Batu Sangkar. The distribution of personal protective equipment also carried out an educational program about Covid-19 to the public via radio, streamed on SIPP FM. Implementing this activity can be realized by carrying out practical activities by proving that students and lecturers of the Faculty of Medicine Unand can take part even under challenging conditions during this pandemic.