Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

WAHDAT AL-WUJUD DAN IMPLIKASINYA TERHADAP INSAN KAMIL Adenan Adenan; Tondi Nasution
AL-HIKMAH:Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam Vol 2, No 1 (2020): AL-HIKMAH : Jurnal Theosofi dan Peradaban Islam
Publisher : UIN Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51900/alhikmah.v2i1.7609

Abstract

Sufism is one of the sciences that can help the realization of quality human beings. The science of Sufism is a link with other sciences with the outer side that is like a body and spirit that cannot be separated. The science is also called inner science as Shaykh al-Manawi's opinion in explaining the Prophet's hadith: 'Science is of two kinds, the knowledge that exists in the heart, that is useful knowledge and the science spoken by the tongue is the science of hujjah / law, or bahin science comes out from heart and science dhahir it comes out of the tongue. Based on the above, in its application, Sufism has a variety of style concepts and understanding, one of which is wahdatul wujud. Wahdatul Wujud is an expression consisting of two words, Wahdah and al-Wujud. Wahdat means alone, single or unity while al-wujud means. Thus wahdahtul wujud means the unity of being. As a result of this diversity, wahdatul wujud became a controversial term among Muslims. For some they are manifested, in particular, and Sufism in general, is a form of deviation from pure Islamic teachings. Others reject wahdatul being and consider it partly something dangerous to Muslims, especially those who are laymen, while accepting Sufism as an integral part of Islam. But for others wahdatul wujud is the culmination of mystical experience in Islam which in some traditions of the Prophet referred to as ihsan. Departing from the above problems, will be discussed further about Wahdad Al Wuju and Insan Kamil to provide a clear and clear picture of Sufism. In this case the author summarizes in the title "Wahdat Al-Wujud and Its Implications for Kamil's People".Keywords: Wahdat Al-Wujud, Kamil's People.
Potensi Radikal-Terorisme dalam Paham Teologi Salafiyah: Studi Kasus terhadap Yayasan Minhaj As-Sunnah Medan, Sumatera Utara Adenan Adenan; Husnel Anwar Matondang
MUKADIMAH: Jurnal Pendidikan, Sejarah, dan Ilmu-ilmu Sosial Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.253 KB) | DOI: 10.30743/mkd.v3i1.1000

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menjawab kecurigaan sebagian anggota masyarakat terhadap Salafiyah secara umum. Salah satu yayasan berfahan salafi, yaitu Yayasan Minhaj as-Sunnah, dijadikan sebagai objek penelitian. Fokus masalahnya adalah apa yang melatarbelakangi Yayasan Minhaj As-Sunnah menjadikan Salafiyah sebagai dasar teologis keagamaannya dihubungkan dengan pemahaman radikalisme-terorisme. Hasil temuan dari penelitian ini adalah Manhaj Salafiyah menggunakan metodologi penafsiran teks Al-Quran dan Sunnah yang disusun para salaf untuk membentengi Islam dari penafsiran-penafsiran keliru dan menyesatkan yang didasari oleh kepentingan hawa nafsu. Yayasan Minhaj As-Sunnah memahami bahwa Manhaj Salafiyah tidak memiliki hubungan dengan gerakan dan pemahaman radikal-terorisme.Kata kunci: Salafiyah, Minhaj As-Sunnah, radikalisme, terorisme.
Kontradiksi Filsafat Islam Di Era Modern Adenan Adenan; Andi Mahendra
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i1.11583

Abstract

Filsafat adalah cabang ilmu yang berasal dari Yunani, mempunyai arti dari segi bahasa adalah love of wisdom yang dalam islam adalah love of wisdom, filsafat yang timbul dari rasa ingin tahu, kagum, takut dan lain-lain, tokoh-tokoh filsafat umum seperti Thales, Socrates, Plato, Aristoteles dan lain-lain, kemudian Al-Kindi membawa filsafat ini ke dalam ranah Islam sehingga muncul istilah filsafat Islam dan kemudian dikembangkan lagi oleh tokoh-tokoh Islam lainnya seperti al-Farabi, al-Ghazali dan sebagainya. Meski sudah lama ada, filsafat Islam telah melahirkan banyak kontradiksi dan konflik, terutama dari masyarakat awam dan ekstremis. Bahkan ada yang mengatakan bahwa filsafat itu sesat dan menyesatkan. Di kalangan umat Islam sendiri, masih banyak kita jumpai yang menentang bahkan melarang falsafah ini karena dianggap sesat. Itulah beberapa kontradiksi yang dapat kita temukan di masyarakat diantara sekian banyak kontradiksi yang akan dibahas nanti sesuai dengan tujuan penulisan ini, dengan mencari data secara langsung diantara masyarakat sekitar yang menjadi objek pengamatan dan juga nantinya akan ada beberapa jurnal, beberapa artikel dan buku sebagai referensi tambahan, namun sebelum nanti membahas tentang kontradiksi filsafat islam di era modern, kita akan membahas dari awal munculnya filsafat, selanjutnya kita akan membahas filsafat islam dan nantinya kita akan masuk ke dalam kontradiksi filsafat Islam di era modern.
Pemikiran Nasiruddin Al-Thusi tentang Filsafat Islam Tartila Yazofa; Indra Harahap; Adenan Adenan; Jansen Hasibuan; Damri Pulungan; Muhammad Zaid Rusdi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.036 KB)

Abstract

Sampai saat ini, dinamika pemikiran didalam dunia Islam terus berkembang. Dengan adanya suatu sikap keterbukaan, toleran, juga akomodatif kaum muslimin pada hegemoni pemikiran juga peradaban asing, kecintaan pada ilmu, budaya akademik, kiprah cendikiawan muslimin pada pemerintahan juga lembaga sosial masyarakat, perkembangaan aliran dengan mendahulukan rasio juga kebebasan dalam berpikir, bertambahnya kemakmuran di berbagai negeri Islam, persoalan yang dihadapi Islam sepanjang masa yang semakin memerlukan solusi semakin berkembang lajunya. Pada kenyataannya memungkinkan terjadi adanya doktrin yang menjadikan akal dengan tinggi yang mungkin menjadi salah satu sumber kebenaran juga pengetahuan. Adapun pada Alquran juga Hadis tidak jarang dalam mengeluarkan pentingnya penalaran, penelitian serta pemikiran. Dari doktrin tersebut lahirlah filsafat pada negeri Islam. Dengan adanya beberapa filsuf berkontribusi pada negeri-negeri Islam pada pengembangan tradisi intelektual Barat ternyata banyak yang diakui dari para ilmuwan Barat. Maka muncullah para filsuf di dunia Islam baik dibelahan Timur dan Barat. Dalam tulisan ini dikaji tentang tokoh Nasiruddin At-Tusi dikenal sebagai “filsuf Islam, ilmuwan serba bisa“ atau multitalenta, ilmuwan muslim dari Persia yang telah membuat perkembangan pada bidang-bidang ilmu misalnya Astronomi, Kimia, Biologi, Filsafat, Matematika, Kedokteran juga ilmu Agama Islam. Inti permasalahan dalam temuan ini adalah bagaimana filsafat, pemikiran dan peradaban Islam menurut Nasiruddin At-Tusi. Peneltian ini menggunakan penelitian kualitatif, maka penelitian ini berjenis kajian pustaka. Yaitu dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca serta mencatat juga mengelola bahan penelitian. Sumber data penelitian ini di cari dari berbagai literatur yang menguraikan mengenai filsafat, pemikiran dan peradaban Islam. Hasil dari penelitian ini untuk mendeskripsikan filsafat dan sejarah pemikiran dan peradaban Nasiruddin At-Tusi sekaligus sebagai tokoh pembaharuan di dunia Islam.