Masalah psikologis seperti depresi dapat dijumpai pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani pengobatan hemodialisis. Kondisi ini bisa menimbulkan beberapa efek seperti ketidakpatuhan terhadap pengobatan, meningkatkan resiko rawat inap, menimbulkan beban pada caregiver, menurunkan kualitas hidup pasien bahkan beresiko lebih tinggi terhadap kematian. Beberapa penelitian sebelumnya di RSUD dr. Zainoel Abidin menunjukkan angka depresi pada pasien yang menjalani hemodialisa cukup tinggi. Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi terjadinya kondisi depresi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fator prediktor seperti kepribadian, mekanisme koping, dan persepsi dukungan sosial dengan masalah psikologis seperti depresi pada pasien hemodialisa di RSUD dr. Zainoel Abidin. Desain penelitian adalah analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross-sectional). Populasi adalah pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Teknik sampling menggunakan concecutive sampling selama periode Mei 2023 sampai Juli 2023, dan sampel berjumlah 88 responden. Variabel tergantung adalah depresi. Variabel bebas adalah kepribadian, mekanisme koping, dan persepsi dukungan sosial. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner dan analisis data menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian menunjukkan 64 responden tidak depresi (72,7%), 9 responden depresi ringan (10,2%), 7 responden depresi sedang (8%), 6 responden depresi parah (6,8%), dan 2 responden depresi sangat parah (2,3%). Uji Spearman menunjukkan adanya hubungan antara kepribadian dengan tingkat depresi (p value = 0,005). Kepribadian yang paling rentan mengalami depresi adalah tipe neuroticism, dimana sebanyak 50% dari kelompok kepribadian neuroticism menderita depresi yang sangat parah. Uji korelasi juga menunjukkan adanya hubungan antara kepribadian neuroticism dengan tingkat depresi (p value = 0,000). Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara mekanisme koping dengan tingkat depresi (p value = 0,017). Pasien dengan strategi emotion-focused coping mengalami kecenderungan menderita depresi yang lebih tinggi. Kemudian juga didapatkan adanya hubungan antara persepsi dukungan sosial dengan tingkat depresi (p value = 0,015), dimana 33,3% pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD dr. Zainoel Abidin yang mengalami tingkat depresi sangat parah berasal dari responden dengan persepsi dukungan sosial yang rendah.