Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PISUKE DALAM PERKAWINAN DI DESA DARMAJI KECAMATAN KOPANG Lalu Yoga Vandita
Jurnal Ilmiah Global Education Vol. 3 No. 2 (2022): JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION, Volume 3 Nomor 2, Desember 2022
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/jige.v3i2.397

Abstract

In Indonesia, which has many tribes and cultures, it turns out that there are many ways to carry out the institution of marriage in every region. In Lombok, for example, marriage is so sacred and full of traditional content, that to hold a wedding, you have to try hard to go through a series of customs, one of which is pisuke, where the male family must pay an amount of money that has been determined by the female family as a sign to be able to hold it. wedding. To facilitate understanding in this writing, we use research methods including; by digging up and digging up data sources from various literature relating to pisuke practice. The contract is clear, the goods being contracted are halal and holy, therefore pisuke in the view of Islamic law is permissible because there has been an agreement between the two parties.
Praktek Tradisi Gantiran Dalam Perkawinan Persfektif Hukum Islam Lalu Yoga Vandita
TAFAQQUH Vol. 1 No. 1 (2016): Tafaqquh : Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Ahwal Syahsiyah
Publisher : STIS DAFA MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70032/a0ag1s69

Abstract

Disetiap daerah ternyata banyak cara dalam untuk melaksanakan institusi pernikahan. Di Lombok misalnya pernikahan begitu sacral dan penuh dengan muatan adat, sehingga untuk melangsungkan acara pernikahan harus berusaha keras untuk melewati rangkaian adat, salah satunya adalah gantiran, dimana keluarga laki-laki harus membayar sejumlah uang yang sudah ditentukan oleh keluarga perempuan sebagai tanda untuk bisa melangsungkan pernikahan.Untuk memudahkan pemahaman dalam penulisan ini, maka kami menggunakan metode-metode penelitian diantaranya; dengan memperbanyak menggali sumber data dari berbagai literaratur yang berkenaan dengan praktek gantiranSetelah membahas masalah yang sudah diteliti maka kami dapat tarik sebuah kesimpulan bahwa praktek gantiran diperbolehkan karena masih belum ditemukan dalam AL-Qur’an maupun hadist yang membahsa masalah gantiran itu sendiri, yang melakukan akad sudah jelas, barang yang diakadpun barang yang halal dan suci, maka dari itu gantiran dalam pandangan hukum islam diperbolehkan karena sudah terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak.
Studi Komparasi Antara Mazhab Hanafi dan Mazhab Safi’i Tentang Wali Adhol Ahmad Sibawai; Lalu Yoga Vandita
TAFAQQUH Vol. 7 No. 2 (2022): Tafaqquh : Jurnal Hukum Ekonomi Syariah dan Ahwal Syahsiyah
Publisher : STIS DAFA MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70032/2n3ppa08

Abstract

This study aims to (1) examine the perspectives of the Hanafi and Syafi’i schools of thought (mazhab) regarding the concept of wali adhol in marriage contracts, and (2) evaluate the relevance of these perspectives in the context of marriage in Indonesia. The research employs a qualitative approach with library research as its primary method. Data analysis is conducted using a comparative method, which juxtaposes the two mazhab's views to draw conclusions. The findings reveal that the Hanafi school does not require the presence of a guardian (wali) for a legally competent and mature woman in a marriage contract, except for minors and individuals with mental incapacities. If a guardian refuses a competent woman’s request to marry a suitable partner, the guardian is deemed ineligible to refuse (adhol). Conversely, the Syafi’i school mandates the presence of a guardian for all marriage contracts, whether for a mature woman or a widow. In the Indonesian context, the Hanafi school’s perspective is considered more relevant due to its flexible approach, which takes local customs into account and grants greater autonomy to brides in deciding their marriage arrangements. This study contributes by providing a comparative perspective on the role of guardians in Islamic marriage law, serving as a reference for the development of family law in Indonesia, particularly in addressing cases involving wali adhol.
Transformasi Nilai dan Praktik Sosial melalui Dialog Antarbudaya: Kajian Perubahan Sosial di Era Digital Zakir burhan; Lalu yoga vandita
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 3 No. 6 (2024): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Desember 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/seikat.v3i6.1627

Abstract

Era digital telah menghadirkan dinamika baru dalam interaksi sosial, termasuk dalam konteks dialog antarbudaya. Transformasi nilai dan praktik sosial menjadi fenomena penting yang mencerminkan perubahan pola hubungan sosial, komunikasi, dan identitas budaya masyarakat. Studi ini menelaah bagaimana interaksi antarbudaya, yang difasilitasi oleh teknologi digital, memengaruhi adaptasi nilai, norma, dan praktik sosial di berbagai komunitas. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian ini menganalisis pola komunikasi digital, konten budaya yang dibagikan, dan praktik sosial yang muncul dari dialog antarbudaya, baik di dunia maya maupun dalam interaksi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi komunikasi tidak hanya mempercepat penyebaran nilai budaya, tetapi juga memunculkan reinterpretasi norma sosial yang bersifat adaptif dan inklusif. Dengan demikian, dialog antarbudaya di era digital berperan sebagai agen transformasi sosial yang memungkinkan munculnya praktik sosial baru dan perubahan nilai secara dinamis. Temuan ini memberikan kontribusi terhadap pemahaman hubungan antara teknologi, budaya, dan transformasi sosial di masyarakat kontemporer.
SOSIALISASI DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI MA DARUSSHOLIHIN NW DARMAJI Lalu Yoga Vandita; Ahmad Taufik
BEGAWE: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2024): BEGAWE: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Desember 2024
Publisher : Lembaga Berugak Baca

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Community service has been carried out by conducting socialization of the impact of early marriage at Madrasah Aliyah Darusholihin NW Darmaji. Our hope is how teenagers become aware and do not easily get married which has a negative impact on themselves and their environment, so that they know the consequences of early marriage and they are given knowledge about positive activities to fill their free time besides studying at school. The success of this activity can be seen from the increase in participants' knowledge through pre-tests and post-tests. So it can be concluded that there is a significant difference in the knowledge of participants in the socialization activity before and after being given material in the socialization activity. There is an understanding from students about early marriage. There is an understanding and knowing the impacts of early marriage. There is an understanding of the negative impacts of early marriage.