This Author published in this journals
All Journal e-CliniC
Max F.J. Mantik, Max F.J.
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan kadar hemoglobin dengan peluang remisi pada anak penderita leukemia limfoblastik akut periode 2010-2014 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tewuh, Sharon; Mantik, Max F.J.; Warouw, Sarah M.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.12728

Abstract

Abstract: Acute lymphocytic leukemia (ALL), also called acute lymphoblastic leukemia, is a cancer that starts from the initial stem cells of the lymphocytes in the bone marrow. This study aimed to determine the relationship of hemoglobin level with the chance of remission in children with ALL. This was an analytical retrospective study. Data were obtained from the medical records of Estella at Prof. Dr. R. D. Hospital period 2010-2014 with a total samples of 30 patients. The Fisher exact test showed a significant p value of 0.019 (p <0.05). Conclusion: There was a significant relationship between hemoglobin level and the chance of remission in patients with ALL. Keywords: hemoglobin level, remission, acute lymphoblastic leukemia Abstrak: Leukemia limfositik akut (LLA), juga disebut leukemia limfoblastik akut, adalah kanker yang dimulai dari sel stem awal dari limfosit dalam sumsum tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar Hb dengan peluang remisi pada anak penderita LLA. Jenis penelitian ini ialah analitik retrospektif dengan menggunakan data rekam medik di ruang Estella RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode 2010-2014 dengan sampel sebanyak 30 pasien. Hasil uji Fisher exact test menunjukkan nilai signifikasi p=0,019 (p<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara kadar Hb dengan peluang remisi pada pasien LLA.Kata kunci: kadar Hb, remisi, LLA
Hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Rumayar, Angely C.; Manoppo, Jeanette I.Ch.; Mantik, Max F.J.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14349

Abstract

Abstract: The most severe threat that can inflicted by diarrhea is dehydration. In dehydration patients, hematocrit levels can increase. This study was aimed to find out the relationship between degree of dehydration and hematocrit level among diarrhea children at Prof. Dr. R. D. Kandou Manado hospital.This was an observational analytical study. Data were obtained from the medical record of pediatric patients retrospectively and were analyzed with the chi square test. The results showed that there were 40 pediatric patients with diarrhea. Most were females (57.5%), and the average age was 8.5 years. Increased hematocrit level in diarrhea cases without dehydration was more dominant than in diarrhea cases with dehydration. The chi square test showed a p value of 0.949. Conclusion: There was no significant relationship between degree of dehydration and hematocrit level.Keywords: diarrhea, children, degree of dehydration, hematocrit level Abstrak: Ancaman paling parah yang ditimbulkan oleh diare ialah dehidrasi. Dalam keadaan dehidrasi kadar hematokrit penderita dapat meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit pada anak penderita diare di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah analitik observasional dengan pendekatan retrospektif. Data diperoleh dari rekam medik pasien anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian mendapatkan 40 pasien anak dengan diare, terbanyak pada perempuan (57,5%), usia rata-rata 8,5 tahun, Peningkatan kadar hematokrit pada kasus diare tanpa dehidrasi lebih banyak dibandingkan kasus diare dengan dehidrasi. Hasil uji chi square menunjukkan nilai p = 0,494. Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara derajat dehidrasi dengan kadar hematokrit. Kata kunci: diare, anak, derajat dehidrasi, kadar hematokrit
Hubungan rasio netrofil limfosit pada anak penderita diare akut tanpa dehidrasi dan dengan dehidrasi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Samad, Darulisman; Mantik, Max F.J.; Manoppo, Jeanette I.C.
e-CliniC Vol 4, No 1 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i1.12261

Abstract

Abstract: Diarrhea is a major cause of morbidity and mortality in children worldwide. In Indonesia, diarrhea is still one of the major public health problems. High population growth rate and mothers’ knowledge about diarrhea are very important. Hematology examination, such as neutrophil and lymphocyte ratio, is suggested for acute diarrhea. This was a survey analytical retrospective study using medical record at the Department of Pediatrics Prof Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in December 2014. The results showed that patients’ age groups were: 6-12 months (average 8.5 months), 13-24 months (average 16.5 months), and 25-36 months of age (average 33.3 months). Children who suffered from dehydration and without dehydration were 14 and 26 children respectively. The chi-square test of neutrophil lymphocyte ratio in diarrhea patients with dehydration and without dehydration showed a p value 0.058. Conclusion: There was no relationship between neutrophil lymphocyte ratio in children who suffered from acute diarrhea with dehydration and without dehydration. Keywords: neutrophil lymphocyte ratio, acute diarrhea with dehydration and without dehydration. Abstrak: Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di seluruh dunia. Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi serta pengetahuan mengenai diare penting untuk diketahui ibu. Salah satu pemeriksaan penunjang yang disarankan ialah pemeriksaan hematologi, yaitu hitung rasio netrofil dan limfosit. Jenis penelitian ini survei analitik retrospektif dengan menggunakan rekam medis di Bagian Ilmu Kesehatan anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado bulan Desember 2014. Hasil penelitian memperlihatkan usia pasien di kelompok umur 6-12 bulan (rerata 8,5 bulan), umur 13-24 bulan (rerata 16,5 bulan), dan umur 25-36 bulan (rerata 33,3 bulan). Anak yang menderita dehidrasi didapatkan 14 orang dan tanpa dehidrasi 26 orang. Uji chi-square rasio netrofil limfosit pada diare dengan dehidrasi dan tanpa dehidrasi menunjukkan nilai p = 0,058. Simpulan: Tidak terdapat hubungan rasio netrofil limfosit pada anak penderita diare akut dengan dehidrasi dan tanpa dehidrasi.Kata kunci: rasio netrofil limfosit, diare akut dengan dehidrasi dan tanpa dehidrasi
Gambaran Klinis Diare pada Pasien Anak Leukemia Limfoblastik Akut dengan Kemoterapi Anver, Gregorius F.; Mantik, Max F.J.; Manopo, Jeanette I. Ch.
e-CliniC Vol 5, No 1 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v5i1.14764

Abstract

Abstract: Chemotherapy is usually used in acute lymphoblastic leukemia (ALL) patients to kill the neoplasmic cells. Albeit, this chemotherapy also destroys normal cells in the body. One of the complications of chemotherapy is destruction of digestive mucous cells that results in diarrhea. Diarrhea can cause dehydration, hypokalemia, acidosis that could lead to shock as well as death. This study was aimed to obtain the clinical profile of diarrhea in children with ALL treated with chemotherapy. This was a descriptive retrospective study with a cross sectional design using 60 medical records of children with ALL treated with chemotherapy and suffered from diarrhea in Estella room at Pediatrics Department Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital in 2011-2015. Conclusion: In this study, there were only a fiew ALL patients treated with chemotherapy that got diarrhea. Diarrhea associated with blood and vomiting was very minimal meanwhile diarrhea associated with fever occured in some cases.Keywords: acute lynphoblastic leukemia, chemotherapy diarrhea Abstrak: Kemoterapi merupakan salah satu metode pengobatan yang sering digunakan pada penderita leukemia limfoblastik akut (LLA) untuk membunuh sel neoplasma. Dilain pihak kemoterapi tidak hanya membuhuh sel-sel leukemia tetapi juga menyerang sel-sel normal. Salah satu contoh efek samping kemoterapi yaitu kerusakan sel mukosa saluran cerna yang menyebabkan diare. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya dehidrasi, hipokalemia dan asidosis yang tidak jarang berakhir dengan syok dan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran klinis diare pada pasien anak dengan LLA yang menjalani kemoterapi. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 60 data rekam medik pasien anak yang mengidap LLA dengan kemoterapi dan disertai diare di Pusat Pengobatan Kanker Ruang Estella Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou pada tahun 2011-2015. Simpulan: Pada penelitian ini hanya sebagian kecil pasien LLA dengan kemoterapi yang mengalami diare. Kejadian diare yang disertai darah dan muntah sangat rendah, sedangkan kejadian diare yang disertai demam hanya terjadi pada sebagian anak.Kata kunci: leukemia limfoblastik akut, kemoterapi, diare
Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan keparahan infeksi virus dengue pada anak Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Watuna, Monica C.; Mantik, Max F.J.; Rampengan, Novie H.
e-CliniC Vol 4, No 2 (2016): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v4i2.14483

Abstract

Abstract: The infection of dengue virus is transmitted through the vector bite of mosquito Stegomiya aegipty and Stegomiya albopictus, The most dominant in Indonesia is serotype DEN-3. There are several factors that cause the transmission of dengue virus infection, they are: agent factor, intermediary vector, host factor and environmental factor. Prevention is needed to avoid the occurrence of disease and severity of dengue virus infection. Prevention is related with host factor, that is knowledge, attitude, behavior and action taken and one of the factors that influence this is education level. The aim of this research is to find out the correlation between the education level of parents with the severity of dengue virus infection on children in Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. The method of this research is an analytic retrospective research with cross-sectional approach, the data was obtained by collecting data of medical records as secondary data. The data was analyzed by Gamma correlation test, obtained the value of p = 0.011 stating that there is a correlation between father's education level and severity of dengue virus infection. And also obtained the value of p = 0.002 stating that there is a correlation between mother's education level and severity of dengue virus infection.Keywords: education level, dengue virus infection, children. Abstrak: Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk Stegomiya aegipty dan Stegomiya albopictus, di Indonesia dengan serotype DEN-3 yang paling dominan. Terdapat beberapa faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue yaitu faktor agent, vektor perantara, faktor host dan faktor lingkungan. Pencegahan diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan keparahan infeksi virus dengue. Pencegahan berkaitan dengan faktor host yaitu pengetahuan, sikap, perilaku serta tindakan yang dilakukan dan salah satu faktor yang memengaruhi hal tersebut yaitu tingkat pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan keparahan infeksi virus dengue pada anak di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif dengan pendekatan potong lintang, data diperoleh dengan cara mengumpulkan data rekam medik sebagai data sekunder. Data dianalisis dengan uji korelasi Gamma, diperoleh nilai p = 0,011 yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ayah dan keparahan infeksi virus dengue. Dan diperoleh juga nilai p = 0,002 yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dan keparahan infeksi virus dengue. Kata kunci: tingkat pendidikan, infeksi virus dengue, anak
Hubungan Status Gizi dan Gangguan Tidur pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Tikala Manado Simarmata, Inrike Y.S.; Mantik, Max F.J.; Rampengan, Novie H.
e-CliniC Vol 5, No 2 (2017): Jurnal e-CliniC (eCl)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v5i2.18569

Abstract

Abstract: Undernutrition problem is still widespread in developing countries, including Indonesia. On the other hand, overnutrition which is the nutritional problem in developed country, is beginning to flourish in the developing countries. The nutrinitonal imbalances might be caused by inappropriate amount of sleep due to inhibition of appetite regulation and changes in hormone production. Some of the nutrients that affect sleep pattern are macronutrients and micronutrients such as vitamin B, calcium, magnesium, and iron. This study was aimed to find out the correlation between nutritional status and sleep disorder. This was an observational analytical survey study with a cross sectional design. This study was conducted at elementary schools at Tikala, Manado using purposive sampling method. Weight and height of the respondents were measured to obtain the nutritional status. Parents were asked to fill the SDSC questionnaire to obtain the sleep disorder status. Of 249 (100%) respondents, 1 respondent (0.4%) categorized as malnutrition; 44 respondents (17,7%) categorized as undernutrition; 129 respondents (52.8%) categorized as normal; 34 respondents (13.7%) categorized as overweight; and 41 respondents (16.5%) categorized as obese. There were 156 respondents (62.7%) had sleep disorder meanwhile 93 respondents (37.3%) had no sleep disorder. The Pearson correlation test showed no significant correlation between nutritional status and sleep disorder (P>0,05). Conclusion: There was no signicant correlation between nutritional status and sleep disorder.Keywords: sleep disturbance, SDSC questionnaire, nutritional status Abstrak: Masalah gizi kurang masih tersebar luas di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia namun masalah gizi lebih yang merupakan masalah gizi di negara maju mulai terlihat juga di negara-negara berkembang. Ketidakseimbangan gizi dapat disebabkan tidak sesuainya jumlah tidur dikarenakan dihambatnya regulasi nafsu makan dan perubahan produksi hormon. Beberapa nutrisi yang dikaitkan memengaruhi tidur ialah makronutrien dan mikronutrien seperti vitamin B, kalsium, magnesium, dan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status gizi dan gangguan tidur. Jenis penelitian survei analitik observasional dengan desain potong lintang yang dilakukan di Sekolah Dasar di Kecamatan Tikala Manado menggunakan purposive sampling. Dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi dan pengisian kuesioner SDSC oleh orang tua untuk mengetahui status gangguan tidur. Dari 249 (100%) responden, 1 anak (0,4%) masuk dalam kategori gizi buruk, 44 anak (17,7%) masuk kategori gizi kurang, 129 anak (51,8%) masuk dalam kategori gizi normal, 34 anak (13,7%) masuk kategori overweight, dan 41 anak (16,5%) masuk kategori obesitas. Sebanyak 156 anak (62,7%) mengalami gangguan tidur sedangkan 93 anak (37,3%) tanpa gangguan tidur. Uji korelasi Pearson tidak mendapatkan hubungan bermakna antara status gizi dan gangguan tidur (P >0,05). Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara status gizi dan gangguan tidur.Kata kunci: status gizi, gangguan tidur, kuesioner SDCS