Moch. Imron Rosyidi
Universitas Trunojoyo Madura

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Reading Political Intrigue In A Book “Pesan Dari 8 Negeri” Moch. Imron Rosyidi; Imam Sofyan
ARISTO Vol 11, No 2 (2023): July
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ars.v11i2.6134

Abstract

Pesan Dari 8 Negeri is a fairly comprehensive book on political reflection. It starts with a story from the west with the story of Brutus as a symbol of political stupidity which becomes a common thread that political events are indeed very dynamic. Interestingly, the term Brutus syndrome appears to distinguish this book from several other references that discuss politics. In addition, the phrase judl explicitly shows that politics is the culture of society by choosing the phrase "country" rather than "state". In addition, politics in the historical aspect can be displayed in a flowing language style that is effectively attached to the reader's mind.
Communication Network on Social Capital Relations of Salt Production Workers Imam Sofyan; Moch. Imron Rosyidi; R. Bambang Moertijoso
Komunikator Vol 15, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jkm.18641

Abstract

Statistically, the production of people’s salt is still the most abundant national-scale salt production in Indonesia. Madura Island, the largest salt-producing island in Indonesia, also contributes the largest labor force in Indonesia. This shows that the potential for workers in Madura is still very significant. Therefore, this research aims to see the communication network of salt production workers in Madura. This study uses a descriptive quantitative method with a communication network analysis approach. The study shows that the mapping of social capital relations in people’s salt production can be seen from three relationships: bonding, bridging, and linking. In bonding relations, where the internal labor is still dominated by a few people, the hubs or links in the sociogram are seen to be centered on only one point. Meanwhile, the bridging relation is evenly distributed. This shows the opportunity for workers to strengthen their bias capacity with a demonstration plot mechanism and learn from others in need outside their community. Moreover, in the linking relationship, there is a wide gap in the community.
Fenomenologi Komunikasi Pelaku Usaha Kuliner Kaldu Kokot Sebagai Wisata Gastronomi di Kabupaten Sumenep Arta Novianti br. Tarihoran; Moch. Imron Rosyidi
Jurnal Audiens Vol. 4 No. 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jas.v4i4.329

Abstract

Sektor pariwisata dan industri kuliner memiliki peran krusial dalam kontribusi terhadap perekonomian suatu daerah. Khususnya, kuliner menjadi salah satu sektor terbesar dalam ekonomi kreatif Indonesia, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif. Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memiliki potensi kuliner khasnya sendiri, salah satunya adalah "Kaldu Kokot". Kaldu Kokot adalah hidangan tradisional yang unik, dengan kombinasi kacang hijau dan tulang sapi yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Wisata gastronomi di Sumenep memadukan potensi kekayaan budaya dan atraksi budaya lokal dengan kuliner, menciptakan pengalaman berharga bagi para pengunjung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Analisis Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) untuk menggali bagaimana pelaku usaha kuliner lokal mempromosikan Kaldu Kokot sebagai destinasi wisata gastronomi. Hasil penelitian menunjukkan berbagai strategi komunikasi yang diterapkan oleh pelaku usaha kuliner Kaldu Kokot, termasuk penggunaan bahasa Indonesia, penjelasan visual, demonstrasi fisik, dan pelayanan yang prima. Selain itu, penggunaan bahasa lokal, terutama bahasa Madura, menjadi penting dalam mempertahankan keaslian budaya lokal. Temuan ini memberikan wawasan penting bagi pengembangan gastronomi kuliner, khususnya terkait Kaldu Kokot di Sumenep, serta menyoroti betapa krusialnya pengalaman wisatawan dalam memajukan bisnis kuliner lokal dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.
Pemanfaatan User Generated Content Instagram dalam Meningkatkan Popularitas Soto Sabreng sebagai Destinasi Kuliner Khas Sumenep Marina Silviana; Moch. Imron Rosyidi
Jurnal Audiens Vol. 5 No. 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammdiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jas.v5i3.396

Abstract

Pada era internet partisipatif seperti sekarang, seluruh pengguna memiliki kebebasan mengunggah apapun yang dikehendaki, termasuk User Generated Content. Dengan adanya konten UGC maka akan terjadi penyebaran informasi bagi orang-orang yang terjangkau. UGC adalah teknik promosi yang memanfaatkan orang lain untuk mempromosikan suatu hal dengan memberikan kepercayaan sepenuhnya untuk mengolah konten sebaik mungkin kemudian disebarkan melalui internet. UGC dalam industri makanan berperan sebagai metode pemasaran electronic word of mouth. Sehingga terjadilah fungsi menyebarkan informasi yang berguna bagi pengguna lain maupun brand. Dikutip dari (teknologi.bisnis.com, 2019), pengguna profil bisnis Instagram mencapai angka 25 juta dengan 2 juta diantaranya adalah pengiklan global. Dari angka tersebut, mereka rata-rata mampu menghasilkan laba hingga 50 juta perbulan. Langkah UGC ini juga dapat diterapkan dalam industri makanan khas daerah, khususnya Soto Sabreng dari Sumenep. Dengan penerapan UGC diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap Soto Sabreng. Dengan menggunakan metode etnografi virtual, penelitian kualitatif ini akan melakukan penggalian data secara virtual pada informan yang terlibat langsung dalam UGC Soto Sabreng. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan UGC Soto Sabreng di Instagram untuk meningkatkan popularitas Soto Sabreng belum dapat dipastikan bekerja. Hal tersebut dikarenakan masih minim konten User Generated Content di Instagram mengenai Soto Sabreng.