Henry Setiawan Susanto, Henry Setiawan
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PROGRAM POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR DI DAERAH KEPULAUAN Pratama, Satrio; Susanto, Henry Setiawan; Warella, Y.
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 2 (2020): HIGEIA: April 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i2.37599

Abstract

Abstrak Penyakit tidak menular (PTM) bertanggung jawab terhadap 70% kematian didunia. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) menjadi sarana untuk deteksi dini faktor risiko PTM. Kepulauan Anambas adalah kabupaten dengan jumlah Posbindu PTM terendah kedua yaitu 27,7% di Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian bertujuan menganalisis implementasi Posbindu PTM di daerah kepulauan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi dengan triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data. Informan penelitian berjumlah 26 responden yang dipilih secara purposive. Analisa data dilakukan dengan metode analisis isi. Penelitian dilakukan bulan November sampai Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan 10 kegiatan dasar Posbindu PTM belum terlaksana semuanya karena keterbatasan alat dan kompetensi pelaksana. Jumlah tenaga pelaksana kurang dikarenakan banyak kader yang tidak aktif akibat kurang intensnya komunikasi dan sosialisasi oleh petugas kesehatan di Puskesmas maupun Dinas Kesehatan. Lingkungan geografis dan kondisi cuaca menjadi penghambat pelaksanaan Posbindu PTM pada wilayah dengan karakteristik kepulauan. Kesimpulan penelitian adalah implementasi program Posbindu PTM sudah berjalan namun belum memenuhi target dikarenakan terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan.     Abstract Non-communicable diseases (PTM) are responsible for 70% of deaths worldwide. Integrated Development Post (Posbindu) becomes a means for early detection of PTM risk factors. Anambas Islands is the second lowest number of Posbindu PTM, 27.7% in Riau Islands. The research aimed to analyze the implementation of Posbindu PTM in the islands. This type was qualitative with a case study approach. The instruments were interview guidelines and observation with source triangulation to test the validity of the data. 26 persons informant assignment using the purposive sampling technique. Data analysis was performed using the content analysis method. The research was conducted from November to December 2019. The results showed that 10 basic Posbindu PTM activities had not yet been carried out because of the limitations of the tools and competence of the implementers. The number of implementing staff is lacking because many cadres are inactive due to lack of intense communication and outreach by health workers at the Puskesmas and the Health Office. The geographical environment and weather conditions hamper the implementation of Posbindu PTM in areas with archipelagic characteristics. The research conclusion were the implementation of Posbindu PTM program is already running but has not met the target because there are several obstacles in implementation.
Manajemen Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Ergonomi pada Dokter Gigi di Rumah Sakit Utami, Rizki Intan Wahyu; Susanto, Henry Setiawan; Setyaningsih, Yuliani
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 4 (2020): HIGEIA: October 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i4.38733

Abstract

Abstrak Rumah sakit membutuhkan manajemen untuk melakukan pencegahan dan pengendalian bahaya pada tenaga kerja. Bahaya ergonomi sering dikeluhkan dokter gigi yang berkaitan dengan sikap kerja statis dalam waktu lama dan berulang. Manajemen perlu melakukan evaluasi untuk menjalankan pencegahan dan pengendalian bahaya ergonomi pada dokter gigi dengan optimal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi implementasi manajemen K3RS dalam pencegahan dan pengendalian bahaya ergonomi pada dokter gigi. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan non eksperimental. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi dengan uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Informan penelitian berjumlah 15 informan. Analisa data dilakukan dengan metode analisis isi. Penelitian dilakukan bulan Oktober sampai Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan manajemen K3RS sudah memberlakukan kewaspadaan standar dan pemberian pelatihan K3RS namun masih secara umum pada dokter gigi. Kesimpulan penelitian ini didapatkan manajemen K3RS masih pada tahap pencegahan dan pengendalian bahaya secara umum sehingga belum melakukan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya ergonomi khusus pada dokter gigi. Abstract Hospital need management to prevent and control hazards in the workforce. The danger of ergonomic is often complained by dentists who are associated with prolonged and repeated static work attitudes. Management need to do an evaluation to optimally run the prevention and control of ergonomic hazards in the dentist. This study aims to evaluate the implementation of management in the prevention and control of ergonomic hazards in dentist.The study uses qualitative methods with a non-experimental approach from October to December 2019. Data collection with in-depth interviews and observations with data validity testing using source triangulation of 15 informants. Data analysis was performed using the content analysis method.. The results showed that the management had enforced standard precautions and provided training but was still generally in the dentist. The conclusion of this study is that the management of occupational safety and health is still at the stage of preventing and controlling hazards in general so that it has not made efforts to prevent and control the specific ergonomic hazards of dentist.
Program Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Daerah Kepulauan Pratama, Satrio; Susanto, Henry Setiawan; Warella, Y.
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 2 (2020): HIGEIA: April 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i2.37599

Abstract

Abstrak Penyakit tidak menular (PTM) bertanggung jawab terhadap 70% kematian didunia. Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) menjadi sarana untuk deteksi dini faktor risiko PTM. Kepulauan Anambas adalah kabupaten dengan jumlah Posbindu PTM terendah kedua yaitu 27,7% di Provinsi Kepulauan Riau. Penelitian bertujuan menganalisis implementasi Posbindu PTM di daerah kepulauan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi dengan triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data. Informan penelitian berjumlah 26 responden yang dipilih secara purposive. Analisa data dilakukan dengan metode analisis isi. Penelitian dilakukan bulan November sampai Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan 10 kegiatan dasar Posbindu PTM belum terlaksana semuanya karena keterbatasan alat dan kompetensi pelaksana. Jumlah tenaga pelaksana kurang dikarenakan banyak kader yang tidak aktif akibat kurang intensnya komunikasi dan sosialisasi oleh petugas kesehatan di Puskesmas maupun Dinas Kesehatan. Lingkungan geografis dan kondisi cuaca menjadi penghambat pelaksanaan Posbindu PTM pada wilayah dengan karakteristik kepulauan. Kesimpulan penelitian adalah implementasi program Posbindu PTM sudah berjalan namun belum memenuhi target dikarenakan terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan. Abstract Non-communicable diseases (PTM) are responsible for 70% of deaths worldwide. Integrated Development Post (Posbindu) becomes a means for early detection of PTM risk factors. Anambas Islands is the second lowest number of Posbindu PTM, 27.7% in Riau Islands. The research aimed to analyze the implementation of Posbindu PTM in the islands. This type was qualitative with a case study approach. The instruments were interview guidelines and observation with source triangulation to test the validity of the data. 26 persons informant assignment using the purposive sampling technique. Data analysis was performed using the content analysis method. The research was conducted from November to December 2019. The results showed that 10 basic Posbindu PTM activities had not yet been carried out because of the limitations of the tools and competence of the implementers. The number of implementing staff is lacking because many cadres are inactive due to lack of intense communication and outreach by health workers at the Puskesmas and the Health Office. The geographical environment and weather conditions hamper the implementation of Posbindu PTM in areas with archipelagic characteristics. The research conclusion were the implementation of Posbindu PTM program is already running but has not met the target because there are several obstacles in implementation.
Manajemen Pencegahan dan Pengendalian Bahaya Ergonomi pada Dokter Gigi di Rumah Sakit Utami, Rizki Intan Wahyu; Susanto, Henry Setiawan; Setyaningsih, Yuliani
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development) Vol 4 No 4 (2020): HIGEIA: October 2020
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/higeia.v4i4.38733

Abstract

Abstrak Rumah sakit membutuhkan manajemen untuk melakukan pencegahan dan pengendalian bahaya pada tenaga kerja. Bahaya ergonomi sering dikeluhkan dokter gigi yang berkaitan dengan sikap kerja statis dalam waktu lama dan berulang. Manajemen perlu melakukan evaluasi untuk menjalankan pencegahan dan pengendalian bahaya ergonomi pada dokter gigi dengan optimal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi implementasi manajemen K3RS dalam pencegahan dan pengendalian bahaya ergonomi pada dokter gigi. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan non eksperimental. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi dengan uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Informan penelitian berjumlah 15 informan. Analisa data dilakukan dengan metode analisis isi. Penelitian dilakukan bulan Oktober sampai Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan manajemen K3RS sudah memberlakukan kewaspadaan standar dan pemberian pelatihan K3RS namun masih secara umum pada dokter gigi. Kesimpulan penelitian ini didapatkan manajemen K3RS masih pada tahap pencegahan dan pengendalian bahaya secara umum sehingga belum melakukan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya ergonomi khusus pada dokter gigi. Abstract Hospital need management to prevent and control hazards in the workforce. The danger of ergonomic is often complained by dentists who are associated with prolonged and repeated static work attitudes. Management need to do an evaluation to optimally run the prevention and control of ergonomic hazards in the dentist. This study aims to evaluate the implementation of management in the prevention and control of ergonomic hazards in dentist.The study uses qualitative methods with a non-experimental approach from October to December 2019. Data collection with in-depth interviews and observations with data validity testing using source triangulation of 15 informants. Data analysis was performed using the content analysis method.. The results showed that the management had enforced standard precautions and provided training but was still generally in the dentist. The conclusion of this study is that the management of occupational safety and health is still at the stage of preventing and controlling hazards in general so that it has not made efforts to prevent and control the specific ergonomic hazards of dentist.
Analisis Epidemiologi Deskriptif Malaria Kabupaten Purworejo Dalam Periode Peningkatan Kasus Malaria Tahun 2021 Yuliawati, Sri; Martini, Martini; Wuryanto, Mohammad Arie; Hestiningsih, Retno; Susanto, Henry Setiawan
MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Vol 23, No 4 (2024): MKMI
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mkmi.23.4.%p

Abstract

Latar Belakang: Malaria masih menjadi ancaman status kesehatan masyarakat Indonesia. Purworejo merupakan kabupaten dengan kasus malaria tertinggi di Jawa Tengah. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan kejadian malaria di Kabupaten Purworejo menurut variabel orang, tempat, dan waktu.Metode: Penelitian observasional deskriptif dengan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 192 orang yang merupakan penderita malaria di Kecamatan Bener dan Kecamatan Kaligesing tahun 2021. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang mencakup karakteristik responden, tingkat pengetahuan, faktor perilaku, dan faktor lingkungan. Data dianalisis secara deskriptif serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang menggambarkan distribusi faktor risiko kejadian malaria di Purworejo.Hasil: Kasus malaria di Purworejo paling banyak terjadi di Bener (53,3%) dan Kaligesing (35%), pada usia produktif (73,1% di Bener dan 73,7% di Kaligesing), laki-laki (61,5% di Bener dan 60,5% di Kaligesing), serta bulan Juni (28,2% di Bener) dan Januari (24,3% di Kaligesing). Pengetahuan masyarakat Bener dan Kaligesing tergolong baik yaitu mencapai 97,4% dan 93%, praktik pencegahannya juga sudah baik yaitu mencapai 56,4% (Bener) dan 85,7% (Kaligesing). Keberadaan habitat vektor masih tinggi yaitu mencapai 62,8% di Bener dan 61,4% di Kaligesing yang tersebar di sekitar rumah penduduk dengan jarak < 100 meter.Simpulan: Masyarakat yang terpapar malaria di Kabupaten Purworejo sebagian besar merupakan kelompok usia produktif, berjensi kelamin laki-laki, terdiagnosis malaria pada Bulan Januari dan Juni, berpengetahuan baik, berperilaku buruk, dan memiliki lingkungan yang rumah yang dekat dengan tempat perkembangbiakan nyamuk.Kata kunci: Epidemiologi; Malaria; PurworejoABSTRACT Title: Malaria Epidemiological Analysisi in Purworejo District during the Period of Increasing Malaria Cases 2021Background: Purworejo is a district with the highest malaria cases in Central Java. The aim of the study was to describe the incidence of malaria in Purworejo Regency according to the variables of person, place and time.Methods: Descriptive observational research with cross sectional design. The population and sample are 192 respondents in Bener and Kaligesing in 2022. Data were collected using a questionnaire included respondent characteristics, knowledge, behavioral, and environmental. Data were analyzed descriptively, presented in tables and graphs which illustrate the distribution of risk factors for malaria in Purworejo.Result : Most cases of malaria in Purworejo occur in Bener (53.3%) and Kaligesing (35%), in productive age (73.1% in Bener and 73.7% in Kaligesing), male (61.5% in Bener and 60.5% in Kaligesing), in June (28.2% in Bener) and January (24.3% in Kaligesing). The knowledge of the Bener and Kaligesing people is good, reaching 97.4% and 93%. The behaviour are also good, reaching 56.4% (Bener) and 85.7% (Kaligesing). The existence of vector habitat is still high, reaching 62.8% in Bener and 61.4% in Kaligesing.Conclusion : Malaria in Purworejo are influenced by gender, age, area, time, knowledge, behavior, and environment.Keywords: Analysis; Epidemiological; Malaria
Status Kerentanan Larva Aedes aegypti Terhadap Temephos Di Wilayah Kerja Pelabuhan KKP Kelas II Tarakan Irayanti, Irayanti; Martini, Martini; Wurjanto, Arie; Susanto, Henry Setiawan; Firmansyah, Yura Witsqa; Ramadhansyah, Muhammad Fadli
Jurnal Rekam Medis & Manajemen Infomasi Kesehatan Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Nasional Karangturi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.101 KB) | DOI: 10.53416/jurmik.v2i1.80

Abstract

Various methods of vector eradication have been used to overcome the problem of Indonesian dengue fever with the aim of breaking the chain of dengue transmission, one of which is the use of larvicides to eradicate mosquito larvae. The commonly used larvicide is Abate 1G which contains 1% active substance in the form of temephos, but the use of insecticides continuously and in the long term can reduce the killing power of larvicides and resistance can occur more quickly. The aim of this study was to determine the susceptibility status of Aedes aegypti larvae to temephos. This type of research is experimental with post test only control group design. The population in this study were all larvae survey results of larvae in the buffer area of Tarakan City Harbor which will be used as research objects. The samples of this study were initial III and IV instar Aedes aegypti larvae which were the results of raising the first generation (F1) larvae of the survey results. The results showed 80-98% larval mortality at a concentration of 0.02 mg / l at a concentration of 0.02 mg / l with The 24-hour LC50 value was 0.012 mg / l, while the 24-hour LC99 value ranged from 0.035 mg/l. Larvae in the buffer area of the health port office Tarakan were tolerant of temephos and periodic testing should be carried out and if necessary larvicide rotation to avoid resistance