Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Skrining Gangguan Tidur Dan Penyuluhan Sleep Hygine Pada Petani Penyemprot Pestisida Sari, Dita kartika; Juananda, Desby
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 7, No 2 (2024): MEI 2024
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v7i2.1882

Abstract

Pestisida merupakan salah satu modalitas pembasmi hama yang banyak digunakan dibidang pertanian. Hal ini dikarenakan penggunaannya mudah dan dapat memberantas hama secara massal sehingga menjadi pilihan dalam perkebunan kelapa sawit yang mempunyai lahan yang luas, karna mampu menekan biaya tenaga kerja. Namun dampak negatif yang dapat timbul dari paparan yang berlebihan dari pestisida ini belum dapat dikaji dan ditangai dengan baik.Desa Sungai simpang dua adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Kampar Kiri Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau dengan mata pencaharian utama penduduknya adalah sebagai petani, perkebunan dan pedagang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode sosialisasi dan edukasi dengan materi gangguan tidur dan sleep hygine. Sosialiasai diberikan dalam bentuk caramah singkat dan diskusi disertai pemberian leaflet. Kegiatan pengabdian ini memberikan peningkatan pengetahuan yang cukup baik, terlihat dari rerata nilai pre-test dan post-test yang jauh berbeda, yaitu 43,2 pada pre test dan 84,7 pada post test. Sedangkan dari kegiatan skrining kesehatan dan gangguan tidur didapatkan data sebanyak 60% dari peserta mengalami gangguan tidur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini memberikan pengaruh positif terhadap pengetahuan masyarakat dari dampak negatif dari penggunaan pestisida pada pertanian. Secara keseluruhan ketercapaian program telah berhasil dengan ketercapaian sebesar 70% peserta menyatakan sangat menarik.
PROFIL KLINIS DAN LUARAN PASIEN STROKE-ASSOCIATED PNEUMONIA (SAP) DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU Juananda, Desby; Sukiandra, Riki; Maryanti, Yossi; Sucipto, Sucipto; Rahmata Illahi, Annisa; Luo Putra Fau, Joyada; Muslimah Syahrianti, Ukhty
Majalah Kedokteran Neurosains Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Vol 41 No 3 (2025): Vol 41 No 3 (2024): Volume 41, No 3 - Juni 2025
Publisher : PERDOSNI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Stroke-associated pneumonia (SAP) is a post-stroke complication that increases morbidity and mortality. Aim: This study aims to examine the clinical characteristics and outcomes to facilitate appropriate clinical decision-making for the treatment and prevention of post-stroke complications. Methods: This cohort retrospective study utilizes medical records of SAP patients at RSUD Arifin Achmad from July 2019 to June 2024. The populations were patients who have developed pneumonia within 48 hours to 7 days after stroke onset. Results: Out of 1,040 stroke patients, 108 (10.4%) developed SAP, with 66.7% classified as definite cases and 33.3% as probable cases. Patients in the ≥60 age group accounted for the highest number of cases (54.6%), with a male-to-female predominance of 64.8%. SAP occurred more frequently in ischemic stroke (68.5%) compared to hemorrhagic stroke (31.5%). Most SAP patients required mechanical ventilation (52.8%). SAP patients required hospitalization, with 45.4% staying for ≤14 days and 53.7% for >14 days. Regarding comorbidities, SAP patients also suffered from hypertension (54.1%), followed by other comorbidities such as diabetes mellitus, chronic obstructive pulmonary disease (COPD), and atrial fibrillation (AF). The blood glucose levels upon hospital admission indicated that SAP patients had a glucose distribution range of 80-144 mg/dl (53.7%), 145-179 mg/dl (14.8%), and ≥180 mg/dl (31.5%). The mortality rate was 57.4%, resulting in 62 deaths. Discussion: This study reveals a significant incidence of SAP in older male stroke patients, especially those with ischemic strokes. The strong association to ventilator use and mortality rates emphasizes the need for early identification and management strategies.