Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DARUL ISLAM/TENTARA ISLAM INDONESIA (DI/TII) DI KAMBOWA BUTON UTARA : 1958-1962 La Suriadin; Ali Hadara; Aslim; Salebaran; Sarman
Journal Idea of History Vol 5 No 2 (2022): Volume 5 Nomor 2, Juli - Desember 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/history.v5i2.1882

Abstract

Penelitian ini mengkaji tentang Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Kambowa Buton Utara, 1958-1962 dengan tujuan : (1) Menjelaskan masuknya DI/TII di Kambowa (2) Menjelaskan aktivitas Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Kambowa, 1958-1962. (3) Menerangkan dampak dari aktivitas Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Kambowa, 1958-1962. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: (a) Pemilihan topik, (b) Heuristik sumber, (c) Verifikasi sumber, (d) Interpretasi sumber, (e) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Masuknya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Buton Utara dari Kendari melewati daerah Amolengo. Mereka kemudian menyeberang ke Kepulauan Buton melalui pesisir Labuan hingga sampai di daerah Kambowa. Kelompok ini dalam melakukan gerakannya dipimpin oleh Bahtiar tahun 1958. (2) Aktivitas yang dilakukan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia adalah memaksa warga Kambowa untuk membayar pajak atau dikenal dengan‘sumbangan perjuangan’ atau ‘uang suci’. Bentuk pajak yang dibayarkan adalah sebagian hartamasyarakat yang berbentuk materi atau uang untuk dipergunakan mendukung gerakan DI/TII di Kambowa. Pajak ini digunakan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. (3) Dampak yangditimbulkan gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia bagi masyarakat Kambowa yaitu masyarakat meninggalkan desanya (mengungsi), minimnya pendapatan masyarakat, dan terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat yang masif.
Penguatan Kapasitas Bagi Mahasiswa Program Mata Kuliah Antropologi Kehutanan untuk Mensosialisasikan (HAM) Hak Asasi Manusia Bidang Kehutanan dan Lingkungan Laxmi; Sarlan Adi Jaya; Harnina Ridwan; Abdul Alim; Aslim
Jurnal Bersama Pengabdian Kepada Masyarakat (SAMAMAS) Vol. 1 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Yayasan Literasi Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55123/samamas.v1i2.296

Abstract

This community service activity aims to find out how human rights institutions play a role in maintaining and protecting community rights, especially in the context of forestry. The background of this activity stems from the fact that PUSPA HAM, as an institution that focuses on human rights issues in Southeast Sulawesi, is an appropriate destination to understand how forestry and human rights issues are interrelated. This activity involved observation, interviews, discussions, questions and answers and lectures as well as assistance from the PKM team. The results showed that PUSPA HAM has several activities that are effective in addressing human rights issues in Southeast Sulawesi. These activities include human rights education for the community, advocacy for human rights violations, monitoring and evaluation of human rights implementation in Southeast Sulawesi. In carrying out its activities, PUSPA HAM Southeast Sulawesi has shown a strong commitment to fighting for the rights of indigenous peoples and local communities. It has become one of the leading human rights organizations in Southeast Sulawesi. This activity involves collaboration between universities, non-governmental organizations (NGOs), and government agencies, including PUSPA HAM (Center for Strengthening and Protecting the Rights of Indigenous and Local Communities), WALHI, and the Forestry Service. This collaboration aims to increase awareness and understanding of human rights in Southeast Sulawesi. PUSPA HAM faces challenges in gaining support from the government. The government has policies that do not support human rights in Southeast Sulawesi. In the face of these challenges PUSPA HAM has shown a strong commitment to fighting for the rights of indigenous peoples and local communities.