Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Dengan Turbin Ventilator Rombe Allo; Allo Sarira Pongsapan
Jurnal Teknik Mesin, Industri, Elektro dan Informatika Vol. 1 No. 3 (2022): September : JURNAL TEKNIK MESIN, INDUSTRI, ELEKTRO DAN INFORMATIKA
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jtmei.v1i3.1010

Abstract

Pada penelitian terdahulu, alat pengering yang dianalisis adalah pengering surya dengan kolektor sekunder, rak bertingkat dan exhaust fan. Penelitian tersebut berhasil mengatasi fenomena lambatnya proses pengeringan akibat terperangkapnya uap air yang keluar dari sampel (tumpukan gabah) pada rak pengering bawah pada rak pengering tengah dan atas. Selain itu temperatur udara dalam kabin pengering sudah tidak melebihi 70oC sehingga kualitas produk (gabah) yang dikeringkan terjamin. Kekurangan pada alat pengering tersebut adalah exhaust fan yang digunakan membutuhkan supply energi listrik sehingga efisiensi pengering masih rendah. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi dengan mengganti exhaust fan dengan turbin ventilator. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih karena telah memiliki peralatan penunjang yang sudah memadai. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yakni membuat sebuah pengering surya tipe rak bertingkat (3 tingkat) dengan kolektor sekunder dan turbin ventilator. Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristiknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan turbin ventilator merupakan solusi untuk mengatasi penggunaan energi listrik pada solar dryer. Proses pengeringan pada rak pengering 2 (tengah) dan 3 (atas) tetap berlangsung dengan cepat karena turbin ventilator bisa bekerja seperti exhaust fan. Laju aliran massa udara keluar dari pengering juga baik sehingga temperatur dalam kabin pengering tetap terjaga (tidak melebihi 70oC). Waktu pengeringan gabah dari kadar air awal 24,8% menjadi kadar air akhir 14% adalah 5 jam (rak 1); 6 jam (rak 2) dan 6 jam (rak 3). Efisiensi pengeringan maksimum yang diperoleh adalah 27,35% (rak 1); 24,05% (rak 2); 22,95% (rak 3); 24,78% (rata-rata).
Characteristics of Multi-tier Hybrid Dryer for Drying Corn Grains Allo, Rombe; Pongsapan, Allo Sarira; Mangallo, David; Agustinus; Siregar, Samuel Parlindungan; Pagasis, Thomas; Werdhani, Anastasia Sri; Numberi, Johni Jonatan; Palamba, Pither; Banda, Dionisius Desriadi; Joni
Jurnal Asiimetrik: Jurnal Ilmiah Rekayasa & Inovasi Volume 6 Nomor 2 Tahun 2024
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/asiimetrik.v6i2.6370

Abstract

The type of drying device known as a hybrid dryer is a tool that harnesses solar energy and the heat generated by a biomass fuel-powered heat exchanger. This study was conducted to assess the performance of the hybrid dryer by analyzing the parameters of the device itself and the dried material. The research was carried out experimentally using a solar collector and a biomass furnace (as a heat exchanger) to heat the air. The solar collector used consists of 0.35 mm thick, black-painted zinc, coated with 5 mm thick glass, and installed at a 20-degree angle. The heat exchanger pipe used has a diameter of 1.25 inches and is made of galvanized pipe. The tested sample is corn seeds with an initial moisture content of about 24.6%. The experimental results show that in the drying process using a solar dryer, the initial moisture content of 24.8% was successfully reduced to 14% at 5.50 h (rack 1), 6.50 h (rack 2) and 7.00 h (rack 3) with a thermal efficiency of 24.25%. Meanwhile, in the hybrid drying process, the required time is approximately 5.00 h (rack 1), 5.50 h (rack 2) and 6.00 h (rack 3), with a efficiency of the drying equipment used is 21.048±5.690% (hybrid) and 22.706±6.437% (solar).
KARAKTERISTIK PENGERING SURYA (SOLAR DRYER) DENGAN TURBIN VENTILATOR Allo Sarira Pongsapan; Rombe Allo
Jurnal Teknik AMATA Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Politeknik Amamapare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55334/jtam.v3i2.297

Abstract

Pada penelitian terdahulu, alat pengering yang dianalisis adalah pengering surya dengan kolektor sekunder, rak bertingkat dan exhaust fan. Penelitian tersebut berhasil mengatasi fenomena lambatnya proses pengeringan akibat terperangkapnya uap air yang keluar dari sampel (tumpukan gabah) pada rak pengering bawah pada rak pengering tengah dan atas. Selain itu temperatur udara dalam kabin pengering sudah tidak melebihi 70oC sehingga kualitas produk (gabah) yang dikeringkan terjamin. Kekurangan pada alat pengering tersebut adalah exhaust fan yang digunakan membutuhkan supply energi listrik sehingga efisiensi pengering masih rendah. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan modifikasi dengan mengganti exhaust fan dengan turbin ventilator Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Cenderawasih karena telah memiliki peralatan penunjang yang sudah memadai. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yakni membuat sebuah pengering surya tipe rak bertingkat (3 tingkat) dengankolektor sekunder dan turbin ventilator. Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui karakteristiknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan turbin ventilator merupakan solusi untuk mengatasi penggunaan energi listrik pada solar dryer. Proses pengeringan pada rak pengering 2 (tengah) dan 3 (atas) tetap berlangsung dengan cepat karena turbin ventilator bisa bekerja seperti exhaust fan. Laju aliran massa udara keluar dari pengering juga baik sehingga temperatur dalam kabinpengering tetap terjaga (tidak melebihi 70oC). Waktu pengeringan gabah dari kadar air awal 24,8% menjadi kadar air akhir 14% adalah 5 jam (rak 1); 6 jam (rak 2) dan 6 jam (rak 3). Efisiensi pengeringan maksimum yang diperoleh adalah 27,35% (rak 1); 24,05% (rak 2); 22,95% (rak 3); 24,78% (rata-rata).
ANALISIS UNJUK KERJA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN PEMASANGAN INDUCER PADA LOCK NUT IMPELLER Allo Sarira Pongsapan; Rombe Allo
Jurnal Teknik AMATA Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : Politeknik Amamapare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55334/jtam.v3i2.298

Abstract

Pompa sentrifugal merupakan mesin fluida yang paling banyak kita gunakan dalam kehidupan seharihari. Dalam pengoperasiannya terdapat banyak kerugian yang ditimbulkan oleh instalasi maupun konstruksi pompa itu sendiri. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk meminimalkan kerugiankerugian tersebut termasuk penelitian yang kami lakukan yaitu berupa modifikasi pada bagian inlet pompa sentrifugal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemasangan induser pada locknut impeller terhadap karakteristik pompa sentrifugal tipe aliran radial. Disini yang dimaksud dengan karakteristik pompa adalah head, debit, dan efisiensi pompa. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Kegiatan yang dilaksanakan pada penelitian ini meliputi: perancangan dan perakitan alat pengujian pompa sederhana, pembuatan spesimen, pengambilan data, analisis dan pembahasan serta kesimpulan. Pada penelitian ini terdapat empat jenis pengujian, yakni: 1) Pompa sentrifugal tanpa modifikasi (normal); 2) Pompa modifikasi ke-1 dengan induser, panjang 25 mm; 3) Pompa modifikasi ke2 dengan induser, panjang 50 mm; dan 4) Pompa modifikasi ke-3 dengan induser, panjang 75 mm. Penelitian menunjukkan bahwa modifikasi dapat memperbaiki karakteristik pompa sentrifugal yang menjadi objek penelitian dimana terjadi peningkatan head total (Htot), debit (Q) dan efisiensi (ηp). Karakteristik terbaik yang diperoleh pada pompa modifikasi ke-2 dengan induser panjang 50 mm, disusuloleh pompa modifikasi ke-3 dengan induser panjang 75 mm, pompa modifikasi ke-1 dengan induser panjang 25 mm dan yang terendah adalah pompa tanpa modifikasi (normal). Karakteristik pompa sentrifugal Peningkatan tersebut disebabkan karena modifikasi dapat meminimalkan gejala pra-rotasi, turbulensi, serta pemisahan aliran. Atau dengan kata lain modifikasi menyebabkan terjadinya perbaikan pola aliran pada bagian inlet pompa sentrifugal.
Simulation Modeling of 140 MW CCGT Quality Indicators Based on DIN-VDI 4661 Standard Using Ebsilon® Professional Software Kaiway, Mickael Ruben; Giai, Agustinus; Griapon, Nourish Christin; Tosuli, Yohanis Tangke; Ranteallo, Obet Takke; Siregar, Samuel Parlindungan; Wanane, Yohanis Yulius; Pongsapan, Allo Sarira; Werdhani, Anastasia Sri; Palamba, Pither; Numberi, Johni Jonatan
G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan Vol 9 No 2 (2025): G-Tech, Vol. 9 No. 2 April 2025
Publisher : Universitas Islam Raden Rahmat, Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70609/gtech.v9i2.6614

Abstract

The operational efficiency of mid-capacity (140 MW) Combined Cycle Gas and Steam Power Plants (CCGT) remains underexplored concerning the DIN-VDI 4661 standard, which defines key quality metrics for energy systems. Addressing this gap is crucial for establishing standardized benchmarks to optimize performance and reduce energy losses. Existing studies mainly focus on Combined Cycle Gas Turbine (CCGT) units outside the 100–180 MW range and often do not explicitly follow DIN-VDI 4661, limiting efficiency comparisons and hindering targeted optimizations. This study simulates a 140 MW CCGT using Ebsilon® Professional software, incorporating DIN-VDI 4661 guidelines to assess eight quality indicators, including thermal efficiency, fuel utilization, and power-to-heat ratio. The model integrates gas and steam turbines, heat recovery, and auxiliary components, with input parameters validated against industry data. Energy balance analysis and sensitivity tests identified loss points. Results show a gas turbine thermal efficiency of 31.39%, steam turbine efficiency of 39.59%, and total system efficiency of 48.42%. However, significant energy losses (52% of input energy) were observed, mainly in gas turbines (87,000 kW) and steam turbines (56,000 kW). These findings highlight the need for design optimizations, such as improving heat recovery and turbine efficiency, to meet DIN-VDI 4661 benchmarks.
THE APPLICATION OF BIOMASS STOVES AMONG THE BERKAT RAMA FARMER GROUP IN BIBIOSI VILLAGE, ARSO DISTRICT, KEEROM REGENCY Pongsapan, Allo Sarira; Allo, Rombe; Mangallo, David; Pagasis, Thomas; Palamba, Pither; Joni, Joni; Rantepulung, Selyus; Membala, Semuel Boron; Tambing, Enos; Siregar, Samuel Parlindungan; Kariongan, Yakobus; Mangopo, Dultudes; Kati, Oktavianus
Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol. 8 No. 4 (2024): DESEMBER
Publisher : LPPM Univ. Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/abdidos.v8i4.2512

Abstract

This community service activity aims to introduce biomass stoves to communities in need, particularly those with abundant biomass waste. The biomass stove's performance has already been evaluated through prior research conducted on campus. This community service initiative will be carried out with the Berkat Rama farmer group in Bibiosi Village, a major corn production area near Cenderawasih University in Arso District, Keerom Regency. Based on preliminary site assessments, local farmers reported significant quantities of agricultural waste, specifically corn cobs, left after harvest. This waste has not been optimally utilized by farmers and is typically disposed of by burning. Motivated by this, our community service team from the Department of Mechanical Engineering at Cenderawasih University aims to introduce corn cob-fueled biomass stoves to the local community. The Community Service Program (PKM) was met with strong enthusiasm from participants, who actively engaged in the socialization session through to its conclusion. The community expressed a desire for more frequent activities of this kind to broaden their knowledge and skills, especially regarding appropriate technology applications. The final outcome of this community service is an increase in both knowledge and skills among members of the Berkat Rama farmer group, specifically in the fabrication and operation of the introduced biomass stoves. They also received training in operational safety for biomass stoves. The acquired knowledge and skills are expected to be applied and shared with other community members and farmers in the area.
PENERAPAN PENGERING SURYA (SOLAR DRYER) DENGAN TURBIN VENTILATOR PADA KELOMPOK TANI JAGUNG DI KAMPUNG BIBIOSI DISTRIK ARSO KABUPATEN KEEROM Pongsapan, Allo Sarira; Allo, Rombe; Mangallo, David; Ranteallo, Obet; Palamba, Pither; Mangopo, Dultudes; Liga, Marthen; Kariongan, Yakobus; Patabang, Djuarensi
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.25049

Abstract

Kualitas jagung yang dihasilkan oleh para petani sangat dipengaruhi oleh proses pengeringan pasca panen. Selain mengandalkan pengeringan langsung di bawah panas matahari, petani juga sangat membutuhkan alat pengering yang memadai, terutama jika masa panen berlangsung di musim hujan. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan pengering tenaga surya (solar dryer) kepada masyarakat petani jagung, khususnya pada Kelompok Tani Berkat Rama yang berkedudukan di Kampung Bibiosi, Distrik Arso, Kabupaten Keerom sebagai salah satu sentra jagung di Jayapura. Pada kegiatan pengabdian ini, solar dryer yang disosialisasikan dilengkapi dengan kolektor sekunder dan turbin ventilator. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, proses pengeringan menggunakan solar dryer dengan kolektor sekunder dan turbin ventilator akan berlangsung lebih cepat serta kualitas produk hasil pengeringan akan lebih baik karena temperatur di dalam ruang pengeringan dapat terjaga (tidak terlalu tinggi). Selain itu dengan menggunakan solar dryer maka proses pengeringan akan aman dari gangguan hujan dan hewan/ternak. Kegiatan PKM ini mendapat sambutan dan animo yang baik dari para petani jagung yang tergabung dalam Kelompok Tani Berkat Rama dengan mengikuti kegiatan sosialisasi hingga selesai. Kelemahan dari solar dryer adalah daya tampung yang masih terbatas sehingga masyarakat petani mengusulkan agar bisa dibantu oleh pemerintah setempat dalam hal pengadaan alat dan bahan untuk membangun sebuah alat pengering jagung yang berukuran memadai.