Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT RISIKO DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDS) PADA PEGAWAI PENGGUNA KOMPUTER DI POLITEKNIK ‘AISYIYAH SUMATERA BARAT TAHUN 2021 Meta Rikandi; Trisna Jayati; Fluorina Oryza Muslim; Millani Amastasia; Rahmi Sarifatunnisa; Lindawati Lindawati; Milya Novera
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 No. 2 Edisi 2 Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.486 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v5i2.1494

Abstract

Musculoskeletal disorders (MSDS) is a bunch of pathological condition that affects the normal functioning of the delicate tissues a musculoskeletal system that includes the nervous system, a tendon, the muscles and supporting structure like discus intervertebral. musculoskeletal disorders may include inflammation and a degenerative disease that causes weakening. bodily functionsA complaint MSDS is health problems that happen to a job that often use the power of muscles and work attitude that too many bent with the duration of the old. Hence researchers interested in looking at a deeper level analysis with complaints about the risk of a musculoskeletal disorders to a mere computer user at the polytechnic aisyiyah west sumatra years 2021.This study using the approach of cross sectional study with a method of analytic. surveyBy using rapid entire body assessment In their work and nordic body map in musculoskeletal complaints. Polytechnic aisyiyah survey areas in west sumatra in june  december 2021 .A total of 33 respondents in research is .Statistical tests used at the chi squarerank with p = 0,05 .The research suggests that work attitude = 0,037 ) ( p , the work ( p = 0,027 ) and length of employment ( p = 0,010 ) musculoskeletal significantly associated with complaints .Advice for workers always aspect ergonomics a seated position in working and long sits at while working to prevent and alleviating gripes muculoskeletal subjective.
LITERATUR REVIEW: KADAR CHOLINESTERASE PADA PETANI YANG TERPAJAN ORGANOPHOSPHATE Astrina Aulia; Jihan Faradisha; Fluorina Oryza Muslim; Rahmi Sarifatunnisa
Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah Vol. 5 No. 2 (2022): Jurnal Kesehatan Lentera 'Aisyiyah
Publisher : BPPM Politeknik 'Aisyiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kegiatan pertanian, petani menyemprotkan pestisida untuk mengendalikan hama tanaman. Organophosphate merupakan golongan pestisida yang sangat beracun yang mempengaruhi sistem saraf dengan menghambat aktivitas enzim Cholinesterase dalam tubuh, dengan jalur pajanan melalui inhalasi, ingesti, atau dermal. Pajanan Organophosphate yang berlebihan menyebabkan akumulasi kadar asetilCholinesterase (AChE) dan peningkatan rangsangan sistem saraf pusat dan saraf perifer. Uji Cholinesterase dimaksudkan untuk mengukur tingkat pajanan pestisida dalam darah. Studi ini dilakukan melalui kajian literatur untuk memperoleh informasi terkait Kadar Cholinesterase pada Petani yang Terpajan Organophosphate. Studi literatur mendapatkan pajanan Organophosphate secara signifikan menurunkan aktivitas enzim Cholinesterase hingga 50-80%. Hal tersebut terkait dengan faktor pengetahuan, sikap, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), frekuensi penyemprotan, dan lama penyemprotan oleh petani. Gejala yang dirasakan oleh petani setelah terpajan yaitu tremor, pusing dan mual-muntah. Kadar AChE bagi petani yang tidak menggunakan pestisida sesuai prosedur lebih tinggi daripada petani yang melakukan prosedur penggunaan pestisida secara tepat. Selama ini di sektor pertanian, pemeriksaan Cholinesterase sebagai biomarker pajanan OP telah diabaikan selama bertahun-tahun meskipun risiko kesehatan yang terkait dengan pajanan sangat tinggi. Pentingnya program dari pemerintah setempat terkait sosialisasi pemakaian APD dan prosedur penggunaan pestisida serta tes darah untuk mengukur Cholinesterase untuk meminimalisir dampak, harus menjadi perhatian lebih lanjut dalam pencegahan penyakit akibat kerja.