This Author published in this journals
All Journal JURNAL HUTAN LESTARI
Ahmad Yani
Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMANFAATAN ROTAN SEBAGAI BAHAN KERAJINAN ANYAMAN DI DESA UNTANG KECAMATAN BANYUKE HULU KABUPATEN LANDAK Noor Adha Fajar Hartomo; Ahmad Yani; Hikma Yanti
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.52088

Abstract

The people of Untang Village use rattan to make wickerwork, household furniture, and others. The use of rattan by the community in Untang Village is one the potential to improve the welfare of the artisans and, in addition to introducing processed rattan products. The purpose of this study is to record the types of rattan used by the community and the processes in processing rattan products produced by the people of Untang Village, Banyuke Hulu District, Landak Regency. The method used in this research is a survey method—respondents as providers of information were obtained using snowball sampling. The data collection technique used in this research is an in-depth questionnaire interview. The people of Untang Village, Banyuke Hulu District, Landak Regency utilize five types of rattan: roae rattan, sega rattan, plades rattan, dodok rattan, and maru rattan and carry. The types of plaiting produced by the Untang Village, Banyuke Hulu District, Landak Regeincludeaude sieve, hoop, basket, mat, filter, tray, plapaintedited fish, trap, and fastener. Processing is carried int in a general way that is usually done from generation to generation to produce decent rattan.Keywords: Hand Craft, Untang Village, Utilization RattanAbstrakMasyarakat Desa Untang memanfaatkan rotan untuk membuat anyaman, perabot rumah tangga, dan lain-lain. Pemanfaatan rotan oleh masyarakat di Desa Untang merupakan salah satu potensi untuk meningkatkan kesejahteraan para perajin sekaligus memperkenalkan produk olahan rotan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendata jenis rotan yang digunakan masyarakat dan proses dalam pengolahan produk rotan yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Untang Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei—responden sebagai pemberi informasi diperoleh dengan menggunakan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara kuesioner mendalam. Masyarakat Desa Untang, Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak memanfaatkan lima jenis rotan yaitu rotan roae, rotan sega, rotan plates, rotan dodok, dan rotan maru dan gendong. Jenis anyaman yang dihasilkan oleh Desa Untang Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak Rege meliputi ayakan aude, simpai, bakul, tikar, saringan, baki, ikan plapaint, bubu, dan pengikat. Pengolahan dilakukan secara umum yang biasanya dilakukan secara turun temurun untuk menghasilkan rotan yang layak.Keywords: Kerajinan anyaman, Desa Untang, Pemanfaatan Rotan
ETNOZOOLOGI UNTUK RITUAL ADAT DAN MISTIS MASYARAKAT DAYAK MALI DI DESA ANGAN TEMBAWANG KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK M Dirhamsyah; Ahmad Yani; Yuliana Yuliana
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.53633

Abstract

Ethnozoology is a branch of ethnobiology, namely the relationship between humans and the use of animals in the surrounding environment and is a link between human culture and the animals in their environment. The Mali Dayak community in Angan Tembawang Village, Jelimpo District is one of the Dayak sub-tribes located in Landak Regency which has a characteristic that distinguishes it from other Dayak tribes, one of which is its language. The Malian Dayak people are also very closely related to nature, where their lives are very dependent on nature. The purpose of this study was to record the types of animals used for traditional and mystical rituals. This study uses a snowball sampling technique, which is a method for identifying, selecting and taking samples in a network or continuous chain of relationships. The number of people who became respondents as many as 10 people. The data presented in the form of qualitative descriptive. The results showed that there were 8 species from 8 families and 4 classes, namely mammals, aves, pisces and insects which were used for traditional and mystical rituals by the Mali Dayak community. The parts of animals that are used are flesh, blood, fur and the whole body. The parts that are used for mystical value are the voice and the whole body.Keywords: Dayak Mali, Ethnozoology, Traditional RitualsAbstrakEtnozoologi merupakan salah satu cabang ilmu etnobiologi, yaitu hubungan manusia dengan pemanfaatan satwa yang berada di lingkungan sekitarnya dan merupakan keterkaitan antara kebudayaan manusia dengan satwa-satwa di lingkungannya. Masyarakat Dayak Mali di Desa Angan Tembawang Kecamatan Jelimpo merupakan salah satu sub suku Dayak yang terletak di Kabupaten Landak yang memiliki ciri khas yang membedakan dengan suku Dayak lainnya salah satu bahasanya . Masyarakat Dayak Mali juga sangat erat hubungan nya dengan alam, dimana hidup mereka sangat tergantung pada alam. Tujuan penelitian ini mendata jenis-jenis satwa yang dimanfaatkan untuk ritual adat dan mistis. Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling yaitu suatu metode untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu jaringan atau rantai hubungan yang terus menerus. Jumlah masyarakat yang dijadikan responden sebanyak 10 orang. Data yang disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif. Hasil penelitian terdapat 8 spesies dari 8 famili dan 4 kelas yaitu mamalia, aves, pisces dan insecta yang dimanfaatkan untuk ritual adat dan mistis oleh masyarakat Dayak Mali. Bagian satwa yang dimanfaatkan yaitu daging, darah, bulu dan seluruh badan. Bagian yang dimanfaatkan untuk nilai mistis adalah suara dan seluruh badan.Kata kunci: Dayak Mali, Etnozoologi, Ritual Adat
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN FISIK TERHADAP KELIMPAHAN KERANG KEPAH (Polymesoda erosa) DI HUTAN MANGROVE DESA SUNGAI NILAM KECAMATAN JAWAI KABUPATEN SAMBAS M Sofwan Anwari; Juliarti Juliarti; Ahmad Yani; Joko Nugroho Riyono
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 10, No 4 (2022): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v10i4.54229

Abstract

The purpose of this study was to examine the effect of physical environmental factors, namely soil texture, soil salinity, soil pH, soil organic matter content, soil temperature and soil moisture, air temperature and humidity and light intensity on the abundance of mussel shells (Polymesoda erosa) in the forest. mangrove in Sungai Nilam Village, Jawai District, Sambas Regency. This study used a survey method, soil and mussel sampling techniques were carried out by purposive sampling and descriptive data analysis was used. Soil samples were tested in the laboratory to observe several parameters such as soil texture and soil organic matter content. The abundance of mussel shells in the mangrove forest of Sungai Nilam Village is not affected by soil texture because the typical texture in that location is clay, dusty and sandy dust, while mussels can also live in sandy areas. Soil organic matter suitable for mussel shells with a value of 4.24. The light intensity is suitable for mussel shells with a value of 2692 Cd. The temperature and humidity ranged from 29.9°C-35.1°C and 66%-88% were still suitable for the presence of mussels. Soil temperature and humidity ranged between 28-30°C and 52-56% which were good values for the presence of mussels. Soil pH in the range of 5.5-7 is a suitable value for the presence of mussels. Salinity suitable for mussel shells with a value of 10.3 ppt. The number of mussels obtained is an average of 3/m². Another factor that affects the existence of mussel shells is human activities that take mussel shells and seasonal factors also determine the number of shellfish in the forest.Keywords: abundance, environmental factors, mangrove forest, sungai nilam village AbstrakTujuan penelitian adalah untuk mengkaji pengaruh faktor lingkungan fisik yaitu tekstur tanah, salinitas tanah, pH tanah, kandungan bahan organik tanah, suhu tanah dan kelembaban tanah, suhu udara dan kelembaban udara dan intensitas cahaya terhadap kelimpahan kerang kepah (Polymesoda erosa) di hutan mangrove Desa Sungai Nilam Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas. Penelitian ini menggunakan metode survei, teknik pengambilan sampel tanah dan kerang kepah dilakukan secara purposive sampling dan analisis data menggunakan deskriptif. Sampel tanah diuji di laboratorium untuk melihat beberapa parameter yang diamati seperti tekstur tanah dan kandungan bahan organik tanah. Kelimpahan kerang kepah di hutan mangrove Desa Sungai Nilam tidak dipengaruhi oleh tekstur tanah dikarenakan khas tekstur yang ada dilokasi tersebut yaitu liat berdebu dan debu berpasir sedangkan kerang kepah juga bisa hidup di daerah berpasir. Bahan organik tanah yang cocok untuk kerang kepah dengan nilai 4,24. Intensitas cahaya yang cocok untuk kerang kepah dengan nilai 2692 Cd. Suhu dan kelembaban udara berkisar antara 29,9°C-35,1°C dan 66%-88% masih layak untuk keberadaan kerang kepah. Suhu dan kelembaban tanah berkisar antara 28-30°C dan 52-56% merupakan nilai yang baik bagi keberadaan kerang kepah. pH tanah pada kisaran 5,5-7 merupakan nilai yang cocok untuk keberadaan kerang kepah. Salinitas yang cocok untuk kerang kepah dengan nilai 10,3 ppt. Jumlah kerang kepah yang di dapat yaitu rerata 3/m². Faktor lain yang mempengaruhi keberadaan kerang kepah adalah  aktivitas manusia yang mengambil kerang kepah dan faktor musim juga menentukan jumlah kerang di hutan.Kata kunci : Desa Sungai Nilam, Faktor Lingkungan, Hutan Mangrove, Kerang kepah Kepah 
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN OLEH PENGOBAT TRADISIONAL (BATTRA) DI DESA KUMPANG TENGAH KECAMATAN SEBANGKI KABUPATEN LANDAK Muflihati Muflihati; Yunie Yunie; Ahmad Yani
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 2 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i2.67426

Abstract

Medicinal plants are still an option for the community in treating diseases, especially people who work as traditional healers (Battra) in Kumpang Tengah Village, Landak Regency. The purpose of this study was to record the types of traditional medicinal plants used by Battra, record the parts of medicinal plants used for treatment, how to process, and how to use them. This research was conducted by interviewing Battra who utilize medicinal plants for treatment as a whole, which was determined using the census technique. There were 15 traditional healers (Battra) with 6 professions,  traditional birth attendants, jampi healers, bone fracture healers, skin disease and worms healers, pediatric healers and venereal disease healers. The results of interviews conducted with Battra obtained 30 types of medicinal plants from 21 families with the most commonly found family, namely the Arecaceae family, the highest habitus is herbaceous (36.7%), the most widely used plant parts are leaves (63.3%), the highest habitat found is in the yard (66.7%), and the highest plant status is cultivated (70%).Keywords: medicinal plants, traditional healers, local knowledge, Kumpang Tengah Village  AbstrakTumbuhan obat masih menjadi pilihan bagi masyarakat dalam mengobati penyakit khususnya masyarakat yang berprofesi sebagai pengobat tradisional (Battra) yang ada di Desa Kumpang Tengah, Kabupaten Landak. Tujuan dari penelitian ini untuk mendata jenis-jenis tumbuhan obat tradisional yang dimanfaatkan oleh Battra, mendata bagian tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan untuk pengobatan, cara pengolahan dan cara penggunaannya. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai Battra yang memanfaatkan tumbuhan obat untuk pengobatan secara keseluruhan yang ditentukan menggunakan teknik sensus. Terdapat 15 orang pengobat tradisional (Battra) dengan 6 profesi yaitu dukun beranak, dukun jampi, dukun patah tulang, dukun penyakit kulit dan cacingan, dukun penyakit anak dan dukun penyakit kelamin. Hasil wawancara yang dilakukan terhadap Battra diperoleh 30 jenis tumbuhan obat dari 21 famili dengan famili yang paling banyak ditemukan yaitu famili Arecaceae, habitus tertinggi yaitu herba (36,7%), bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu daun (63,3%), habitat ditemukan tertinggi yaitu di pekarangan (66,7%), status tumbuhan tertinggi yaitu dibudidayakan (70%) Kata kunci: tumbuhan obat, pengobat tradisional, pengetahuan lokal, Desa Kumpang Tengah 
ETNOZOOLOGI MASYARAKAT DAYAK KUBIN DESA MANGGALA KECAMATAN PINOH SELATAN KABUPATEN MELAWI UNTUK RITUAL ADAT DAN MISTIS Muhammad Fathurrahman; Ahmad Yani; Hafiz Ardian
JURNAL HUTAN LESTARI Vol 11, No 2 (2023): JURNAL HUTAN LESTARI
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jhl.v11i2.57597

Abstract

Indonesia is a country that has many islands and biological natural resources, one of which is on the island of Kalimantan. Kalimantan is famous for the existence of the Dayak tribe, which has a characteristic. The Dayak tribe also has diversity in the use of animals and can not be separated also in society still maintains ancestral values that still held fast since the days of their ancestors. The Dayak tribe uses animal parts for traditional and supernatural purposes. The purpose of this study was to record the types of animals used for traditional and mystical rituals and the meaning of the use of animals in the Dayak Kubin Community, Manggala Village, Pinoh Selatan District, Melawi Regency. This study uses survey methods and direct interviews, selecting respondents with side snowball for data collection with interviews aimed at people who are considered to have knowledge about the use of animals, by getting 17 types of animals that are used for traditional and mystical rituals, there are 4 types of animals that are used for traditional rituals and 19 traditional rituals carried out by using animals and there are 15 types of animals that are believed to be mystical signs by the Dayak Kubin Community, Manggala Village, Pinoh Selatan District, Melawi Regency.Keywords: Dayak Kubin, Etnozoologi, Mystical and Traditional Ritual.AbstrakIndonesia merupakan negara yang memiliki banyak pulau dan memiliki sumber daya alam hayati, salah satunya di pulau Kalimantan. Kalimantan terkenal dengan keberadaan suku Dayak yang memiliki ciri khas. Pada suku Dayak juga memiliki keragaman dalam memanfaatkan hewan dan tidak lepas juga dalam masyarakat masih mempertahankan nilai leluhur yang masih tetap memegang teguh sejak zaman nenek moyang. Suku Dayak memanfaatkan bagian-bagian hewan untuk keperluan adat dan supranatural. Tujuan dari penelitian ini adalah mendata jenis-jenis hewan yang dimanfaatkan untuk ritual adat dan mistis dan makna dari pemanfaatan hewan pada Masyarakat Dayak Kubin Desa Manggala Kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi. Penelitian ini menggunakan metode survei dan wawancara secara langsung, pemilihan responden dengan snowball samping untuk pengumpulan data dengan wawancara ditujukan kepada orang yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai pemanfaatan hewan, dengan mendapatkan 17 jenis hewan yang dimanfaatkan untuk ritual adat dan mistis, terdapat 4 jenis hewan yang dimanfaatkan untuk ritual adat dan 19 ritual adat yang dilakukan dengan memanfaatkan hewan serta terdapat 15 jenis hewan yang dipercaya sebagai pertanda mistis oleh masyarakat Dayak Kubin Desa Manggala kecamatan Pinoh Selatan Kabupaten Melawi.Kata kunci: dayak kubin, Etnozoologi, ritual adat dan mistis