Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance Prism Berdasarkan Omax Scoring System di Unit Produksi PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Mollah, Moch. Kalam; Erywardana, Yanuar Suaya
JURNAL TECNOSCIENZA Vol. 3 No. 2 (2019): TECNOSCIENZA
Publisher : JURNAL TECNOSCIENZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51158/nhxr6d85

Abstract

Penelitian ini menguraikan hasil penelitian perancangan sistem pengukuran kinerja pada Unit Produksi IPAM Ngagel 1Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Surabaya dengan model Performance Prism. Selama ini, sistem pengukuran kinerja di PDAM Kota Surabaya belum menunjukkan performa perusahaan secara maksimal.. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan kembali sistem pengukuran kinerjanya. Hasil rancangan menunjukkan bahwa stakeholder PDAM Kota Surabaya meliputi: Karyawan, pelanggan, pemasok, pemerintah daerah, serta mitra. Sistem pengukuran kinerja memuat 65 KPI yang meliputi 15 KPI karyawan, 10 KPI pelanggan, 15 KPI pemasok, 10 KPI pemerintah daerah, dan 15 KPImitra. Untuk scoring menggunakan OMAX diketahui KPI yang kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan adalah KPI E1.3 Indeks Kepuasan Mitra, KPI B2.2 Peningkatan Pemesanan kebutuhan air, KPI C2.1 Ketepatan Kualitas dan Kuantitas produk, KPI C5.2 Prosentase produk yang reject; KPI A5.3 Rasio perencanaan training program dengan realisasinya; C5.1 Jumlah keterlambatan pengiriman produk dalam setahun. Kata kunci: pengukuran, kinerja, performance, prism, omax
SEJARAH SOSIAL LITERASI DI INDONESIA;: DARI TRADISI ISLAM HINGGA PERUMUSAN KEBIJAKAN AR, Zaini Tamin; Mollah, Moch. Kalam
AL - IBRAH Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/alibrah.v6i1.120

Abstract

Beberapa penelitian menggambarkan tingkat literasi membaca siswa Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan siswa di beberapa negara di dunia. Padahal, dalam dalam perkembangan pendidikan, urgensi literasi tidak dapat dikesampingkan. Oleh sebab itu, penelitian ini berupaya menganalisis pendidikan literasi di Indonesia dalam konteks historis dan politis. Penelitian pustaka ini menyimpulkan bahwa literasi sejatinya merupakan tradisi kuat dalam sejarah Islam. Namun, sejarah ini baru dapat dikontekstualisasikan beberapa tahun ini melalui kebijakan pemerintah melalui gerakan literasi nasional dan internalisasi literasi pada kurikulum pendidikan nasional. Penelitian ini merekomendasikan langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan di ataranya: Pertama, membumikan makna iqra’ – yang sebenarnya merupakan tradisi Islam yang menyejarah – dalam membangun generasi literasi di Indonesia. Kedua, rumusan kebijakan literasi harus segera dimaksimalkan dan menjadi gerakan nasional.
Al Mawaddah In The Quran (A Thematic Interpretation Perspective) Darmawan, Agus; Mustofa, Ali; Mollah, Moch. Kalam
AL-MIKRAJ Jurnal Studi Islam dan Humaniora Vol. 5 No. 01 (2024): Al-Mikraj, Jurnal Studi Islam dan Humaniora
Publisher : Pascasarjana Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/almikraj.v5i01.5787

Abstract

This writing discusses the interpretation of al-mawaddah from the perspective of the Qur'an. The aim of this research is to understand how al-mawaddah is interpreted from the perspective of the Qur'an. To obtain data, the author conducted data collection through a literature study to understand the concepts of interpreting the term from the perspective of the Qur'an. From the data analysis conducted, the author found that al-mawaddah can be interpreted as "love expressed through attitudes and behaviors similar to obedience as a result of admiration for someone." The interpretation of the word mawaddah is not only associated with the context of marriage. However, after further research, it was found that the word mawaddah also speaks in the context of peace or friendship and even war. From the analysis of the verse on al-mawaddah, we can draw several important conclusions: compassion as the foundation of relationships, emotional involvement in relationships, mutual understanding and self-respect, relationships that understand and respect each party's uniqueness have the potential to develop well, compassion as an expression of love, emphasis on "signs for those who reflect" indicates that loving human relationships are one of the manifestations of Allah's greatness, and humans are invited to reflect and appreciate this blessing. The verse on al-mawaddah teaches that relationships based on love, mutual understanding, and compassion are not only desirable but also a religious mandate. This serves as a guideline for building a society characterized by love and tolerance, creating a peaceful and blessed environment. With this article, the author hopes to present a comprehensive understanding of the meaning of al-mawaddah
Tantangan Pembelajaran di Era Digital dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di Sekolah Menengah Atas Muhamadiyah 2 Surabaya Mollah, Moch. Kalam
EL-BANAT: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam Vol. 14 No. 2 (2024): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam YPBWI Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54180/elbanat.2024.14.2.203-220

Abstract

The advancement of digital technology has had a significant impact on various aspects of life, including education. This study aims to explore the role of Islamic Education (PAI) teachers in shaping students' religious character in the digital era, focusing on the challenges and teaching strategies involved. A qualitative approach was employed, utilizing observation and in-depth interviews with teachers and students at SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. The findings reveal that PAI teachers play strategic roles as spiritual guides, digital information filters, behavioral role models, and facilitators of digital literacy. Collaboration with parents and the community also serves as a critical element in strengthening students' religious character formation. This study emphasizes the importance of a holistic approach that integrates religious education, digital technology, and character values in teaching practices. The findings are expected to contribute to the development of character-based curricula and innovative teaching strategies
Tuhfah Al Mawdud bi Ahkam al Mawlud: Seni Mendidik Anak ala Ibn Qayyim al Jauziyah AR, Zaini Tamin; Mollah, Moch. Kalam; Mo'tasim, Mo'tasim
JOIES (Journal of Islamic Education Studies) Vol. 7 No. 2 (2022): December
Publisher : Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam dan Program Magister Pendidikan Agama Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/joies.2022.7.2.143-158

Abstract

“Seni mendidik anak”, sebagai sebuah istilah, mewakili urgensi pendidikan di lingkungan keluarga yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak. Terbukti bahwa dalam lingkungan keluarga, anak memang memperoleh berbagai pengetahuan, pengalaman, aktivitas dan mendapatkan pengasuhan dari orang tua. Dalam tulisan ini akan dianalisis seni mendidik anak dalam pandangan Ibn al Qayyim al Jauziyah yang masih relevan dengan kehidupan saat ini. Penelitian pustaka ini menemukan bahwa, menurut Ibn al Qayyim, mendidik anak harus sejak dini, dimulai dengan memahami fitrah anak, pemberian ASI eksklusif, melatih berbicara, mengatur pola makan, hingga menanamkan pendidikan akhlak. Dari pendapat tersebut, dapat disarikan bahwa terdapat tiga pendekatan dalam mendidik anak: pertama, biologis, dilakukan dengan memandang anak sebagai untuk entitas yang tumbuh. Sehingga beberapa upaya dilakukan untuk menopang pertumbuhannya. Kedua, psikologis, meniscayakan bahwa anak adalah manusia yang berkembang. Itu sebabnya anak harus diberikan stimulus positif untuk perkembangannya. Ketiga, pendekatan teologis, yang merupakan pangkal dari dua pendekatan sebelumnya. Melalui pendekatan ini, setiap anak harus dikenalkan dengan tauhid, disinari dengan ajaran agama dan diajarkan nilai-nilai akhlak. Maka, mendidik anak tidaklah mudah, tidak seperti membalikkan telapak tangan. Ia membutuhkan proses yang harus dilalui secara bertahap, sinergis dan berkelanjutan.