Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI CENDAWAN PADA ROTI YANG DIJUAL DI PASAR PORTAL RAWA BUAYA Seftiwan Pratami Djasfar; Yuri Pradika
Jurnal Medical Laboratory Vol. 1 No. 2 (2022): Juli : Jurnal Medical Laboratory
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.74 KB) | DOI: 10.57213/medlab.v1i2.101

Abstract

Roti merupakan salah satu contoh pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Mikroorganisme utama yang berperan penting dalam proses pembusukan roti adalah cendawan. Cendawan tersebut dapat menimbulkan keracunan bila dikonsumsi dan sangat berbahaya untuk tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi adanya cendawan pada roti. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yaitu dengan isolasi cendawan pada media Potato Dextrose Agar (PDA) kemudian disimpan selama 5-7 hari di inkubator pada suhu 27°C, setelah itu di periksa di bawah mikroskop dengan penambahan larutan LPCB (Lactophenol Cotton Blue). Variabel penelitian adalah cendawan pada roti yang dijual di Pasar Portal Rawa Buaya. Populasi dalam penelitian ini adalah toko yang menjual roti dengan merek yang berbeda yang dijual di Pasar Portal Rawa Buaya. Teknik penelitian menggunakan metode tuang dan sampel diuji dengan penanaman pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diamati menggunakan mikroskop perbesaran 40x. Hasil penelitian didapatkan dari 10 sampel roti, 2 sampel positif terkontaminasi cendawan Rhizopus sp., 1 sampel positif terkontaminasi cendawan Aspergillus sp., dan 1 sampel terkontaminasi Penicillium sp. Kata Kunci: Roti, Cendawan, Potato Dextrose Agar (PDA)
ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KRIM PEMUTIH YANG BEREDAR DI E-COMMERCE KOTA JAKARTA Yuri Pradika; Seftiwan Pratami Djasfar; Tesia Christiani
Jurnal Medical Laboratory Vol. 1 No. 2 (2022): Juli : Jurnal Medical Laboratory
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.404 KB) | DOI: 10.57213/medlab.v1i2.103

Abstract

Krim pemutih merupakan produk yang berisi campuran bahan kimia atau bahan lainnya yang berkhasiat mampu memutihkan kulit atau memucatkan noda hitam (coklat) pada kulit. Salah satu bahan kimia yang menjadi komposisi krim pemutih yaitu asam retinoat. Senyawa ini dilarang penggunaannya dalam krim pemutih karena dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, dan teratogenik (cacat pada janin). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di e-commerce Kota Jakarta mengandung asam retinoat. Sampel krim pemutih yang diteliti sejumlah 7 sampel. Analisis kualitatif asam retinoat menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang diamati di bawah sinar lampu UV 254 nm menunjukkan sampel B, C dan D positif mengandung asam retinoat. Kata Kunci: Asam Retinoat, Krim Pemutih, Kromatografi Lapis Tipis
EDUKASI BAHAYA CENDAWAN PATOGEN YANG TERDAPAT PADA ROTI BAGI KESEHATAN MASYARAKAT Seftiwan Pratami Djasfar; Yuri Pradika
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesosi Vol. 5 No. 2 (2022): Juli : Jurnal ABDIMAS KESOSI
Publisher : STIK KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.16 KB) | DOI: 10.57213/abdimas.v5i2.102

Abstract

Roti merupakan salah satu contoh pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Mikroorganisme utama yang berperan penting dalam proses pembusukan roti adalah cendawan. Cendawan tersebut dapat menimbulkan keracunan bila dikonsumsi dan sangat berbahaya untuk tubuh. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat penting agar masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai dampak cendawan patogen jika dikonsumsi. Tahapan yang dilakukan adalah mempersiapkan materi tentang cendawan patogen, alternatif pencegahan cendawan patogen pada roti, pembagian kuesioner, dan terjun langsung ke lapangan untuk memaparkan penyuluhan mengenai hal ini. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat dari 66,67% menjadi 86,67%. Kata Kunci: Roti, Cendawan Patogen, Masyarakat
EDUKASI CARA MEMILIH KRIM PEMUTIH DAN KANDUNGAN YANG AMAN UNTUK KULIT WAJAH KEPADA MASYARAKAT Yuri Pradika; Seftiwan Pratami Djasfar; Tesia Christiani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesosi Vol. 5 No. 2 (2022): Juli : Jurnal ABDIMAS KESOSI
Publisher : STIK KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.676 KB) | DOI: 10.57213/abdimas.v5i2.104

Abstract

Krim pemutih merupakan produk yang berisi campuran bahan kimia atau bahan lainnya yang berkhasiat mampu memutihkan kulit atau memucatkan noda hitam (coklat) pada kulit. Senyawa kimia berbahaya yang sering digunakan dalam komposissi krim pemutih yaitu hidroquinon, asam retinoat dan merkuri karena di percaya memiliki efek pemutih. Adanya senyawa kimia berbahaya ini dapat memberikan dampak buruk terhadap kulit wajah dan kesehatan. Oleh karena itu, penyaji melakukan edukasi cara memilih krim pemutih yang aman dan kandungan zat berbahaya apa saja yang mungkin terkandung pada krim pemutih untuk kulit wajah kepada masyarakat. Berdasarkan hasil kegiatan edukasi ini terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang cara memilih krim pemutih dan kandungan yang aman untuk kulit wajah. Kata Kunci: Edukasi, Krim Pemutih, Kulit Wajah
IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL (Pseudomonas aeruginosa) PADA LANTAI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) Seftiwan Pratami Djasfar; Yuri Pradika
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 1 (2023): Januari: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i1.135

Abstract

Rumah Sakit adalah tempat pelayanan terapeutik, rawat inap, rawat jalan, dan berbagai aktivitas lainnya sebagai pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Selain untuk mencari kesembuhan, rumah sakit juga merupakan sumber berbagai macam penyakit baik bagi pasien maupun pengunjung. Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme patogen, dimana patogen ini dapat menghuni dan berkembang biak di lingkungan rumah sakit seperti udara, air, lantai, makanan, peralatan medis dan non medis. Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu ruangan yang merupakan bagian dari rumah sakit dengan fasilitas khusus untuk observasi, perawatan dan pengobatan pasien. Pasien yang dirawat di unit perawatan intensif memiliki risiko penyakit yang mengancam jiwa, kegagalan organ, dan kematian. Salah satu infeksi yang didapat di rumah sakit paling umum terjadi di unit perawatan intensif (ICU) adalah infeksi nosokomial. Salah satu bakteri penyebab infeksi nosokomial adalah Pseudomonas aeruginosa. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri patogen oportunistik yang menyebabkan infeksi nosokomial dan penggunaan ventilator juga menyebabkan infeksi saluran kemih dan pneumonia. Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri Pseudomonas aeruginosa penyebab infeksi nosokomial pada lantai di Rumah Sakit Umum (RSU) X di kota Jakarta. Variabel penelitian adalah bakteri yang terdapat pada lantai Intensive Care Unit (ICU). Bakteri infeksi nosokomial diidentifikasi dengan cara diisolasi pada media MCA, kemudian dilanjutkan dengan uji biokimia dan diamati di bawah mikroskop. Hasil penelitian ditemukan adanya Pseudomonas aeruginosa pada lantai Rumah Sakit X.
EDUKASI BAKTERI PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL BAGI KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN RT 02 KELURAHAN RAWA BUAYA Seftiwan Pratami Djasfar; Yuri Pradika
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesosi Vol. 6 No. 1 (2023): Januari: Jurnal Abdimas Kesosi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/abdimas.v6i1.147

Abstract

Rumah sakit merupakan sumber berbagai macam penyakit baik bagi pasien maupun pengunjung. Infeksi paling umum yang didapat di rumah sakit adalah infeksi nosokomial. Bakteri penyebab infeksi nosokomial adalah Staphylococcus sp., Klebsiella sp., Proteus sp., Serralia sp., dan Pseudomonas aeruginosa. Bakteri patogen tersebut juga menyebabkan infeksi saluran kemih serta pneumonia. Banyak masyarakat yang masih belum menyadari bahwa tubuh bisa sakit bukan hanya karena kontak langsung dengan pasien di Rumah Sakit, tetapi juga bisa karena menghirup udara Rumah Sakit dan memegang peralatan di Rumah Sakit secara tidak sengaja. Kegiatan pengabdian ini diharapkan mampu memberikan edukasi terhadap masyarakat untuk melakukan pencegahan agar tidak terkena penyakit infeksi nosokomial setelah berkunjung dari Rumah Sakit. Tahapan yang dilakukan adalah mempersiapkan materi tentang penyakit infeksi nosokomial, alternatif pencegahan penyakit infeksi, pembagian kuesioner, dan terjun langsung ke lapangan untuk memaparkan penyuluhan mengenai hal ini. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat dari 8% menjadi 72% mengenai infeksi nosokomial.
EDUKASI BAHAYA ANEMIA PADA REMAJA DI LINGKUNGAN RT 02 KELURAHAN RAWA BUAYA Nofri Eka Yuliandi; Seftiwan Pratami Djasfar; Basuki Rachmad
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesosi Vol. 6 No. 1 (2023): Januari: Jurnal Abdimas Kesosi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/abdimas.v6i1.148

Abstract

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi remaja adalah masalah gizi mikronutrien, dimana masalah kesehatan yang muncul adalah anemia. Anemia pada remaja dapat berdampak buruk terhadap penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran, dan produktifitas. Kondisi anemia secara langsung berkorelasi dengan status gizi atau asupan zat besi yang dikonsumsi. Anemia yang terjadi pada masa remaja dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental, rentan terhadap infeksi dan menurunnya tingkat konsentrasi sehingga dapat berpengaruh pada prestasi di sekolah. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai peningkatan pemahaman masyarakat dalam upaya mencegah anemia pada remaja. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan remaja dari 60% menjadi 80% mengenai anemia. Remaja putri yang memiliki pengetahuan baik akan lebih waspada dalam mencegah terjadinya anemia dibandingkan remaja putri yang memiliki pengetahuan buruk.
ANALISIS CEMARAN BAKTERI E. coli PADA AIR KOLAM RENANG UMUM DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN METODE MPN (MOST PROBABLE NUMBER) Laili Safitri; Seftiwan Pratami Djasfar
Jurnal Medical Laboratory Vol. 2 No. 2 (2023): Juli: Jurnal MedLab
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kesetiakawanan Sosial Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/medlab.v2i2.192

Abstract

Air merupakan kebutuhan manusia, begitu juga dengan air kolam renang yang sering digunakan untuk rekreasi maupun olah raga. Kolam renang kini telah berkembang pesat di berbagai daerah termasuk Kabupaten Tangerang. Oleh karena itu, air kolam renang harus sesuai dengan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan berdasarkan Peraturan Departemen Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung cemaran bakteri E. coli pada air kolam renang umum di Kabupaten Tangerang berdasarkan Standar Permenkes No 32 Tahun 2017. Bakteri E. coli menjadi salah satu spesies utama dalam subkelompok fecal coliform karena sifatnya yang lebih spesifik karena umumnya tidak tumbuh di lingkungan secara bebas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode MPN yaitu suatu metode analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah mikrooganisme target pada sampel yang dilakukan dengan dua tahapan, yaitu uji pendugaan dan uji penegasan. Uji pendugaan dilakukan dengan menggunakan media Lactose Broth (LB). Kemudian tabung dengan sampel yang positif dilanjutkan ke tahap dua yaitu uji konfirmasi yang dilakukan dengan media Briliant Green Lactose Broth untuk menghitung jumlah bakteri Coliform kelompok E. coli lalu dirujuk ke tabel Thomas. Pada penelitian ini didapatkan hasil berupa 2 dari 3 sampel positif E. coli dan 1 dari 2 sampel positif tersebut, nilainya berada di atas ambang batas ketentuan Peraturan Departemen Kesehatan RI Nomor 32 Tahun 2017 yaitu < 1 colony form unit (cfu)/100 ml sampel yang diperiksa setiap bulan. Dimana kolam A adalah 0 CFU/100ml, kolam B adalah 0,911 CFU/100ml dan kolam C adalah 1,070 CFU/100ml.