Adhin Al Hasanah
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Determinan Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan Kartika Kartika; Adhin Al Hasanah; Karina Nur Ramadhaningtyas
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 13 No 1 (2023): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Januari 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v13i1.751

Abstract

Pertumbuhan penduduk di Indonesia mengalami peningkatan dan diprediksi akan mengalami penurunan proporsi kelompok usia muda dan peningkatan proporsi kelompok usia tua. Kelompok usia muda ini diharapkan dapat membawa Indonesia ke kondisi yang lebih baik pada tahun 2025. Stunting merupakan masalah pertumbuhan yang menjadi masalah nasional dan dapat berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Kejadian stunting juga menjadi masalah terkait status gizi pada anak. Status gizi pada anak dipengaruhi oleh asupan gizi dan riwayat kesehatan selama 1000 hari pertama kelahiran. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara jenis kelamin, riwayat menyusui, ketepatan waktu pemberian MP-ASI, riwayat infeksi berulang dalam sebulan terakhir, dan pendidikan ibu. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di daerah Tulakan, Kabupaten Pacitan. Sampel kasus dalam penelitian ini adalah balita usia 24-59 bulan. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner sedangkan status gizi stunting diperoleh melalui pengukuran tinggi badan balita menggunakan microtoise dan wawancara dengan balita. Hasil uji validitas angket dengan memodifikasi setiap pertanyaan yang terdapat dalam angket. Sedangkan hasil uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach's dengan hasil 0,673. Hasil penelitian menunjukkan stunting pada anak usia 24-59 bulan diketahui berhubungan dengan jenis kelamin, riwayat pemberian ASI, riwayat ketepatan waktu pemberian MP-ASI, riwayat infeksi berulang dalam sebulan terakhir, dan pendidikan ibu dengan nilai p < 0,05.
Pengaruh Stres Mannagement and Relogious Therapy (SMART) terhadap Kecemasan dan Stres Mahasiswa Ners pada Masa Pandemi Covid 19 Adhin Al Hasanah; Kartika Kartika
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 1 (2023): Jurnal Keperawatan: Maret 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.753 KB) | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i1.738

Abstract

Pandemi COVID-19 berdampak pada segala sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan kesehatan. Mahasiswa profesi ners merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah ini. Paparan  stres dan kecemasan  jangka  panjang  dan  tak  terkendali pada mahasiswa ners dapat  berdampak  negatif pada kesehatan, penurunan konsentrasi, masalah dalam pengembangan identitas  professional, kehilangan motivasi, dan ancaman drop out selama masa pendidikan. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan manajemen stres pada mahasiswa ners. Salah satu program yang dapat dilakukan adalah Stress Management and Religious Therapy (SMART). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi SMART terhadap stres dan kecemasan mahasiswa ners pada masa pandemic covid-19. Metode Penelitian ini adalah menggunakan desain penelitian yang adalah  quasi experimental pre-post test with control group dengan intervensi SMART. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian adalah Pandemic-Related Perceived Stress Scale of COVID-19 (PPSS) dan Covid-19 Anxiety Scale (CAS). Data yag didapatkan dianalisis menggunakan paired t test, wilcoxon  dan mann whitney. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa kelompok yang mendapat terapi SMART dan terapi nafas dalam keduanya mengalami penurunan skor stress dan kecemasan. Hasil perbandingan antar kelompok menunjukkan bahwa kelompok dengan terapi SMART memiliki penurunan skor stress dan kecemasan yang lebih signifikan dibandingkan dengan keompok terapi nafas dalam.