Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Temulawak Molases Blok (TMB) Sebagai Pakan Suplemen Ternak Domba Yang Terinfeksi Cacing Saluran Pencernaan Andang Andiani Listyowati; Sumaryanto Sumaryanto; Ayu Febriayani
Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu Vol 4, No 6 (2022): April
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppt.v4i6.889

Abstract

Temulawak Molases Blok (TMB) sebagai pakan tambahan yang lengkapkandungan gizinya dan bermanfaat bagi domba. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh pemberian TMB sebagai pakan suplemen untuk meningkatkanpalatabilitas pakan, konsumsi pakan, kecernaan bahan kering, dan kecernaan bahanorganik serta mengurangi telur cacing pada domba yang terinfeksi cacing saluranpencernaan. Ternak domba yang digunakan adalah Domba Ekor Tipis (DET) jantandengan umur 6-8 bulan, sebanyak sepuluh ekor dengan bobot badan rata–rata 20 kgdan positif terdapat terlur cacing Haemonchus contortus pada feses domba. Penelitianini menggunakan metode Uji T, Rancangan ini membandingkan antara domba yangdiberi pakan hijauan dan konsentrat dengan domba yang diberi pakan hijauan dankonsentrat ditambah TMB Analisis yang digunakan analisa Uji Independent SampleT-Test. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian TMB berpengaruh secarasignifikan (P<0,05) terhadap palatabilitas pakan hijauan DET sebesar 261gram/ekor/5menit dan palatabilitas pakan konsentrat DET sebesar 49gram/ekor/5menit. Pemberian TMB berpengaruh secara signifikan (P<0,05) terhadaptingkat konsumsi pakan hijauan DET sebesar 1.861 gram/ekor/hari dan tingkatkonsumsi pakan konsentrat DET sebesar 269 gram/ekor/hari. Pemberian TMBberpengaruh secara signifikan (P<0,05) terhadap kecernaan bahan kering DETsebesar 79,444%. TMB berpengaruh secara signifikan (P<0,05) terhadap kecernaanbahan organik DET sebesar 83,439%. berpengaruh secara signifikan (P<0,05)terhadap kecernaan bahan kering DET sebesar 79,444%. TMB berpengaruh secarasignifikan (P<0,05) terhadap pengurangan jumlah telur cacing pada domba yangterinfeksi cacing saluran pencernaan. TMB berpengaruh secara signifikan (P<0,05)terhadap palatabilitas pakan, konsumsi pakan, kecernaan bahan kering, dankecernaan bahan organik serta mengurangi telur cacing pada DET yang terinfeksicacing saluran pencernaan.
Karakteristik Inovasi Sebagai Variabel Intervening dari Faktor Internal Terhadap Respons Peternak Sapi pada Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Vermiwash Di Desa Tampir Wetan Kecamatan Candimulyo Nurdayati Nurdayati; Assa Viatul Maydina; Andang Andiani Listyowati
Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu Vol 5, No 1 (2023): April 2023
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppt.v5i1.1004

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 Maret sampai dengan 31 Mei 2022 di Desa Tampir Wetan Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang. Penelitian bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh faktor internal peternak (umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, tanggungan keluarga dan jumlah ternak) secara langsung terhadap respons dan secara tidak langsung terhadap respons melalui karakteristik inovasi. Responden yang menjadi sampel dalam penelitian berjumlah 40 orang yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi menggunakan panduan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis statistik dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan faktor internal (umur) berpengaruh secara langsung terhadap respons, umur juga berpengaruh tidak langsung secara parsial terhadap respons melalui karakteristik inovasi. Variabel pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah ternak berpengaruh tidak langsung secara penuh terhadap respons melalui karakteristik inovasi. Karakteristik inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap respons dan faktor internal peternak sehingga karakteristik inovasi terbukti dapat menjadi variabel intervening dari faktor internal peternak terhadap respons.
Level Penambahan Kecambah Kacang Hijau Pada Induk Ternak Ayam Ras Petelur Terhadap Fertilitas Daya Tetas Dan Berat DOC Hasil Inseminasi Buatan Nur Prabewi; Adi Santoso; Andang Andiani Listyowati
Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu Vol 5, No 1 (2023): April 2023
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppt.v5i1.1022

Abstract

Dewasa ini permintaan bibit ayam joper yang merupakan hasil persilangan ayam ras petelur final stock dengan ayam lokal jantan mengalami peningkatan terus dari tahun ke tahun. Ayam joper mempunyai banyak keunggulan yaitu pertumbuhannya yang lebih cepat dengan FCR maksimal diangka 3 pada akhir panen berat 1 kg, postur tubuh ayam lebih besar dari ayam kampung asli serta karakteristiknya tentang ketahanan penyakit dan pakan sederhana bisa berkembang, kualitas dagingnya mirip ayam kampung asli. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dan level penambahan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) terhadap fertilitas, daya tetas, dan berat (Day Old Chick) DOC, hasil inseminasi buatan. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 ekor hyline – brown betina umur 30 minggu dan 3 ekor jantan lokal umur 1,5 tahun. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut menguji P0 (tanpa pemberian kecambah kacang hijau) sebagai kontrol, P1 (30 gram kecambah kacang hijau) dan P2 (40 gram kecambah kacang hijau). Variabel yang diukur adalah fertilitas telur, daya tetas telur, dan berat DOC. Metode analisis data mengunakan ANOVA dan apabila terjadi perbedaan nyata selanjutnya akan diuji dengan uji jarak berganda Duncans. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan kecambah kacang hijau berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap fertilitas, daya tetas, dan berat DOC. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan adanya perbedaan di setiap perlakuan. P0 berbeda nyata dengan P1 yang memiliki fertilitas tertinggi. Sementara daya tetas dan berat DOC tertinggi pada perlakuan P2. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah penambahan kecambah kacang hijau meningkatkan sebanyak 30 gram/ekor dua kali dalam seminggu, dengan umur perkecambahan kacang hijau 48 jam dapat ,meningkatkan fertilitas, daya tetas telur, dan berat DOC hasil inseminasi buatan.
Pengaruh Fermentasi Menggunakan Berbagai Jenis Aspergillus terhadap Kandungan Nutrien dan Antinutrien Bungkil Inti Sawit Andang Andiani Listyowati; Yenny Niken Larasati
JURNAL TRITON Vol 16 No 1 (2025): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v16i1.1232

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh fermentasi menggunakan spesies Aspergillus yang berbeda (Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, dan Aspergillus sojae) terhadap kandungan nutrien (serat kasar dan protein kasar) dan antinutrien (fitat dan Cu) pada bungkil inti sawit. Percobaan berupa Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan masing-masing lima ulangan. Perlakuan meliputi T0 (bungkil inti sawit tanpa fermentasi), T1 (bungkil inti sawit + Aspergillus niger 8 g/kg), T2 (bungkil inti sawit + Aspergillus oryzae 8 g/kg), dan T3 (bungkil inti sawit + Aspergillus sojae 8 g/kg). Fermentasi dilakukan secara aerobik pada suhu 30°C selama 3 hari. Variabel penelitian terdiri dari kandungan nutrien (serat kasar dan protein kasar) dan antinutrien (fitat dan Cu). Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p≤0,05) pada bungkil inti sawit fermentasi dibandingkan dengan kontrol terhadap penurunan kandungan nutrien serat kasar (dari 38,971% menjadi paling rendah 15,662%) dan antinutrien asam fitat (dari 20,982% menjadi paling rendah 5,356%) serta peningkatan kandungan nutrien protein kasar (dari 17,111% menjadi paling tinggi 19,918%), namun nilai antinutrien Cu tidak berbeda nyata antar perlakuan. Fermentasi menggunakan berbagai spesies Aspergillus (Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, dan Aspergillus sojae) dapat memperbaiki kandungan nutrien serat kasar dan protein kasar serta menurunkan antinutrien fitat, tanpa adanya pengaruh negatif pada antinutrien Cu bungkil inti sawit.