Fajar Prasetya
Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Kefarmasian “Farmaka Tropis”, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Metabolit Sekunder Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis Pontianak (Citrus nobilis Lour.) Menggunakan Metode Ekstraksi Microwave Hydrodistillation: Identification of Secondary Metabolites of Essential Oil Sweet Orange Pontianak Peel (Citrus nobilis Lour.) Using Microwave Hydrodistillation Extraction Method Dinda Hariyanti; Fajar Prasetya; Vita Olivia Siregar
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 17 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v17i1.686

Abstract

Jeruk manis pontianak (Citrus nobilis Lour.) merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman holtikultura di Kalimantan Barat, Pontianak. Umumnya, kulit jeruk di Indonesia hanya dibuang begitu saja padahal kulit jeruk memiliki banyak khasiat terlebih jika diolah menjadi minyak atsiri. Senyawa yang terkandung dalam kulit jeruk bermanfaat dalam bidang kesehatan yaitu sebagai antibakteri, antijamur, antioksidan, antiaging, dan dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terdapat dalam minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang diekstraksi dengan metode microwave hydrodistillation. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah analisis fitokimia. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak diperoleh dengan ekstraksi microwave hydrodistillation. Minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak yang dihasilkan kemudian dilakukan uji skrining fitokimia. Hasil uji skrining fitokimia didapatkan hasil bahwa minyak atsiri kulit jeruk manis pontianak positif mengandung senyawa flavonoid, saponin, terpenoid, dan alkaloid, sedangkan hasil negatif mengandung senyawa steroid
Formulasi Sediaan Serum Wajah dari Ekstrak Sarang Burung Walet: Formulation of Facial Serum Preparations from Edible Bird's Nest Extract Ina Annisa Rahmadina; Fajar Prasetya; Nur Masyitah Zamruddin
Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences Vol. 18 (2023): Proc. Mul. Pharm. Conf.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/mpc.v18i1.707

Abstract

The swallow's nest (Edible bird's nest) is included in the Apodidae family. Swallow's nest contains several proteins and amino acids, glutathione and antioxidants. Swallow's nest also contains EGF (Epideral grow factor) which functions to regulate cell growth and development. Facial serum is a preparation with a high concentration of active substances and low viscosity, which can deliver a thin film of active ingredients to the skin surface. The results of this study aim to examine the stability of facial serum formulations from edible bird's nest extract. The results of this research produced facial serum preparations. The results of the physical testing showed that the swallow's nest extract facial serum preparation looked stable without any sediment. Keywords: Edible bird's nest, facial serum, stability test Abstrak Sarang burung walet (Edible bird’s nest) termasuk dalam family Apodidae. Sarang burung walet mengandung beberapa protein dan asam amino, glutathione serta antioksidan. Sarang burung walet juga mengandung EGF (Epideral grow factor)yang berfungsi mengatur pertumbuhan dan perkembangan sel. Serum wajah merupakan sediaan dengan zat aktif konsentrasi tinggi dan viskositas yang rendah, yang dapat menghantarkan film tipis dari bahan aktif pada permukaan kulit. Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk melihat stabilitas formulasi sediaan serum wajah dari ekstrak sarang burung walet (Edible bird’s nest). Hasil penelitian ini menghasilkan sediaan serum wajah. Hasil dari pengujian fisik terlihat sediaan serum wajah ekstrak sarang burung walet terlihat stabil tanpa ada endapan. Kata Kunci: Edible bird’s nest, serum wajah, Uji stabilitas
Pengaruh Pemberian Teh Kulit Buah Salak (Salacca zalacaa) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit yang di Induksi Aloksan: Effect of Salak Fruit Skin Tea (Salacca zalacca) on Blood Glucose Levels in Alloxan Induced Mice Novia Dwi Ribatul; Fajar Prasetya; Satriani Badawi
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. SE-1 (2023): Spesial Edition J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5iSE-1.2055

Abstract

Diabetes mellitus is a non-communicable disease and is one of the main causes of death in the world. Treatment of diabetes mellitus is generally handled by administering antidiabetic drugs and administering insulin, but in the long term of consumption there are side effects resulting from administering these drugs and also the cost of treatment is increasingly expensive, so diabetics use traditional methods to neutralize blood levels. blood glucose by administering salak fruit skin tea. Salak fruit skin (Salacca zalacca) is a waste that has been scientifically proven to reduce blood glucose levels. This study aims to find out the initial information on the potential of zalacca skin tea to reduce blood glucose levels in diabetic mice and to find out how many doses are effective in lowering blood glucose levels. This research method used white male mice, which consisted of 3 groups, each of which was given zalacca skin tea at a dose of 70 mg/kgBW, 140 mg/kgBW, and 210 mg/kgBW. Alloxan was used as an inducer of diabetes for three days intraperitoneally. Blood glucose measurement using a glucometer (Easy Touch GCU). The results showed that giving zalacca skin tea could reduce blood glucose levels in diabetic mice and a dose of 210 mg/kgBW showed the best results in reducing blood glucose by 40.94%. So it can be said that salak skin tea (Salacca zalacca) has antidiabetic activity. Keywords: Antidiabetic, Salak skin tea, alloxan induction Abstrak Diabetes melitus merupakan suatu penyakit tidak menular dan menjadi salah satu penyebab utama kematian di dunia. Pengobatan diabetes melitus pada umumnya di tangani dengan pemberian obat-obatan antidiabetes serta pemberian insulin, namun dalam jangka waktu konsumsi yang panjang terdapat efek samping yang dihasilkaan dari pemberian obat tersebut dan juga biaya pengobatan yang semakin mahal, sehingga penderita diabetes menggunakan cara tradisional untuk menetralkan kadar glukosa darah dengan pemberian teh kulit buah salak. Kulit buah salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu limbah yang terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi awal potensi teh kulit buah salak dapat menurunkan kadar glukosa darah mencit diabetes dan mengetahui berapa dosis yang efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah. Metode penelitian ini menggunakan mencit jantan putih, yang terdiri dari 3 kelompok masing-masing diberi teh kulit buah salak dengan dosis 70 mg/kgBB, 140 mg/kgBB dan 210 mg/kgBB. Digunakan aloksan sebagai penginduksi diabetes selama tiga hari secara intrapeitoneal. Pengukuran glukosa darah menggunakan glukometer (Easy Touch GCU). Hasil penelitian menunjukkan pemberian teh kulit salak dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit diabetes dan dosis 210 mg/kgBB menunjukkan hasil terbaik dalam menurunkan glukosa darah yaitu sebesar 40,94%, Sehingga dapat dikatakan teh kulit buah salak (Salacca zalacca) memiliki aktivitas sebagai antidiabetes. Kata Kunci: Antidiabetes, Teh kulit buah salak, Induksi aloksan