Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MODEL PERESAPAN AIR HUJAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB) DALAM UPAYA PENCEGAHAN BANJIR Budi, Basuki Setiyo
Wahana Teknik Sipil: Jurnal Pengembangan Teknik Sipil Vol 18, No 1 (2013): WAHANA Teknik Sipil
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32497/wahanats.v18i1.120

Abstract

Land around building of Materials and Land Laboratory of Civil Engineering Department of Semarang State Polytechnic infrastructure such as roads (asphalt, concrete, paving blocks) and drains an area with impermeable pavement that can not absorb water. Impact when the rainy season occurs puddle on a large scale into the flood, instead of the drought in the dry season due to lack of availability of ground water. To overcome this, the seepage of rain made using the method Biopori Hole Infiltration (LRB). Infiltration pits Biopori a cylindrical hole about 10 cm in diameter is dug into the ground. Depth does not exceed the groundwater table, which is about 100 cm of the soil surface. The hole is filled to the brim organic waste closer to the ground. LRB can increase the ability of soil to absorb water. The water absorption wells that penetrate through the surface of the wall into the soil around the hole LRB. Thus, it will increase the water reserves in the soil. Biopori soil moisture content and moisture content of 85.342% 35.168% native soil. So the water content in the soil biopori greater than the water content in the original soil. Infiltration load will increase in line with increasing hole diameter Biopori infiltration. LRB diameter of 10 cm with a depth of 100 cm using only horizontal surface 79 cm2 produces vertical surface area of 0.314 m2 wall hole, then expand the soil surface can be 40 times the direct contact with the compost. The volume of incoming waste deposited in the pit will reach a maximum of 7.9 liters biodervitas ground through the wall hole, will cause maximum load 25 liter/m2 composting. Land use will affect the power of absorbing soil against rain water. On the ground that a lot of concrete and sealed in a rather dense residential, small power of absorbing soil. This is very different from the conditions in the yard or garden soil that has a power of absorbing up to 100%. Therefore, in the densely populated area needed more LRB to increase the power of absorbing soil.
PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI KECIL MENENGAH (IKM) JEANS DI SENTRA JEANS SUROBAYAN, WONOPRINGGO, KABUPATEN PEKALONGAN Suhartono, Edy; Rahayu, Suparni Setyowati; Budi, Basuki Setiyo; Yusa, Mochammad
Bangun Rekaprima Vol. 7 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.701 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v7i2.3001

Abstract

Salah satu sentra konveksi berbahan jeans di Jawa Tengah, perkembangan industri jeans di Kabupaten Pekalongan sangat pesat adalah sentra jeans Surobayan,Wonopringgo,Kab.Pekalongan. Sebelum tahun 2010, kondisi sentra jeans di Kabupaten Pekalongan berkembang secara alami. Berdasarkan kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja, maka jenis industri konveksi jeans menduduki rangking kedua setelah kerajinan batik atau sangat potensial dalam penyerapan tenaga kerja lebih dari 6.300 orang di Surabayan, Wonopringgo, Kab.Pekalongan. Untuk meningkatkan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan pada Sentra Jeans Surabayan, Wonopringgo, Kab.Pekalongan dilakukan penerapan perangkat produksi bersih berkelanjutan dan minimisasi pembuangan limbah cair melalui pola (3R). Hasil produksi pengrajin konveksi jeans berupa Celana jeans untuk pria dan wanita, Jaket untuk pria dan wanita, kemeja baik untuk dewasa maupun anak anak Kapasitas produksi masing ”“masing pengrajin konveksi jeans per bulan antara 300 kodi sampai 1200 kodi. Pertumbuhan UKM di Kabupaten Pekalongan khususnya Sentra Jeans Surabayan, Wonopringgo, Kab.Pekalongan setiap tahunnya berkembang meskipun ada yang tutup usahanya, dan merupakan jantung perekonomian garmen di kabupaten Pekalongan. Rata-rata satu perusahaan mempunyai karyawan 15 orang. Setiap tahun rata-rata satu perusahaan mempergunakan, kain jeans 182.880 m, H2O2 1600 L, kostik 2000 kg, teepol 200 kg. pada proses produksinya rata-rata per hari membutuhkan air 15.000 L, kayu bakar 30m3. Sedangkan selama setahun produk gagal 9.144 m, H2O ¬2 yang tercecer 200 L, , air limbah 80% dari air yang digunakan, teepol yang tercecer 10 kg, bahan pewarna 50,4 kg, belum ada yang mengunakan pewarna alam. Tahapan yang harus dilalui untuk menerapkan produksi bersih berkelanjutan yaitu mengidentifikasi penyebab inefisiensi, menganalisis sebab dan dampak lingkungan, menentukan langkah-langkah perbaikan pengelolaan lingkungan yang diperlukan, mengintegrasikannya dalam struktur organisasi perusahaan serta mengevaluasi langkah-langkah tersebut.
DISEMINASI TEKNOLOGI GEOLISTRIK AIR SUMUR DALAM SEBAGAI UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DESA SAMBIHARJO KECAMATAN PARANGGUPITO KABUPATEN WONOGIRI Budi, Basuki Setiyo; Hidayat, Wahyu Krisna; Astuti, Sri
Bangun Rekaprima Vol. 7 No. 1 (2021): April 2021
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.527 KB) | DOI: 10.32497/bangunrekaprima.v7i1.2595

Abstract

Tujuan Umum dari kegiatan ini adalah mefasilitasi proses hilirisasi teknologi Geolistrik hasil riset ke masyarakat, meningkatkan sinergi kelembagaan Politeknik Negeri Semarang pada berbagai tingkatan baik pusat maupun daerah, meningkatkan produktifitas nilai tambah, kualitas maupun daya saing produk Geolistrik berbasis Ipteks, membentuk dan memperkuat jaringan antara penghasil teknologi Geolistrik untuk mencari mata air sumur dalam dengan pengguna Ipteks, serta meningkatkan kesejahteraan msyarakat. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk mempercepat diseminasi dan pemanfaatan teknologi Geolistrik yang potensial dari hasil riset dan pengembangan Politeknik Negeri Semarang ke masyarakat. Target khusus yang ingin dicapai adalah mendiseminasikan teknologi Geolistrik untuk memndapatkan sebuah mata air dan melakukan pengeboran, serta air bersih yang didapat ditampung disebuah tower terpadu kemudian dialirkan ke rumah-rumah masyarakat. Metode, tahapan dan prosedur dalam kegiatan ini meliputi : identifikasi kebutuhan masyarakat, perancangan ,penghitungan, gambar desain, pengeboran dan pembuatan tandon air, uji operasi, serta pendampingan operasional yaitu pendampingan oleh pelaksana dalam mengoperasikan Teknologi Tepat Guna (TTG) secara berkelanjutan. Diseminasi teknologi kepada masyarakat/mitra meliputi : penyebaran informasi TTG ke masyarakat dengan cara melaksanakan bersama sama dengan mitra dari proses pembuatan sampai dengan penggunaan TTG. Target luaran yang diharapkan adalah peralatan geolistrik yang berupa transmiter, reciever, memori data, interface, catu daya, satu buah sumber mata air sumur dalam, satu buah tower penampungan air bersih secara terpadu dan publikasi di media masa.