Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Hubungan Tingkat Osteoporosis Berdasarkan Indeks Singh dan Fraktur Leher Femur Akibat Low Energy Trauma di Beberapa Rumah Sakit di Padang Tahun 2016-2018 Wulandari Taradita; Rizki Rahmadian; Roni Eka Sahputra
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i2.806

Abstract

Osteoporosis merupakan penurunan kepadatan tulang dan kerusakan mikro-arsitektur tulang yang menyebabkan tulang menjadi rapuh sehingga seringkali baru disadari apabila telah terjadi perubahan bentuk tulang ataupun fraktur, terutama fraktur leher femur dan panggul karena trauma.Indeks Singh adalah suatu metode untuk menilai osteoporosis menggunakan pola trabekula tulang di femur proksimal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat osteoporosis berdasarkan Indeks Singh dan fraktur leher femur akibat low energy trauma di beberapa Rumah Sakit di Padang tahun 2016-2018. Penelitian ini merupakan analitik dengan desain cross sectional. Sampel berupa 22 foto polos pelvis (x-ray) pasien dari bagian rekam medis Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang dan RST Dr. Reksodiwiryo Padang dari Januari 2016 sampai April 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraktur leher femur karena low energy trauma didominasi oleh perempuan (72,7%) dan usia diatas 70 tahun (45,5%). Tingkat osteoporosis berdasarkan indeks Singh terbanyak pada grade A (40,9%) dan mayoritas fraktur leher femur pada klasifikasi Garden tipe 4 (77,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat osteoporosis berdasarkan indeks Singh dengan fraktur leher femur akibat low energy trauma (p = 0,483).
Ekspresi Gen Tissue Inhibitor Metalloproteinase-1 Pada Sel Sinoviosit Osteoartritis Grade IV Setelah Pemberian Diacerein Vivi Sofia; Hirowati Ali; Rizki Rahmadian; Fitri Amita
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i1.775

Abstract

Disease Modifying Osteoarthritis Drugs (DMOADs) merupakan agen yang dapat mencegah, menghambat perkembangan atau mengembalikan perubahan morfologi pada penderita osteoarthritis. Salah satu yang termasuk DMOADs ini adalah diacerein. Diacerein menstimulasi terbentuknya Tissue Inhibitor Metalloproteinase-1 (TIMP-1) pada percobaan hewan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan diacerein pada ekspresi genTIMP-1 pada sel primer jaringan sinovial pasien osteoartritis. Pada penelitian ini dilakukan penambahan diacerein pada sel primer jaringan sinovial grade 4. Ekspresi gen dilihat dengan menggunakan alat Real Time PCR dari sampel yang telah diinkubasi dalam kurun waktu 24 jam dan 48 jam, kemudian dibandingkan dengan kontrol menggunakan metode ΔCT dengan GAPDH sebagai housekeeping gene. Dari hasil pengukuran ekspresi gen sampel 24 jam dan 48 jam didapatkan nilai berturut-turut 0,0179 dan 0,7423 dengan nilai kontrol 0,0005. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada inkubasi diacerein selama 24 jam mampu meningkatkan ekspresi gen TIMP-1 dengan peningkatan sebesar 5,87 kali dibandingkan kelompok kontrol, sedangkan pada inkubasi selama 48 jam, diacerein mampu meningkatkan ekspresi gen TIMP-1 dengan peningkatan sebesar 1,53 kali jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa overekspresi gen TIMP-1 berkaitan dengan pemberian diacerein pada osteoartritis.
Repair Ruptur Tendon Achiles Neglected dengan Teknik Lindholm Modifikasi Dafit Firmansyah; Rizki Rahmadian; Hermansyah Hermansyah
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 7 (2018): Supplement 3
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v7i0.853

Abstract

Ruptur neglected tendon Achilles seringkali muncul dengan defek yang besar sehingga membutuhkan teknik rekonstruksi khusus. Beberapa teknik operasi telah dideskripsikan dalam literatur. Penulis menampilkan suatu kasus yang mengunakan prosedur Modifikasi Lindholm. Laporan kasus, seorang pasien wanita 34 tahun yang datang ke trauma center dengan keluhan nyeri dan kelemahan yang menetap di pergelangan kaki kiri. Terdapat perubahan kontur kaki di posterior dengan celah yang dapat diraba pada pemeriksaan fisik. Pada pasien ini dilakukan operasi repair tendon Achiles teknik modifikasi Lindholm. Pasca bedah dan rehabilitasi, pasien dapat melakukan plantarflexy maksimal dan dapat melakukan single limb heel rise pada sisi yang sakit. Banyak teknik yang dapat dilakukan dalam rekonstruksi ruptur neglected tendon achilles. Tidak ada data konkret untuk mendukung satu teknik lebih baik dari yang lain, karenanya tidak ada "gold standard". Kemampuan pasien untuk melakukan single limb heel rise pada sisi yang sakit, menjadi indikasi tindakan yang berhasil.
Relationship between Radiological Severity, Knee Pain and Functional Limitation in Patients With Knee Osteoarthritis at Dr. M. Djamil Padang General Hospital Yona Riapesi; Rizki Rahmadian; Hendra Maska
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 11 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i11.365

Abstract

Background: Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease frequently affecting the elderly and the middle class due to injury or overuse of the joints. An individual with pain due to OA will experience dysfunction of joints and muscles, thus causing movement limitation, decrease of muscle strength and balance. The objective of this study is to know the association of OA radiological degree with pain intensity and limitation of physical capability in patients with knee joint OA. Methods: This study is a retrospective study on patients with knee joint OA treated at RSUP Dr. M. Djamil Padang in year 2021 from January 2021 to May 2021. Data collection was conducted in the Medical Records Department of RSUP Dr. M. Djamil Padang and questionnaire which fulfills the inclusion and exclusion criteria. Results: A total of 58 patients fulfilled the inclusion criteria of this study. Results of the study showed the mean age of the respondents was 60 years with variance of 7 years. More than a half (77.6%) of the respondents were female and most common ethnicity was Minang (82.8%). 50% of the patients were housewives. BMI of the respondents were mostly overweight - obese (65.5%). Most commonly affected side of the knee joint OA was the right side (55.2%). Most common degree of OA was the fourth degree (39.7%). More than a half of the respondents (84.5%) had moderate intensity of pain and 34.5% respondents had mild physical limitation. Results of the study showed that there was an association between OA radiological degree and pain intensity in patients with knee joint OA (p value = 0.0001). Results of the study showed that there was an association between OA radiological degree and level of physical capability limitations in patients with knee joint OA (p value = 0.0001). Results of the study showed that there was an association between pain intensity and level of physical capability limitations in patients with knee joint OA (p value = 0.0001). Conclusion: There was an association between OA radiological degree and pain intensity, physical limitations in patients with knee joint OA, and there was an association between pain intensity and level of physical capability limitation in patients with knee joint OA.
Comparison of Burn Wound Histopathology Imaging between Epidermal Growth Factor Spray and Silver Sulfadiazine Application: An Invivo Study Muhammad Ihsan; Rizki Rahmadian; Benni Raymond
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 6 No. 5 (2022): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v6i5.509

Abstract

Background. Luka bakar adalah luka pada kulit atau jaringan organik lain yang dapat disebabkan oleh panas, radiasi, listrik, dan kontak dengan bahan-bahan kimia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologi luka bakar derajat 2 dengan pemberian epidermal growth factor (EGF) spray dengan silver sulfadiazine (SSD) pada hewan coba. Methods. Desain penelitian ialah studi eksperimental dengan pendekatan post test only with control grup design. Sebanyak 27 ekor healthy male Wistar rats digunakan dalam studi ini (berat 200-300 gram; usia 8 minggu). Hewan coba dikelompokkan menjadi 3 kelompok yakni kelompok control (K), kelompok perlakuan EGF spray (EGF) dan kelompok perlakuan silver sulfadiazine 1% (SSD). Pemeriksaan histopatologi luka dilakukan dengan pewarnaan hematoxylin-eosin. penilaian histopatologi dengan kriteria Burkitt. Results. Rata-rata pengukuran ketebalan epidermis permukaan luka bakar pada kelompok perlakuan baik SSD maupun EGF memperlihatkan epidermis yang lebih tebal dibandingkan kelompok kontrol. kepadatan leukosit pada jaringan granulasi kelompok perlakuan SSD maupun EGF lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol, yaitu 107,0 dan 85. Conclusion. Pemberian EGF spray menunjukkan gambaran histopatologi yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol dan kelompok SSD pada luka bakar derajat 2, terutama pada proses regeneratif sel, penekanan inflamasi, dan perbaikan epitelial.
Isolation, Characterization, Proliferation and Differentiation of Synovial Membrane-derived Mesenchymal Stem Cells (SM-MSCs) from Osteoarthritis Patients Marlina Marlina; Rizki Rahmadian; Armenia Armenia; Wahyu Widowati; Rizal Rizal; Hanna Sari Widya Kusuma; Satrio Haryo Benowo Wibowo; Wahyu Setia Widodo; Ika Adhani Sholihah
Molecular and Cellular Biomedical Sciences Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Cell and BioPharmaceutical Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21705/mcbs.v4i2.100

Abstract

Background: Mesenchymal stem cells (MSCs) are the cells which have high renewal capacity and and are capable for differentiating into some types of cells. MSCs can be obtained from several tissues including bone marrow, synovial membrane, blood, adipose tissue and periosteum. The proliferation and self-repair ability of MSCs are the advantages to use as stem cells-based therapy of various diseases. The aim of this study was to determine the differentiation, characterization and proliferation of synovial membrane-derived MSCs (SM-MSCs).Materials and Methods: The cells proliferation capacity was determined by cell counting using trypan blue, characterization of MSCs (cluster of differentiation (CD)90, CD11b, CD73, CD34, CD19, CD45, CD105 and human leukocyte antigen-DR isotype (HLA-DR)) using flow cytometry analysis, and differentiation capability into three lineage cells was determined with red alcian blue, oil red O and alizarin staining.Results: The type culture of SM-MSCs was adherent and showed positive CD44, CD105, CD73, CD90 and negative of CD19, HLA-DR, CD11b, CD45, CD34 surface marker. Based on the result, SM-MSCs P3 showed differentiation potency into adipogenic, chondrogenic, and osteogenic lineage cells. The population doubling time of SM-MSCs has increased from P3 to P8. The population doubling time of SM-MSCs P3 was 1.69 days and SM-MSCs P8 was 3.64 days.Conclusion: The results indicated that SM-MCSCs from osteoarthritis patients are able to differentiate into osteocytes, chondrocytes, adipocytes and highly express of CD105, CD73, CD90, CD44 and negative for CD34, CD45, CD14, CD19.Keywords: synovial membrane, mesenchymal stromal cells, adipocyte, chondrocyte, osteocyte
SIMULASI DAN ANALISIS LOCKING COMPRESSION PLATE IMPLAN TULANG PAHA MENGGUNAKAN METODA FINITE ELEMENT ANALYSIS M. Nasyarudin Latif; Syahril Syahril; Is Prima Nanda; Roni Eka Sahputra; Rizki Rahmadian; Andril Arafat
Jurnal Sains dan Teknologi: Jurnal Keilmuan dan Aplikasi Teknologi Industri Vol 19, No 1 (2019): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.216 KB) | DOI: 10.36275/stsp.v19i1.157

Abstract

Penggunaan implan pada kasus patah tulang (atau secara umum disebut pemasangan pen), bertujuan untuk menyangga atau menyambung bagian tulang yang patah. Implan ini secara ilmiah dinamakan Locking Compression Plate (LCP) yang terdiri dari pelat dan sekrup. Berdasarkan fungsinya sebagai penyambung, maka LCP dirancang untuk dapat menanggung beban tubuh dan beban lainnya sampai tulang itu sembuh dan menyatu kembali.  Namun, ada kasus tulang paha patah (femur fracture) yang telah disambung menggunakan LCP mengalami patah pada pelat sebelum tulang sembuh sehingga harus dilakukan kembali operasi kedua untuk pemasangan pelat yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kekuatan bahan pelat LCP apakah patah akibat pembebanan yang melebihi kekuatan bahannya atau tidak. Rekonstruksi menggunakan software berbasis 3D Computer Aided Design (CAD) dengan metoda simulasi Finite Element Analysis (FEA). Beban yang diberikan tidak hanya secara vertikal mengikuti beban tubuh diatas tulang paha, namun juga dianalisis beban secara horizontal dan torsional. Disamping itu, juga dikembangkan rancangan pelat dalam 5 bentuk lainnya sebagai alternatif rancangan (prototipe). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan pelat LCP yang digunakan adalah Stainless Steel 316L medical grade yang sesuai dengan standar bahan implan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi desain dan informasi tentang penggunaan pelat LCP yang baik sehingga kasus-kasus yang mengalami pelat patah dapat dihindari.
ANTROPOMETRI SENDI PERGELANGAN KAKI ETNIS MINANGKABAU Hafni Marsil; Rizki Rahmadian; Sylvia Rachman; Erkadius Erkadius
Majalah Kedokteran Andalas Vol 38, No 2 (2015): Published in September 2015
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.57 KB) | DOI: 10.22338/mka.v38.i2.p108-115.2015

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan mengukur antropometri sendi pergelangan kaki etnis Minangkabau. Penelitian cross sectional dilakukan pada 50 orang mahasiswa kedokteran etnis Minangkabau berusia 21-25 tahun di lingkungan RS. dr. M Djamil Padang. Dilakukan pemeriksaan ROM, rontgen ankle proyeksi anteroposterior, lateral dan mortise. Hasil penelitian didapatkan ROM plantarfleksi 48,920±5,820, ROM dorsofleksi 31,300±4,070, inversi 10,320±2,280, eversi 5,940±1,200, talocrural angel anteroposterior 76,530± 2,530 dan mortise 77,380±2,270, tibiofibular overlap anteroposterior 7,51±2,64 mm dan mortise 4,71±2,45 mm, tibiofibular clear space anteroposterior 3,6±1,18 mm dan mortise 3,85±1,09 mm, talar tilt anteroposterior 0,140±0,100 dan mortise 0,190±0,150, medial malleolar length anteroposterior 13,88±1,99 mm dan mortise 14,03±1,69 mm, lateral malleolar length anteroposterior 25,71±2,83 mm dan mortise 26,70±3,40 mm, johnson angle anteroposterior 87,770±1,710 dan mortise 87,570±1,840, medial clear space 2,97±0,75 mm, anteroposterior inclination angle 7,470±2,700, anterior distal tibial angle 82,530± 2,700, dan anteroposterior gap 3,50±1,43 mm.Terdapat perbedaan ukuran antropometri sendi pergelangan kaki mahasiswa kedokteran beretnis Minangkabau di lingkungan RS. Dr. M. Djamil Padang dengan kepustakaan, namun masih dalam rentang normal.AbstractThis study aimed to measure anthropometric of ankle joint of Minangkabau ethnic group. Cross sectional study has been done in 50 Minangkabau ethnic medical students, aged 21-25 years in RSUP. Dr. M Djamil Padang. ROM, anteroposterior, lateral, and mortise X-ray projections of ankle were examined. ROM plantarflexion was 48.920±5.820, ROM dorsiflexion was 4.070±31.300, inversion was 10.320±2.280, eversion was 5.940±1.200, talocrural angel anteroposterior was 76.530±2.530 and mortise was 77.380±2.270, tibiofibular overlapp anteroposterior was 7.51±2,64 mm and mortise was 4.71±2,45 mm, tibiofibular clear space anteroposterior was 3.6±1.18 mm and mortise was 3.85±1.09 mm, talar tilt anteroposterior was 0.140 ± 0.100 and mortise was 0.190 ± 0.150, medial malleolar length anteroposterior was 13.88 ± 1,99mm and mortise was 14.03 ± 1,69mm, lateral length malleolar anteroposterior was 25.71±2,83 mm and mortise was 26.70 ± 3,40 mm, johnson angle anteroposterior was 87.770 ± 1.710 and mortise was 87.570±1.840, medial clear Space was 2,97±0,75 mm, anteroposterior Inclination Angle was 7.470±2.700, anterior distal tibial Angle was 82.530 ± 2.700 and anteroposterior gap was 3.50 ± 1,43 mm. There was a difference in antropometric size of the ankle joint between Minangkabau ethnic medical student in RSUP. Dr. M. Djamil Padang and literature, but still within the normal range.
Relationship between Radiological Severity, Knee Pain and Functional Limitation in Patients With Knee Osteoarthritis at Dr. M. Djamil Padang General Hospital Yona Riapesi; Rizki Rahmadian; Hendra Maska
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 11 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i11.365

Abstract

Background: Osteoarthritis (OA) is a degenerative joint disease frequently affecting the elderly and the middle class due to injury or overuse of the joints. An individual with pain due to OA will experience dysfunction of joints and muscles, thus causing movement limitation, decrease of muscle strength and balance. The objective of this study is to know the association of OA radiological degree with pain intensity and limitation of physical capability in patients with knee joint OA. Methods: This study is a retrospective study on patients with knee joint OA treated at RSUP Dr. M. Djamil Padang in year 2021 from January 2021 to May 2021. Data collection was conducted in the Medical Records Department of RSUP Dr. M. Djamil Padang and questionnaire which fulfills the inclusion and exclusion criteria. Results: A total of 58 patients fulfilled the inclusion criteria of this study. Results of the study showed the mean age of the respondents was 60 years with variance of 7 years. More than a half (77.6%) of the respondents were female and most common ethnicity was Minang (82.8%). 50% of the patients were housewives. BMI of the respondents were mostly overweight - obese (65.5%). Most commonly affected side of the knee joint OA was the right side (55.2%). Most common degree of OA was the fourth degree (39.7%). More than a half of the respondents (84.5%) had moderate intensity of pain and 34.5% respondents had mild physical limitation. Results of the study showed that there was an association between OA radiological degree and pain intensity in patients with knee joint OA (p value = 0.0001). Results of the study showed that there was an association between OA radiological degree and level of physical capability limitations in patients with knee joint OA (p value = 0.0001). Results of the study showed that there was an association between pain intensity and level of physical capability limitations in patients with knee joint OA (p value = 0.0001). Conclusion: There was an association between OA radiological degree and pain intensity, physical limitations in patients with knee joint OA, and there was an association between pain intensity and level of physical capability limitation in patients with knee joint OA.
Comparison of Burn Wound Histopathology Imaging between Epidermal Growth Factor Spray and Silver Sulfadiazine Application: An Invivo Study Muhammad Ihsan; Rizki Rahmadian; Benni Raymond
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 6 No. 5 (2022): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37275/bsm.v6i5.509

Abstract

Background. Luka bakar adalah luka pada kulit atau jaringan organik lain yang dapat disebabkan oleh panas, radiasi, listrik, dan kontak dengan bahan-bahan kimia. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan gambaran histopatologi luka bakar derajat 2 dengan pemberian epidermal growth factor (EGF) spray dengan silver sulfadiazine (SSD) pada hewan coba. Methods. Desain penelitian ialah studi eksperimental dengan pendekatan post test only with control grup design. Sebanyak 27 ekor healthy male Wistar rats digunakan dalam studi ini (berat 200-300 gram; usia 8 minggu). Hewan coba dikelompokkan menjadi 3 kelompok yakni kelompok control (K), kelompok perlakuan EGF spray (EGF) dan kelompok perlakuan silver sulfadiazine 1% (SSD). Pemeriksaan histopatologi luka dilakukan dengan pewarnaan hematoxylin-eosin. penilaian histopatologi dengan kriteria Burkitt. Results. Rata-rata pengukuran ketebalan epidermis permukaan luka bakar pada kelompok perlakuan baik SSD maupun EGF memperlihatkan epidermis yang lebih tebal dibandingkan kelompok kontrol. kepadatan leukosit pada jaringan granulasi kelompok perlakuan SSD maupun EGF lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol, yaitu 107,0 dan 85. Conclusion. Pemberian EGF spray menunjukkan gambaran histopatologi yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol dan kelompok SSD pada luka bakar derajat 2, terutama pada proses regeneratif sel, penekanan inflamasi, dan perbaikan epitelial.