Endro Subiandono, Endro
Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam, Bogor

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POTENSI DAN SEBARAN NIPAH (Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb) SEBAGAI SUMBERDAYA PANGAN (Potency and Distribution of nypa palm (Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb) as Food Resource) *) Heriyanto, N.M.; Subiandono, Endro; Karlina, Endang
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.699 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian potensi dan sebaran Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb sebagai sumberdaya pangan dilakukan di Desa Bengalon, Kecamatan Bengalon, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur pada bulan Oktober 2010. Pengumpulan data menggunakan metode pendugaan jumlah pohon/ha, pohon berbuah/ha dan jumlah bonggol tua/ha pada 9 sub plot ukuran 10 m x 10 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pohon nipah rata-rata per ha ada 1.972 dengan jumlah pohon yang berbuah 674 pohon/ha, jumlah bonggol tua per pohon 1,87 atau 1.267 bonggol/ha. Jumlah buah tua nipah di lokasi penelitian adalah 71.476 buah/ha,  potensi daging buah tua nipah 2,55 ton/ha. Rata-rata berat 100 daging buah nipah adalah 3.489 g dan dari jumlah tersebut 1.622 g tepung nipah atau sebesar 46,39%.  Potensi tepung nipah per hektar sebesar 1,19 ton/ha. Kandungan gizi gula nipah cukup baik, yaitu karbohidrat (89,61%), protein (5,95%), kadar Ca (44,58 mg/kg) dan kalori sebesar 3.172 cal/gr. Tepung nipah mengandung serat cukup tinggi dengan kandungan lemak dan kalori rendah yang berpotensi untuk dijadikan makanan bagi orang yang melakukan diet. Tepung buah nipah mengandung sembilan dari dua belas jenis asam amino esensial, yaitu Histidin, Arginin, Threonin, Valin, Methionin, Iso-leusin, Leusin, Phenil alanin dan Lysin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS TUMBUHAN HUTAN PAMAH DI KAWASAN HUTAN DENGAN TUJUAN KHUSUS (KHDTK) CARITA, PROVINSI BANTEN Samsoedin, Ismayadi; Heriyanto, N. M.; Subiandono, Endro
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian struktur dan komposisi jenis tumbuhan hutan pamah di kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus dalam hutan primer, hutan primer terganggu, dan hutan sekunder tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwakeragaman tumbuhan dari tingkat semai ke tingkat pohon, di hutan primer ditemukan 95 jenis yang tercakup dalam 43 suku, di hutan primer terganggu ditemukan 116 jenis tumbuhan yang tercakup dalam 61 suku, dan di hutan sekunder tua ditemukan 66 jenis tumbuhan yang tercakup dalam 44 suku. Jenis yang mendominasi regenerasi lengkap pada setiap strata terdapat di hutan primer. Untuk tingkat pohon didominasi oleh Schima wallichii (DC.) Korth. dengan indeks nilai penting (INP) 10,03%, tingkat belta dan tingkat semai didominasi (KHDTK) Carita, Banten, dilakukan pada bulan Agustus 2007. Plot dibuat masing-masing seluas 200 m oleh jenis Dysoxylum densiflorum (Blume) Miq. dengan INP masing-masing sebesar 35,00% dan 37,27%. Jenis tumbuhan dominan pada hutan primer terganggu adalah Castanopsis acuminatissima (Blume) A. DC. dengan INP 19,88% untuk tingkat pohon, Vitex pinnata L. untuk tingkat belta (INP 20,46%), dan Glochidion rubrum Bl untuk tingkat semai (INP 13,10%). Pada hutan sekunder tua, jenis yang mendominasi pada tingkat pohon adalah Vernonia arborea Buch.-Ham. dengan INP 5,10%, tingkat belta adalah jenis Lithocarpus elegans (Blume) Hatus ex Soepadmo dengan INP sebesar 20,46%, dan untuk tingkat semai adalah jenis Archidendron jiringa (Jack) Nielsen. dengan INP sebesar 13,10%
PENYERAPAN POLUTAN LOGAM BERAT (Hg, Pb dan Cu) OLEH JENIS-JENIS MANGROVE Heriyanto, N.M.; Subiandono, Endro
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian penyerapan polutan di perairan oleh jenis-jenis mangrove dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2010. Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi mengenai jenis-jenis mangrove yang baik dalam menyerap polutan (merkuri/Hg, timbal/Pb dan tembaga/Cu). Penelitian dilakukan di tiga lokasi hutan mangrove, yaitu Blanakan Subang Jawa Barat, Cilacap Jawa Tengah dan Taman Nasional Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya akumulasi terbesar Cu terdapat pada bagian akar dan batang. Pb terakumulasi pada bagian akar dan daun sedangkan Hg pada bagian batang dan daun mangrove yang dekat dengan sumber pencemar. Dalam menyerap zat pencemar, kemampuan jenis Avicennia marina (Forsk.) Vierh. lebih baik dari Rhizophora apiculata Bl. dan Ceriops tagal C.B. Rob. Hal ini ditunjukkan oleh akumulasi zat tersebut pada bagian pohon. Akumulasi Pb di Blanakan Subang pada jarak 0-500 mdalam udang (Penaeus monodon Fabricius, 1798) 16 kali lebih besar dibanding pada jarak > 1.000 m dari sumber pencemar, sedangkan pada ikan bandeng (Chanos chanos Forsskål, 1775) hanya tiga kali. Di Cilacap akumulasi Pb pada ikan blanak (Mugil cephalus Linnaeus, 1758) tiga kali; Cu 2,5 kali dan Hg delapan kali bila dibandingkan antara jarak 0-500 mdan > 1.000 m dari sumber pencemar. Kandungan Hg pada udang tiga kali lebih besar dibandingkan dengan ikan blanak  di Taman Nasional Alas Purwo, yaitu sebesar 3,12 µg/kg. 
KERAGAMAN DAN POTENSI JENIS SERTA KANDUNGAN KARBON HUTAN MANGROVE DI SUNGAI SUBELEN SIBERUT, SUMATERA BARAT Bismark, M.; Subiandono, Endro; Heriyanto, N.M.
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 5, No 3 (2008): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAKPenelitian yang dilakukan pada bulan Juni 2007 bertujuan untuk memperoleh informasi tentang besarnya potensi biofisik dan kandungan karbon pada hutan mangrove di Cagar Biosfer Pulau Siberut, Sumatera Barat. Analisis potensi biomasa, karbon, dan kesuburan tanah dalam tegakan mangrove dilakukan dalam dua plot seluas masing-masing 0,25 ha pada jarak 1.300 m dari garis pantai. Inventarisasi jenis mangrove dilakukan di tepi sungai sepanjang satu km dari sungai sepanjang dua km dengan vegetasi riverine mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 10 jenis pohon mangrove, yaitu Rhizophora apiculata Blume, R. mucronata Blume, Bruguiera cylindrica W.et.A., B. gymnorrhiza (L). Savigny, Xylocarpus granatum Koen, Barringtonia  racemosa  Blume,  Ceriops  tagal  C.B  Rob.,  Aegyceras  corniculatum  Blanco,  Luminitzera littorea Voigl., dan Avicennia alba L.  Hutan mangrove  di lokasi penelitian mempunyai kadar C sebesar23,22%, N sebesar 0,73%, Na dan K sebesar masing-masing 10,40 me/100 g dan 4,51 me/100 g yang termasuk kategori sangat tinggi, namun nilai P sebesar 3,94 ppm dan KTK sebesar 18,93 termasuk cukup rendah. Jenis yang mendominasi tegakan hutan mangrove adalah R. apiculata dengan kerapatan 80 pohon/ha, R. mucronata dengan kerapatan 28 pohon/ha, dan B. gymnorrhiza dengan kerapatan 12 pohon/ha. Biomasa tegakan di  atas  tanah dan  kandungan karbon  hutan  mangrove yang  terdiri  dari  jenis  R.  apiculata, R. mucronata, dan jenis B. gymnorrhiza cukup rendah, yaitu sebesar 49,13  ton/ha dan 24,56 ton C/ha, atau setara dengan 90,16 ton CO2 /ha.
KARAKTERISTIK DAN PERSEPSI MASYARAKAT DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK Sawitri, Reny; Subiandono, Endro
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 3 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenetapan perluasan kawasan hutan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 175/KPTS-II/2003 dari 40.000 hektar menjadi 113.357 hektar, bagi Kabupaten Lebak menimbulkan  permasalahan antara kepentingan konservasi dan pembangunan daerah melalui  pendapatan asli daerah (PAD). Untuk melihat permasalahan ini, dilakukan pengamatan karakteristik masyarakat, pengelolaan lahan, pemanfaatan sumberdaya hutan berupa potensi geologi, pertambangan emas, air, tumbuhan, satwaliar serta persepsi masyarakat terhadap potensi tersebut, terutama masyarakat pada lima kampung di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar mata pencaharian utama dan sampingan masyarakat di bidang pertanian sebagai petani dan buruh tani dan di bidang  pertambangan, sedangkan pekerjaan lainnya adalah perdagangan dan transportasi. Pendapatan masyarakat yang bermata pencaharian di bidang pertanian dengan luas sawah ≥ 0,5 ha (Rp 1.350.000,00  per KK per bulan) lebih rendah dibandingkan bidang pertambangan (Rp 1.500.000,00 per KK per bulan). Pemanfaatan sumberdaya hutan yang paling utama adalah sumber air,  perkayuan untuk bahan bangunan dan kayu bakar. Persepsi masyarakat lebih banyak ditujukan pada pemanfaatan potensi geologi berupa pertambangan emas, tetapi bagi masyarakat Kampung Lebak Sembada, Desa Citorek Kidul sebaiknya lokasi pengambilan emas tersebut dikembalikan kepada fungsinya sebagai kawasan konservasi untuk melestarikan sumber mata air. Kegiatan yang dapat  meningkatkan sosial ekonomi masyarakat yaitu permudaan tanaman cengkeh, penanaman aren, dan peternakan dengan sistem kandang.