Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RENOVASI ALAT SERO UNTUK MENGATASI KELANGKAAN PAKAN PADA BUDIDAYA LOBSTER LAUT DI DESA TAPULAGA KABUPATEN KONAWE Wellem Hendrik Muskita; Agus Kurnia; Rahmad Sofyan Patadjai; La Ode Baytul Abidin; Laode Muhamad Hazairin Nadia; Asriyana Asriyana; Muhaimin Hamzah; Hasnia Arami; Muslim Tadjudah; Abdullah Abdullah
Jurnal Abdi Insani Vol 9 No 4 (2022): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v9i4.814

Abstract

Kegiatan budidaya lobster yang dilakukan oleh nelayan di Desa Tapulaga masih menghadapi kendala utama yakni kelangkaan pakan segar ikan rucah utamanya pada musim angin barat. Kondisi ini sangat menyulitkan untuk penyediaan pakan segar untuk diberikan ke lobster peliharaan nelayan. Oleh karena itu para nelayan mengandalkan hasil tangkapan ikan dari sero sebagai sumber pakan budidaya lobster. Namun dari hasil pemantauan kami di lokasi Desa Tapulaga menunjukkan bahwa alat tangkap sero di desa tersebut sudah banyak yang rusak. Tujuan pengabdian ini adalah membantu nelayan dalam perbaikan alat tangkap sero sehingga hasil tangkapan ikan yang dapat diberikan langsung dan kondisinya segar ke lobster meningkat. Metode kegiatan meliput pengamatan langsung tingkat kerusakan sero di Desa Tapulaga. Kemudian penyuluhan, penentuan waktu renovasi dan kegiatan renovasi sero. Selanjutnya adalah evaluasi perbaikan alat sero melalui jumlah hasil tangkapan ikan. Program kegiatan yang dilakukan mendapat respon yang positif yang ditunjukkan dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat yang luar biasa dalam pelaksanaan kegiatan. Renovasi sero diaplikasikan dengan patok kayu yang rusak dengan patok kayu baru sebanyak 244 buah dan panjang jaring baru yang dipasang untuk mengganti jaring lama yang rusak sepanjang 60 meter dengan tinggi 3 meter. Hasil ikan yang tertangkap setelah dilakukannya perbaikan sero menjadi meningkat baik jenis maupun jumlah ikannya. Bahwasanya antusiasme dan respon masyarakat nelayan Desa Tapulaga Kecamatan Soropia Sulawesi Tenggara sangat tinggi dan sangat terbantu dengan kegiatan pengabdian ini. Hasil tangkapan ikan di sero lebih meningkat baik jumlah maupun spesiesnya dengan kegiatan perbaikan (renovasi) alat tangkap sero dibanding sebelumnya. Ikan yang tertangkap saat fase bulan purnama lebih banyak dibanding ikan yang tertangkap saat bulan gelap.
Histologi Usus Dan Hati Juvenil Ikan Bandeng (Chanos Chanos) Yang Diberi Pakan Berbahan Tepung Ampas Minyak Biji Kapuk (Ceiba Petandra) Kasrun Ijal; Yusnaini Yusnaini; La Ode Baytul Abidin; Agus Kurnia
Jurnal Media Akuatika Vol 6, No 3 (2021): Juli
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.225 KB) | DOI: 10.33772/jma.v6i3.17984

Abstract

Tepung ampas minyak biji kapuk (TAMBK) mengandung protein sebesar 27,32% sehingga dapat menjadi bahan pakan ikan, tetapi biji kapuk mengandung gossypol dan asam siklopropenat yang bersifat antinutrisi. Sehingga penggunaan tepung ini untuk mensubstitusi tepung kedelai dapat menurunkan kualitas pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak substitusi TK dengan TAMBK dengan dosis yang berbeda terhadap histologi usus dan hati pada juvenil ikan bandeng (Chanos chanos). Empat jenis pakan dibuat berdasarkan subtitusi tepung kedelai (TK) dengan tepung ampas minyak biji kapuk (TAMBK) yang terdiri atas :100% TK ; 0% TAMBK (pakan A),  75% TK : 25% TAMBK (pakan B), 50% TK : 50% TAMBK (pakan C), dan 25% TK : 75% TAMBK (pakan D). Sebanyak 120 ekor juvenil bandeng (rata-rata bobot awal: 0,80±1,89 g) dimasukkan ke dalam 12 akuarium (10 ekor/akuarium). Selama pemeliharaan, pakan diberikan 5% dari bobot tubuh per hari selama 30 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian 25-75% TAMBK dalam pakan menyebabkan abnormal pada organ usus yaitu vili usus menebal dan memendek, nekrosis vili serta peningkatan jumlah dan ukuran sel goblet. Jenis kerusakan pada organ hati yang tampak adalah bile stagnation atau stagnasi empedu, blood congestion dan  melanomarophages centre. Kelangsungan hidup hewan uji adalah 40-60%. Maka disarankan pemberian TAMBK dibatasi (<25%) karena dapat merusak organ usus dan hati juvenile ikan bandeng.Kata Kunci: tepung ampas minyak biji kapuk, histologi, juvenil bandeng.