Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN WISATA BUKIT TAWAP LENG-LENG DALAM PERSPEKTIF COLLABORATIVE GOVERNANCE Rillia Aisyah Haris; Findriasih .; Imam Hidayat
PUBLIC CORNER Vol 17 No 2 (2022): Public Corner
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/fisip.v17i2.2223

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengembangan Wisata Bukit Tawap Leng-Leng dalam Perspektif Collaborative Governance. Dasar dilakukannya pengembangan secara Collaborative Governance oleh BUMDes karena pengembangan wisata mengalami permasalahan yang berupa keterbatasan sumber daya, kemampuan dan minimnya modal. Ketidakmampuan BUMDes dalam mengembangkan wisata sehingga dilakukan collaborative governance oleh Pihak BUMDes dengan investor, pokdarwis dan Pemerintah Desa Pagarbatu. Pengembangan wisata ini dilatarbelakangi dari adanya motivasi dari Kepala Desa bahwa kita tidak akan keluar dari pandemi covid-19 ini jika kita tidak bergerak untuk melakukan sesuatu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat pada saat ini. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Sedangkan fokus penelitian pada proses collaborative governance menurut Ansell dan Gash (2007) yang terdiri lima indikator yaitu dialog tatap muka (Face to Face), membangun kepercayaan (Trust Building), komitmen terhadap proses (Commitment to Process), pemahaman bersama (Share Understanding) dan hasil antara (Intermediate Outcomes). Namun sebelum menjelaskan lima indikator tersebut peneliti terlebih dahulu menjelaskan stakeholder yang terlibat beserta peran-perannya dalam proses kolaborasi pada penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan beberapa tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tahapan pengembangan wisata tidak lepas dari adanya pihak-pihak yang terlibat beserta peran-perannya. Adanya face to face dialogue tau pertemuan yang dilakukan secara rutin dan berdasrkan kebutuhan. Trust building dilakukan dengan membangun citra yang baik, Commitmen to the process dilakukan dengan menggugah komitmen, memberikan motivasi, dan pemahaman bersama. Share understanding dilakukan dengan pemahaman tujuan, peran stakeholders, dan pembagian hasil keuntungan, dan Intermediate outcomes yaitu hasil pembangunan wisata telah mencapai 50-60% tahap penyelesian. Hambatan yang dihadapi adalah dalam pengumpulan dana untuk proses pembangunan wisata yang tidak mudah. Kata Kunci: Collaborative Governance, BUMDes dan Pengembangan Wisata.
STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN PARIWISATA DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN METODE FORCE FIELD ANALYSIS Moh. Romzi; Nur Inna Alfiyah; Rillia Aisyah Haris; Dwi Listia Rika Tini; Enza Resdiana
AS-SIYASAH : Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Vol 10, No 1 (2025): (MEI) AS SIYASAH - JURNAL ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Publisher : UPT Publikasi Dan Pengelolaan Jurnal Universitas Islam Kalimantan MAB Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/as.v10i1.18877

Abstract

The tourism industry must continue to be the center of attention for both the central and local governments. Sumenep Regency has great tourism potential, including nature tourism, historical tourism, religious tourism and cultural tourism. The development of tourism in Sumenep Regency is regulated in the Regional Regulation concerning RIPPARKAB Number 4 of 2018. The selection of a good and planned strategy will produce a final result that is directed and in accordance with the initial tourism development plan. The strategy carried out by the Sumenep Regency Government needs to be evaluated annually. This research method uses a qualitative method with the Force Field Analysis approach. Data collection uses observation, interview and documentation methods. The purpose of this study was to identify and analyze the inhibiting and driving factors of tourism development strategies in Sumenep Regency. The results of the study showed that there were a number of driving factors, namely; 1) Economic opportunities, 2) Potential uniqueness of tourism, 3) Location access. Inhibiting factors: 1) Promotion, 2) Facilities and infrastructure, 3) Government support, 4) HRD. The results of the analysis showed that the key factor driving tourism development was ease of road access, while the key factor inhibiting tourism was lack of government support. Improvement of strategies in tourism development in Sumenep Regency, namely digital marketing campaigns, provision of innovative, informative and easily accessible websites or social media, improvement of services, tourism experiences and efficient tourism operations and evaluation of accessibility information structures, development of sustainable tourism based on community welfare, improvement and adjustment of accessible tourism facilities, environmental conservation and tourist education, collaboration with local communities, increasing strategic partnerships, improving human resources regarding service inclusiveness, leadership development, and management