Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Mekanisme Pemberian Upah Dalam Lingkup Pemasyarakatan Dicky Ilham Zannara; Ali Muhammad; Cahyoko Edi Tando
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8728

Abstract

Dalam melakukan suatu pekerjaan seseorang tentu berhak untuk mendapatkan bayaran atau upah. Tujuannya adalah agar dapat memotivasi karyawan atau pekerja untuk dapat bekerja lebih baik lagi. Kemudian, di dalam jurnal ini akan dibahas mengenai premi, yaitu nilai tambahan dari upah atau nilai yang dibeikan kepada karyawan. Pemberian premi ini didasarkan pada kualitas dan kuantitas kerja karyawan. Premi terbagi menjadi dua, yaitu premi tetap dan premi tidak tetap. Dengan adanya premi mereka akan berlomba – lomba untuk menjadi yang terbaik dalam melakukan pekejaannya. Premi adalah suatu hak dari seseorang tanpa terkecuali atas pekerjaan yang dia lakukan, begitu pula seorang narapidana yang bekerja di lembaga pemayarakatan. Berdasarkan peraturan yang ada yaitu pada Undang – Undang Nomor 12 Tahun 1995 bahwa setiap narapidana berhak untuk mendapatkan upah atas pekerjaan yang telah ia lakukan. Namun, masih belum adanya peraturan secara sah mengenai pembagian premi terhadap narapidana tersebut sehingga mekanismenya menjadi kurang jelas. Untuk itu, perlu adanya penetapan mekanisme yang jelas mengenai pembagian premi ini. Narapidana juga memiliki hak atas pekerjaan yang ia lakukan. Biasanya mereka membersihkan lingkungan sekitar, melayani pegawai, mempoduksi suatu barang, dan sebagainya. Hal seperti ini, perlu adanya apesiasi agar mereka dapat terus berkarya dan dapat memajukan lembaga pemayarakatan tersebut. Ada banyak manfaat dari premi yang diberikan kepada narapidana, salah satunya adalah untuk membantu narapidana saat nanti ia telah menyelesaikan masa hukumannya, misalkan saja untuk membuka suatu usaha sebagai mata pencahariannya.
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF-COMPASSION AND FAMILY SUPPORT WITH STRESS OF INMATES IN CORRECTIONAL INSTITUTIONS CLASS II A YOGYAKARTA Dicky Ilham Zannara; Imaduddin Hamzah
Jurnal Kajian Pendidikan dan Psikologi Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Kajian Pendidikan dan Psikologi
Publisher : PT Altin Riset Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61397/jkpp.v2i1.73

Abstract

This study aims to analyze the relationship between self-compassion and family support on the stress levels of inmates at the Class II Correctional Facility in Yogyakarta. Specifically, the research examines the impact of each variable as well as the interaction between self-compassion and family support in reducing stress. The research method employed is a quantitative approach with a correlational design. The sample consists of 150 inmates selected through purposive sampling. The instruments used include the Self-Compassion Scale, Family Support Scale, and Perceived Stress Scale (PSS). Data were analyzed using Pearson correlation tests and multiple regression to examine the relationships among the variables. The results indicate that self-compassion and family support have significant negative correlations with the stress levels of inmates. Self-compassion significantly reduces stress, whereas inmates with higher levels of self-compassion tend to experience lower stress. Similarly, family support proves to play an essential role in decreasing inmate stress. Furthermore, the interaction between self-compassion and family support shows that the combination of both has a greater impact on reducing stress levels. In conclusion, both self-compassion and family support significantly contribute to lowering the stress of inmates. Therefore, rehabilitation programs in correctional facilities should incorporate aspects of self-compassion development and strengthen family involvement to support the mental well-being of inmates.