Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU SISTEM DILATASI BALOK KANTILEVER DAN DUA KOLOM PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT KAMPUS B UNIVERSITAS AIRLANGGA Monika Natalia; Riswandi Riswandi; Yan Partawijaya; Jajang Atmaja; M. Iqbal Kuswandi
Racic : Rab Construction Research Vol 7 No 2 (2022): DESEMBER
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/racic.v7i2.2998

Abstract

Almost all regions of Indonesia are geographically vulnerable to natural disasters, earthquake. One way to implement a very long and structurally stable building design in the event of an earthquake or other circumstances is to provide a dilation system for the building. This research was conducted in a multi-storey parking building project at Airlangga University Campus B which applies a cantilever beam dilatation system and will be compared with a two-column dilatation system in terms of cost and time. Cantilever beam dilatation is a structural separation that uses a beam structure with one end having a clamp and the other end is free, while two-column dilatation is a structural separation that uses two columns side by side with a certain distance. From the results of the study, it was found that the cost of structural work with cantilever beam dilatation was Rp. 76,755,100,000, - and for two-column dilatation is Rp. 76.063.550.000,- while the total project time with cantilever beam dilatation is 451 working days, and for two-column dilatation is 447 working days. The application of two-column dilatation is 0.9% more cheaper and four days earlier than the application of the cantilever beam dilatation system.
Pemanfaatan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bahan Bakar Alternatif Biofuel-Pellet Jajang Atmaja; Monika Natalia; Desnila Sari
Jurnal Abdimas: Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.938 KB)

Abstract

Pandemi covid-19 menghantam semua lini kehidupan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah. Kesulitan demi kesulitan hidup semakin dirasakan oleh masyarakat terutama masyarakat Koto Marapak Kabupaten Padang Pariaman. Biaya hidup dan kebutuhan hidup yang semakin tinggi sementara pendapatan semakin berkurang. Salah satu yang sangat dibutuhkan adalah bahan bakar untuk dapur yaitu minyak tanah/gas LPG. Di desa ini juga sering terjadi kelangkaan pasokan bahan bakar minyak dan gas. Untuk mengatasi masalah ini tim pengabdian masyarakat PNP memberikan solusi konkrit dengan memanfaatkan energy alternatif (terbarukan) yang sumber dayanya tersedia di desa Koto Marapak yaitu serbuk gergaji. Limbah serbuk gergaji dapat dijadikan bahan bakar alternatif biofuel-pellet. Biofuel pellet ini dapat membuka peluang untuk masyarakat dalam pemenuhan energy bahan bakar dapur/keperluan mereka masing-masing. Serta tidak tertutup kemungkinan untuk pemanfaatan energy ini dalam skala lebih luas seperti untuk usaha kecil mikro dan dijual ke masyarakat luas. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pengabdian ini adalah dapat memberikan wawasan, meningkatkan ketrampilan/skill dan keinginan untuk membuat sendiri bahan bakar alternatif. Juga untuk mempercepat perubahan prilaku masyarakat yang mengalami ketergantungan minyak tanah dan gas LPG. Metode yang akan diterapkan dengan memberikan penyuluhan cara pembuatan biofuel-pellet, untuk selanjutnya bersama-sama membuat pembuatan biofuel pellet dari limbah serbuk gergaji.