Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SCOURING-RUSH HORSETAIL’S (Equisetum hyemale) CAPABILITY TO REDUCE DETERGENT, COD AND PHOSPHAT (PO4) LEVELS OF LAUNDRY WASTEWATERIN PURWOKERTO IN 2016 Wardono, Hari Rudijanto Indro; Abdullah, Sugeng; Budiono, Zaeni
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No 1 (2017)
Publisher : Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.868 KB)

Abstract

Background: There will be an increasing demand for goods and services as a result of rapid economic growth and development, increasing activities in the society, and also with the establishment of universities. This has caused the emergence of some laundry business that aims to alleviate the burden on society. The emergence of the laundry business may cause environmental pollution, especially in the levels of detergent, if the waste generated is not treated before it is discharged. Therefore, it is necessary to find a method to treat waste efficiently. One of the ways is to employ phytoremediation using scouring-rush horsetail (Equisetum hyemale). Aims: The purpose of this study is to analyze the scouring-rush horsetail media’s ability in decreasing the levels of detergent, Phosphate (PO4), and COD of laundry waste. Methods: This type of research is called true experiment with design randomized control group pretest-posttest. The data is analyzed using Analysis of Covariance (ANCOVA) statistical test. Results: The results of the analysis showed that there are influences from the residence time, the scouring-rush horsetail’s (Equisetum hyemale) ability and the continuous process by reducing the levels of detergent (88.9%), COD (99.5%), and PO 4 (63.4%). Scouring-rush horsetail media has an average efficiency of COD reduction (90%), PO 4 (51%), and Detergents (86%). The value of Detergents, COD, and PO4 level in laundry wastewater after treatment by using scouring-rush horsetail (Equisetum hyemale) with a residence time (0 day, 1 day, 3 days and 7 days) based on Government Regulation No. 82 of 2001 on the Management of Water Quality and Water Pollution Control has been under NAB. Conclusion: It is necessary to make additional acclimatization time in the study using a scouring- rush horsetail to reduce the levels of COD, phosphate and detergent. It is advisable to plant the scouring-rush horsetail in the tub as high as 30 cm, thus the water can be pooled. 
Penguatan Kader Masyarakat Dalam Penemuan dan Pengobatan Tb Paru Di Desa Kemutug Lor Anwar, M. Choiroel; Budiono, Zaeni
Jurnal LINK Vol 21, No 1 (2025): MEI 2025
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/link.v21i1.12866

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Dunia terutama di Indonesia. Penderita tuberkulosis dapat menghasilkan 3000 percikan droplet yang dapat menularkan kepada 10 – 15 orang, Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menangani permasalah TB adalah adalah dengan memberdayakan kader TB. Tujuan dilaksanakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberdayakan masyarakat, khususnya kader TB, diaharapkan agar kader TB mampu mendampingi serta mengidentifikasi masyarakat suspek dan menjalani pengobatan hingga sembuh. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini dihasilkan luaran pada kader yang diberikan materi dan dilatih melalui simulasi agar dapat memberikan pendampingan dengan baik. Pemberian materi diharapkan mampu memberi penyegaran dan menambah pengetahuan kader mengenai TB. Selain memberikan pendampingan pada penderita TB yang sudah terkonfirmasi kondisinya, kader juga berperan penting dalam mengidentifikasi mayarakat yang dicurigai menderita TB. Setelah berhasil mengidentifiaksi suspek TB, kader perlu untuk mendorong agar mereka mau memeriksakan diri dan menjalani pengobatan. Simpulan kegiatan pelatihan kader kesehatan dilengkapi dengan Simulasi dilakukan agar kader dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan pendampingan. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat mendukung program pemerintah dalam upaya memberantas penyakit TB di Indonesia.
Hubungan Intensitas Suara dengan Kelelahan Mental Pekerja Pemotong Batu Alam Home Industry Tahun 2024 Nahdah, Andin; Budiono, Zaeni; Ardiansyah, Iqbal
Buletin Keslingmas Vol. 44 No. 1 (2025): BULETIN KESLINGMAS: VOL. 44 NO. 1 TAHUN 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/keslingmas.v44i1.12411

Abstract

Penerapan tindakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) penting untuk mengurangi insiden kecelakaan di lingkungan kerja. Kebisingan merupakan salah satu risiko fisik yang terkait erat dengan operasi industri. Hasil survei pendahuluan di lokasi penelitian menggambarkan pekerja harus berteriak atau berbicara keras agar pekerja lain dapat mendengarnya. Hasil pengukuran kebisingan pada survei pendahuluan sebesar 84,72 dBA pada titik 1, 90,3 dBA pada titik 2 dan 89,6 dBA pada titik 3, serta ditemukan dua pekerja mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas suara dengan kelelahan mental pekerja pemotong batu alam Home Industry tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian analitik menggunakan desain cross sectional dengan variabel bebas intensitas suara dan variabel terikat kelelahan mental. Populasi dalam penelitian adalah seluruh pekerja yang berjumlah 80 pekerja dengan sampel berjumlah 35 pekerja yang berinteraksi langsung dengan mesin pemotongan di bagian pemotongan. Analisis data dilakukan secara bivariat (uji chi-square dengan α. = 0.05). Hasil uji statistik intensitas suara rata-rata 107.731 dBA dengan standar deviasi 3.1740 dBA. Intensitas suara terendah 102.7 dBA dan intensitas suara tertinggi 114.3 dBA. Dua belas pekerja mengalami kelelahan mental dan dua puluh tiga pekerja tidak mengalami kelelahan mental. Tidak ada hubungan intensitas suara dengan kelelahan mental. Pertimbangkan rotasi pekerjaan agar pekerja tidak terpapar kebisingan secara terus-menerus.
Penguatan Kader Masyarakat Dalam Penemuan dan Pengobatan Tb Paru Di Desa Kemutug Lor Anwar, M. Choiroel; Budiono, Zaeni
Jurnal LINK Vol 21 No 1 (2025): MEI 2025
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/link.v21i1.12866

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Dunia terutama di Indonesia. Penderita tuberkulosis dapat menghasilkan 3000 percikan droplet yang dapat menularkan kepada 10 – 15 orang, Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menangani permasalah TB adalah adalah dengan memberdayakan kader TB. Tujuan dilaksanakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberdayakan masyarakat, khususnya kader TB, diaharapkan agar kader TB mampu mendampingi serta mengidentifikasi masyarakat suspek dan menjalani pengobatan hingga sembuh. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini dihasilkan luaran pada kader yang diberikan materi dan dilatih melalui simulasi agar dapat memberikan pendampingan dengan baik. Pemberian materi diharapkan mampu memberi penyegaran dan menambah pengetahuan kader mengenai TB. Selain memberikan pendampingan pada penderita TB yang sudah terkonfirmasi kondisinya, kader juga berperan penting dalam mengidentifikasi mayarakat yang dicurigai menderita TB. Setelah berhasil mengidentifiaksi suspek TB, kader perlu untuk mendorong agar mereka mau memeriksakan diri dan menjalani pengobatan. Simpulan kegiatan pelatihan kader kesehatan dilengkapi dengan Simulasi dilakukan agar kader dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan pendampingan. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat mendukung program pemerintah dalam upaya memberantas penyakit TB di Indonesia.
Pelatihan Kader Jumantik dalam Pengendalian Vektor DBD Desa Pandak Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas Firdaust, Mela; Widyanto, Arif; Budiono, Zaeni; Abdullah, Sugeng; Santjaka, Aris; Tata Gunawan, Asep; Yulianto
Jurnal Pengabdian Masyarakat - PIMAS Vol. 4 No. 4 (2025): November (on process)
Publisher : LPPM Universitas Harapan Bangsa Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35960/pimas.v4i4.1947

Abstract

The government conducts a program to reduce dengue cases by focusing on preventive. However, the PSN movement launched by the Regent of Banyumas was not optimal. This activity aims to increase the knowledge of jumantik cadres to control of dengue vectors. Pandak Village is a dengue-endemic village. The number of cadres in Pandak Village is 25 peoples, each RT has one jumantik cadre. The implementation of PSN 3M Plus has gone well, but it is not optimal. In its implementation, cadres have not fully understood the larval monitoring instruments that must be filled and how to control them. After the implementation of jumantik cadres training, knowledge of dengue vector control methods increased to 88% which has a very good value category. Cadres have been able to mention breeding places and resting places for dengue vectors. In addition, cadres were also able to mention how to control dengue vectors both physically, biologically and chemically. Each jumantik cadre has understood his duties, namely responsible for monitoring the larval indices together with the household jumantik and recapitulating data per week, and reporting per month to the jumantik coordinator. Periodic reporting of the tiered larval index will ensure the validity of the ABJ data presented in each Health Center. The data is used as a risk assessment of dengue transmission in the work area of the local health center.