Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Inisiasi Pengajian Kopi Ngaji: Model Pemberdayaan Desa Agamis dan Kreatif Di Desa Bodeh Ambarketawang Gamping Sleman Syakir Jamaluddin; Kunnu Purwanto; Hasan Ibnu Salam; Nurul Jidan Ismail
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 6. Digitalisasi Syiar Islam
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.56.926

Abstract

Salah satu dampak positif pandemi Covid-19, muncul berbagai model kreatif pemberdayaan desa di era new normal ini. Salah satunya adalah program KoPi Ngaji di Desa Bodeh Ambarketawang Gamping Sleman. KoPi Ngaji merupakan program bidang keagamaan dalam bentuk pengajian di ruang terbuka hijau yang bertujuan untuk menjaga kesehatan spiritual, jiwa dan raga masyarakat sekaligus memberdayakan ekonomi umat yang berkurang akibat pandemi. Sayangnya, di era disrupsi seperti ini, justru kegiatan pengajian yang memberikan penguatan spiritual di masyarakat pun ikut berkurang minatnya bahkan sebagiannya berhenti. Padahal di saat seperti ini masyarakat terdampak pandemi justru membutuhkan penguatan spiritual namun tetap aman jiwa dan raga dari serangan virus Covid-19 yang mematikan. Yang menarik adalah model pemberdayaan desa agamis dan kreatif melalui program KoPi Ngaji dengan pendekatan 3H (Heart, Hand, dan Head). Dimulai dengan heart (hati) yaitu melakukan pendekatan dari hati ke hati, mengajak dan merangkul warga untuk terlibat aktif dalam program KoPi Ngaji. Selanjutnya dengan hand (tangan) artinya memberikan bantuan baik berupa materil maupun dukungan moril kepada warga yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian sosial secara nyata. Terakhir dengan head (narasi) yaitu mengajak warga berdiskusi dan berdialog melalui sebuah kajian keislaman maupun workshop atau pelatihan mengenai kewirausahaan. Berdasarkan respon dan evaluasi dari jamaah pengajian KoPi Ngaji maka disimpulkan bahwa program KoPi Ngaji di Desa Bodeh disambut positif karena dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat Bodeh dan sekitarnya sehingga direkomendasikan untuk tetap dilanjutkan bahkan dijadikan salah satu alternatif pengajian kultural yang sehat di era new normal sekaligus membangkitkan kembali ekonomi umat.