This Author published in this journals
All Journal Jurnal Pepadu
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ETNOPUITIKA WASIAT RENUNGAN MASA PENGALAMAN BARU SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA DI MADRASAH ALIYAH RAUDLATUSSHIBYAN NAHDLATUL WATHAN Jurnal Pepadu; Saharudin Saharudin; Suyanu Suyanu; Sapiin Sapiin; Aswandikari Aswandikari; Rahmat Hidayat
Jurnal Pepadu Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Pepadu
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v4i1.2240

Abstract

Pengabdian ini dilatari oleh kurangnya perhatian dan pengetahuan guru-guru dan siswa-siswa Madrasah Aliyah Raudlatusshibyan Nahdlatul Wathan Gunungsari mengenai etnopuitika Wasiat Renungan Masa Pengalaman Baru (WRMPB) sebagai bahan ajar bahasa Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan kegiatan sosialisasi etnopuitika WRMPB yang memuat berbagai kearifan dan pengetahuan lokal, baik dari segi puitika pentas maupun balutan kearifan lokalnya sehingga bisa dijadikan sumber belajar Bahasa Indonesia di lingkungan sekolah. Materi sosialisasi dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dimodifikasi dari hasil penelitian tahun 2021, dengan harapan hasil penelitian tersebut bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Materi PKM ini berbicara tentang cara mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk struktur dan bunyi bahasa puitika-pentas teks WRMPB dan menjelaskan pernik-pernik budaya lokal yang mewarnai teks WRMPB ketika dilisankan. Identifikasi dimaksudkan untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk struktur dan bunyi bahasa puitika-pentas teks WRMPB. Selanjutnya, penjelasan pernik-pernik budaya yang mewarnai teks WRMPB dimaksudkan untuk memahami pengetahuan lokal atau ciri-ciri lokal yang khas dalam pentas sastra teks WRMPB. Hasil sosialisasi ini relatif telah mampu menambah kualitas pemahaman dan kesadaran para guru mata pelajaran dari berbagai bidang mata pelajaran tentang bagaimana menariknya teks WRMPB dijadikan bahan ajar, terutama untuk guru bidang studi Bahasa Indonesia. Apalagi kalau bisa diiringi dengan kemampuan melagukannnya sesuai nada yang “direstui” oleh almarhum Maulanasyekh selaku pengarangnya, tentu akan membuat suasana pembelajaran lebih humanis dan dinamis. Penambahan kualitas dan kesadaran ini tentunya merupakan usaha yang berkelanjutan dan membutuhkan dukungan pihak terkait. Akhirnya, kualitas dan kesadaran tersebut selaras dengan banyaknya penyediaan dan pemilihan karya-karya (sastra) lokal yang bisa dijadikan bahan ajar di jenjang sekolah tersebut.