Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar bagi masyarakat Indonesia. Menurut Blum, 1969 bahwa faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu faktor pembawaan, faktor pelayanan kesehatan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Faktor tersebut akan berdampak langsung terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Faktor lingkungan memiliki pengaruh dan peran terbesar terhadap kejadian penyakit berbasis lingkungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya derajat kesehatan para narapidana adalah keadaan lingkungan fisik (suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi) dan perilaku kesehatan. Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Hasil penelitian didapatkan bahwa: ada hubungan suhu kamar dengan kejadian penyakit ISPA, ada hubungan kelembaban kamar dengan kejadian penyakit ISPA, ada hubungan Pencahayaan dengan kejadian penyakit ISPA, Ventilasi kamar di LAPAS Kelas II Bentiring Bengkulu semuannya tidak memenuhi syarat kurang 10% dari luas lantai kamar, dan ada hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian penyakit ISPA di LAPAS kelas II Bentiring Bengkulu.Hasil penelitian ini sebagai masukan bagi pejabat di LAPAS, dan narapidana untuk mempertahankan derajat kesehatan selama di dalam LAPAS. Serta untuk memberikan informasi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel jumlah hunian dan angka kuman dalam ruangan.