Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penentuan prioritas penanganan berdasarkan hasil e-PAKSI pada Daerah Irigasi Way Gatel, Kabupaten Pringsewu Restika Putri; D I Kusumastuti
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Teknik Dan Aplikasi Industri Fakultas Teknik Universitas Lampung Vol. 5 (2022): SINTA
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.867 KB) | DOI: 10.23960/prosidingsinta.v5i.83

Abstract

Daerah Irigasi Way Gatel merupakan salah satu Daerah Irigasi terbesar di Kabupaten Pringsewu seluas 550 Ha. Kondisi sistem irigasi pada Daerah Irigasi Way Gatel dalam bentuk prasarana fisik, seperti bendung, bangunan bagi, bangunan sadap dan saluran irigasi masih ada yang mengalami kerusakan. Sedangkan pada aspek non-fisik lainnya masih belum menjadi prioritas penanganan. Atas dasar hal tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai penentuan prioritas penanganan berdasarkan hasil e-PAKSI pada Daerah Irigasi Way Gatel, Kabupaten Pringsewu. Kriteria evaluasi Menteri Pekerjaan Umum No. 12/PRT/M/2015 digunakan dalam penilaian kinerja irigasi ini. Tujuan penentuan prioritas penanganan sistem irigasi adalah untuk menentukan komponen mana yang paling mendesak membutuhkan pemeliharaan dan peningkatan. Berdasarkan hasil penilaian IKSI pada 6 komponen yang ada dibandingkan dengan nilai maksimum yang diharapkan sesuai dengan Permen PU No.12/PRT/M/2015, dapat disimpulkan bahwa komponen prioritas utama yang harus dilakukan penanganan adalah aspek prasarana fisik. Nilai prasarana fisik yang ada masih jauh dari nilai maksimum yaitu kurang 18%. Untuk meningkatkan nilai prasarana fisik tersebut maka dapat dilakukan perbaikan pada item yang memiliki nilai rendah yaitu bangunan pada saluran pembawa.
Penetapan Prioritas Pengelolaan Aset Menggunakan e-PAKSI di Daerah Irigasi Way Sekampung Putri, Restika; K, Dyah Indriana; W, Endro Prasetyo; Tusi, Ahmad; Zakaria, Ahmad
Rona Teknik Pertanian Vol 18, No 1 (2025): Volume No. 18, No. 1, April 2025
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v18i1.39923

Abstract

Abstrak.Daerah Irigasi Way Sekampung merupakan daerah irigasi terbesar di Provinsi Lampung dengan luas 76.006 Ha. Daerah Irigasi Way Sekampung terbagi menjadi 7 sub daerah irigasi berdasarkan saluran induk (Feeder Canal), yaitu Feeder Canal I melayani Daerah Irigasi Sekampung Bunut, Sekampung Batanghari, Raman Utara, dan Batanghari Utara; sedangkan Feeder Canal II melayani Daerah Irigasi Punggur Utara, Bekri, dan Rumbia Barat. Pemerintah menghadapi kendala dalam operasi dan pemeliharaan daerah irigasi karena keterbatasan dana, yang sering kali tidak cukup untuk mencakup seluruh wilayah irigasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penetapan prioritas pengelolaan aset di Daerah Irigasi Way Sekampung agar penanganan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan memberikan manfaat maksimal. Penetapan prioritas pengelolaan aset di Daerah Irigasi Way Sekampung ini menggunakan aplikasi android bernama e-PAKSI (elektronik Pengelolaan Aset dan Kinerja Sistem Irigasi). Pendekatan modern ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan, serta mendukung pengurangan penggunaan lembar kerja lapangan (paperless). Berdasarkan hasil analisis skala prioritas didapatkan hasil secara berurutan adalah bangunan pelengkap, bangunan pengatur, saluran sekunder, saluran primer dan bendung.Determination of asset management priorities using e-PAKSI in the Way Sekampung Irrigation AreaAbstract.Way Sekampung Irrigation Area is the largest irrigation area in Lampung Province with an area of 76,006 Ha. The Way Sekampung Irrigation Area is divided into 7 sub-irrigation areas based on the feeder canal, namely Feeder Canal I serves the Sekampung Bunut, Sekampung Batanghari, North Raman, and North Batanghari Irrigation Areas; while Feeder Canal II serves the Punggur Utara, Bekri, and West Rumbia Irrigation Areas. The government faces obstacles in the operation and maintenance of irrigation areas due to limited funds, which are often insufficient to cover the entire irrigation area. Therefore, it is necessary to determine the priority of asset management in the Way Sekampung Irrigation Area so that the handling carried out is in accordance with needs and provides maximum benefits. Determination of asset management priorities in the Way Sekampung Irrigation Area uses an android application called e-PAKSI (electronic Management of Assets and Irrigation System Performance). This modern approach aims to improve the efficiency and effectiveness of implementation, as well as support the reduction of the use of field worksheets (paperless). Based on the results of the priority scale analysis, the results obtained in sequence are complementary buildings, regulatory buildings, secondary channels, primary channels and dams.
Hydrological Assessment and Irrigation Water Optimization Based on Cropping Patterns in the Way Bungur Irrigation Area, Indonesia Putri, Restika; Maula, Frida Yassar; Arif, Muhammad Rizki; Maulidi, Ikhsan; Apriliani, Vina
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol. 4 No. 3 (2025): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/ijhes.v4i3.926

Abstract

Efficient water management is essential for sustaining agricultural productivity, particularly in regions supported by technical irrigation systems such as the Way Bungur Irrigation Area in Pringsewu Regency, Indonesia. Although water availability in this region is generally adequate, its utilization remains inefficient due to cropping schedules that are not aligned with seasonal hydrological conditions, especially during the dry season. This study evaluates irrigation water requirements based on crop types and the official Cropping Pattern Plan (SK RTT), and compares them with water availability estimated using the F.J. Mock hydrological model. Input data include rainfall records, climatological parameters, river discharge, and field measurements. Crop water requirements were calculated using the FAO Penman–Monteith method, while water availability was assessed through dependable flow analysis. Results indicate that water availability in the Way Bungur watershed generally exceeds irrigation demand across three cropping seasons. However, temporal mismatches between planting schedules and water surplus or deficit periods lead to suboptimal water use. These findings highlight the importance of integrating annual water balance analysis into cropping pattern planning to enhance allocation efficiency, reduce risk, and promote sustainable agricultural development.