Tujuan penelitian ini ada tiga: 1) mengkarakterisasi jenis dan fungsi alih kode dan campur kode dalam interaksi pembelajaran di TK Pertiwi 25.1 Randugunting; 2) merinci faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kemunculannya; dan 3) untuk membahas implikasi dari temuan untuk pembelajaran bahasa Indonesia SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan transkrip percakapan siswa dengan guru dan teman sebaya di TK Pertiwi 25.1 Randugunting sebagai sumber data primernya. Alih kode dan campur kode dalam interaksi pembelajaran di TK Pertiwi 25.1 Randugunting merupakan sumber data penelitian. Mendengarkan dan berbicara dipakai sebagai teknik pengumpulan data. SBLC, pencatatan, dan pencatatan ialah contoh prosedur yang diterapkan. Pendekatan CS dipakai karena merupakan cara paling efektif yang tersedia. Pendekatan Milles dan Huberman untuk analisis data terdiri dari tiga tahap: 1) reduksi data, 2) tampilan data, dan 3) verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pembelajaran di TK Pertiwi 25.1 Randugunting memperlihatkan jenis dan fungsi alih kode dan campur kode. Pertukaran kode internal ialah salah satu jenisnya, sedangkan alih kode eksternal ialah jenis lainnya. Campur kode internal, campur kode eksternal, dan campur kode campuran ialah tiga bentuk campur kode. Pembalikan kode dapat berfungsi untuk 1) menjelaskan, 2) menanyakan, 3) mengoreksi, 4) menegaskan, dan 5) mengingatkan. Campur kode memiliki dua tujuan: 1) Penyisipan kalimat, dan 2) Pengenalan. Alih kode dan campur kode ialah dua bentuk kedwibahasaan yang diamati dalam konteks interaksi siswa-guru di TK Pertiwi 25.1 Randugunting. Faktor-faktor yang mempengaruhi alih kode meliputi (1) lingkungan sekitar, (2) suasana hati, dan (3) kurangnya kata-kata. Kurangnya kosa kata dan seringnya penggunaan frasa umum ialah dua penyebab terjadinya campur kode. Siswa kelas X semester genap dapat menggunakan pembelajaran ini untuk lebih memahami pentingnya komunikasi dalam negosiasi.