Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GAMBARAN KEJADIAN IBU HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN DENGAN COVID-19 DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE MEI 2020-JUNI 2021 Rahayu Arumningtyas; Ferry Armanza; Siti Wasilah; Hariadi Yuseran; Lena Rosida
Homeostasis Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : Homeostasis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hypertension in pregnancy is one of the most common causes of maternal death in Indonesia as well as in other developed countries such as the United States. The cause of preeclampsia is currently uncertain, but there are several risk factors that can increase the occurrence of preeclampsia. Coronavirus disease 19 (COVID-19) is caused by the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS CoV-2). Pregnant women and hypertension are factors that can increase the risk of COVID-19. If not treated properly, hypertension in pregnancy can cause maternal and fetal morbidity and mortality. The purpose of this study was to describe the incidence of maternal hypertension in pregnancy with COVID-19 based on age, parity, gravida, history of preeclampsia, and education at Ulin Hospital Banjarmasin for the period May 2020-June 2021. This research method was descriptive with data collection through medical records. patient. The sampling technique used is total sampling. The subjects of this study amounted to 88 patients. This study shows preeclampsia is the type of hypertension in pregnancy with COVID-19 being the most common, which was 57 patients (64.7%). Most of the patients were in the age range of 20-35 years, as many as 52 patients (59.3%). Based on parity, most of the cases occurred in mothers with multilipara as many as 39 patients (44.3 %). Gravida was found mostly in mothers with multigravida as many as 63 patients (71.6%). Based on a history of preeclampsia, patients who did not have a history of preeclampsia were found to be more than patients who had a history of preeclampsia, namely as many as 52 patients (59.1%) and the majority of patients' education at the high school level, which was 29 patients (32.9%).
PERBEDAAN KADAR MCV DAN MCHC PADA PASIEN KANKER SERVIKS SEBELUM DAN SESUDAH KEMOTERAPI Kezia Natania Budiharjo; Hariadi Yuseran; Alfi Yasmina; Ferry Amanza; Mashuri Mashuri
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8806

Abstract

Kemoterapi berbasis platinum, seperti cisplatin, carboplatin, dan oxaliplatin, merupakan salah satu pilihan terapi untuk pasien kanker serviks. Kemoterapi ini dapat menyebabkan efek nefrotoksik, sehingga menganggu pembentukan sel darah merah di sumsum tulang belakang, dan dapat mempengaruhi kadar Mean Corpuscular Volume (MCV) dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar MCV dan MCHC pada pasien kanker serviks sebelum dan sesudah kemoterapi berbasis platinum. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif, menggunakan sampel sebanyak 40 pasien kanker serviks pada periode Januari-Desember 2021 yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel bebasnya adalah kemoterapi berbasis platinum, dan variabel terikatnya adalah kadar MCV dan MCHC. Analisis dilakukan dengan uji T berpasangan dan uji Wilcoxon.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar MCV sebelum dan sesudah kemoterapi adalah 80,04±7,14 fl dan 88,19±6,11 fl (p < 0,001), dan rerata kadar MCHC sebelum dan sesudah kemoterapi adalah 31,63±1,52 g/dl dan 32,71±1,12 g/dl (p < 0,001). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar MCV dan MCHC pada pasien kanker serviks sebelum dan sesudah kemoterapi berbasis platinum. 
PERBEDAN NILAI MCV DAN MCHC PADA PASIEN KISTA OVARIUM CURIGA GANAS DENGAN DAN TANPA KEMOTERAPI DI RSUD ULIN BANJARMASIN Mutiara Hasna Salsabila Purnama; Hariadi Yuseran; Iwan Alfanie
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8807

Abstract

Kista ovarium adalah suatu kantong berisi cairan seperti balon berisi air yang terdapat di ovarium. Kista ovarium bisa berubah menjadi ganas atau bisa disebut kanker, yang sebelumnya telah dicurigai terdapat keganasan atau yang disebut dengan kista ovarium curiga ganas. Salah satu tata laksana pasien dengan kista ovarium curiga ganas adalah kemoterapi. Pasien kista ovarium curiga ganas yang diberi kemoterapi akan terjadi perbaikan. Salah satu parameter dari perbaikan keadaan klinis pasien adalah pemeriksaan hasil laboratorium darah MCV dan MCHC. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan nilai MCV dan MCHC pada pasien kista ovarium curiga ganas dengan dan tanpa diberi kemoterapi di RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari-Desember 2022. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, subjek penelitian sebanyak 50 pasien yang diambil dari rekam medis yang terdiri dari 19 pasien kista ovarium curiga ganas dengan kemoterapi dan 31 pasien kista ovarium curiga ganas tanpa kemoterapi. Hasil penelitian ini dianalisis dengan uji T-tidak berpasangan dan ditemukan adanya perbedaan bermakna untuk nilai MCV dan perbedaan tidak bermakna pada nilai MCHC pasien kista ovarium curiga ganas dengan dan tanpa kemoterapi. 
PERBEDAAN KADAR MCV DAN MCHC PADA PASIEN KANKER SERVIKS DENGAN PERDARAHAN DAN TANPA PERDARAHAN Karo Karo Gabriel Pranata; Hariadi Yuseran; Alfi Yasmina; Ferry Armanza; Mashuri Mashuri
Homeostasis Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ht.v6i1.8804

Abstract

: Perdarahan sering terjadi pada pasien dengan kanker serviks, dan dapat menimbulkan anemia. Tipe anemia yang diderita bisa ditentukan dengan parameter Mean Corpuscular Volume (MCV) dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar MCV dan MCHC pada pasien kanker serviks dengan perdarahan dan tanpa perdarahan. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Subjek penelitian adalah pasien kanker serviks di RSUD Ulin Banjarmasin periode April sampai Agustus 2021 yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel bebasnya adalah perdarahan dan variabel terikatnya adalah kadar MCV dan MCHC. Analisis dilakukan dengan uji T tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Diperoleh 45 orang pasien kanker serviks, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% mengalami perdarahan. Rerata kadar MCV pada pasien dengan dan tanpa perdarahan adalah 73,74±7,64 fl dan 81,26±4,98 fl (p < 0,001), dan rerata kadar MCHC pada pasien dengan dan tanpa perdarahan adalah 30,89±1,45 g/dl dan 32,41±1,47 g/dl (p < 0,001). Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kadar MCV dan MCHC pada pasien kanker serviks dengan perdarahan dan tanpa perdarahan.
Level of Understanding of HPV Vaccine as Cervical Cancer Prevention at Ulin Hospital Setyo Teguh Waluyo; Ferry Armanza; Hariadi Yuseran; Kevin Stanley Halim; Daniel Paranatha Lumban Gaol; Yakob Togar
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 10, No 3 (2023): Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Publisher : Lambung Mangkurat University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v10i3.17903

Abstract

Cervical cancer is one of the most common cancers in women worldwide. HPV (Human Papilloma Virus) vaccination is approved by the WHO (World Health Organization) as a prevention method for cervical cancer. This research aims to determine the level of knowledge, attitudes, and behaviors of the community in Banjarmasin, specifically around RSUD Ulin, regarding HPV vaccination as a prevention method for cervical cancer. The study was conducted using a cross-sectional design at RSUD Ulin, Banjarmasin, South Kalimantan. The study population consisted of productive-age patients who came for treatment at RSUD Ulin Banjarmasin. Data were collected using quota sampling technique. The questionnaire consisted of 4 major sections: the first part contained socio-demographic information (8 questions), the second part focused on knowledge level (21 questions), the third part assessed attitudes (12 questions), and the fourth part covered practices (7 questions). The results revealed a total sample of 150 women aged between 20 to 62 years with an average age of 33.46 ± 9.69 years. Out of the 150 research subjects, it was found that 67 women (44.7%) had high knowledge, 96 women (64%) had positive attitudes, and 79 women (52.7%) exhibited positive behaviors. Therefore, enhancing public knowledge about HPV vaccination is likely to have a positive impact on patients' attitudes and behaviors towards HPV vaccination