Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi, prevalensi stunting di seluruh dunia sebesar 22% atau sebanyak 149,2 juta, sumatera selatan tercatat 31,7% sementara secara nasional sebnyak 20,8%. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan berat badan lahir terhadap kejadian stunting pada anak balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita usia 2-5 tahun yang berjumlah 77 responden. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 77 responden yang diambil menggunakan data sekunder. Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis bahwa dari responden yang mempunyai berat badan lahir rendah dan mengalami kejadian stunting berjumlah 68,9% dan responden yang mempunyai berat badan lahir rendah dan tidak mengalami stunting (normal) berjumlah 31.1%, sedangkan responden yang mempunyai berat badan lahir normal dan mengalami kejadian stunting berjumlah 37.5% dan responden yang memiliki berat badan lahir normal dan dengan kondisi normal berjumlah 62.5%. Hasil uji statistic chisquare, berdasarkan analisis chi square menunjukan anak BBLR memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian stunting (pvalue≤0.012) dengan kata lain anak yang lahir dengan BBLR berpeluang lebih besar untuk mengalami stunting dari pada anak yang memiliki berat badan lahir normal. Kesimpulanya adalah ada hubungan antara berat badan lahir terhadap kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun.