Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Media dalam Pendekatan Pemikiran Postmodern atau Dekonstruksi Winda Kustiawan; Dian Indah Multazam; Tuti Restilia
Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan Vol 9 No 2 (2023): Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan
Publisher : Peneliti.net

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.957 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7572794

Abstract

The power to restore phenomena or reality as a starting point for change lies in the media sphere. In today's world, the media can sometimes serve as a voice for an ideology in promoting societal change. With postmodernism, cultural identity is no longer in accordance with the logic of modernism, but functions according to the context that develops. Because postmodernism tries to undermine modernism by criticizing the structure that is upright and absolute. This also applies to literary works that grow in response to changes in society. Pluralistic thinking between one writer and another in dealing with a situation or an assessment of new things out of the ordinary cannot be considered wrong but rather as pluralistic thinking, which is a characteristic of postmodernist thinking
REFLEKSI MODERASI BERAGAMA DI ERA SOCIETY 5.0: DALAM MENGHADAPI FENOMENA RELIGIOUS BLASPHEMY DIGITAL Dhean Zanovsyah; Esa Wiratno; Dian Indah Multazam
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 4 No. 9 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v4i9.5483

Abstract

Artikel ini memiliki point of interest mengkaji moderasi beragama dalam media sosial dan fenomena blasphemy dalam dunia digital sehingga hal ini menjadi tantangan bagi agama serta tokoh keagamaan untuk beradaptasi pada perkembangan di era society 5.0 yang kian masif perubahannya. Artikel ini mengadopsi metode kualitatif dengan konsolidasi fenomenologis. Teori komunikasi interpersonal sebagai pendukung kajian ini dengan menggunakan olah data yang di analisis konten untuk melihat interaksional yang dibangun oleh pelaku blashphemy dan upaya tokoh keagamaan dalam menggaungkan moderasi beragama di era society 5.0 pada media digital. Kesimpulan daripada artikel ini adalah: Pertama, norma-norma keagamaan, ritual, identitas, dan pendidikan keagamaan menghadapi tantangan serius dalam era digitalisasi, membutuhkan pendekatan holistik seperti digitalisasi ritual, penguatan identitas keagamaan melalui komunitas online, dan kampanye edukasi relevan dengan kehidupan masa kini untuk menarik minat generasi muda, serta kolaborasi antara pemuka agama, pemerintah, dan lembaga pendidikan guna mempertahankan nilai-nilai keagamaan. Kedua, Pendekatan teori komunikasi interpersonal dapat efektif dalam mencegah aktivitas penistaan agama dalam media digital dengan membangun empati dan pemahaman terhadap pelaku, serta mendorong dialog terbuka yang menghormati perbedaan pandangan pentingnya pendidikan tentang nilai-nilai keberagaman agama, pengawasan konten sensitif, dan sanksi hukum yang adil serta peran bahasa sopan dan hubungan interpersonal yang kuat dalam meningkatkan toleransi dan pemahaman antarindividu dari berbagai latar belakang agama.