Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Identifikasi Telur Cacing Tambang (Hookworm) Pada Kuku Pekerja Tambang Pasir Kecamatan Loa Janan Suci Wahyuningtyas; Sresta Azahra; Agus Rudi Hartono
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 2 No 3 (2022): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, October 2022
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.59 KB) | DOI: 10.21093/bjsme.v2i3.5973

Abstract

Kecacingan merupakan penyakit yang dapat menyerang semua umur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Prevalensi kecacingan bervariasi antara 2,5%-62%. Infeksi cacing tambang sering terjadi pada penduduk yang tinggal di daerah perkebunan, pertambangan dan sekitarnya dengan siklus penularannya memerlukan tanah berpasir yang gembur, tercampur humus, dan terlindung dari sinar matahari langsung. Kuku yang panjang dapat menjadi tempat kotoran yang mengandung berbagai zat dan mikroorganisme, salah satunya cacing yang dapat terselip dan tertelan ketika makan. Mengetahui ada atau tidaknya telur cacing tambang (Hookworm) pada kuku para pekerja tambang pasir Kecamatan Loa Janan. Metode: Penelitian ini menggunakan teknik sampling total dari beberapa perusahaan tambang pasir yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemeriksaan penelitian ini menggunakan metode sedimentasi. Dari penelitian ini didapatkan karakteristik responden ialah laki - laki dengan umur 27 - 56 tahun. Tingkat pendidikan sebagian besar responden sekolah dasar (SD) dengan lama masa kerja 1-5 tahun. Hasil penelitian tidak ditemukan telur cacing tambang pada kuku pekerja tambang Kecamatan Loa Janan. Personal hygiene pekerja tambang Kecamatan Loa Janan baik sehingga resiko terinfeksi cacing tambang juga rendah.
Gambaran Kutu Rambut Pediculus humanus capitis pada Anak Sekolah Dasar 010 di Kecamatan Palaran SUGIARTI RAMADHANIAH; Azhari Azhari; Sresta Azahra
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 3 No 2 (2023): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, June 2023
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v3i2.6316

Abstract

Pediculosis adalah infeksi pada rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus sp. Penyakit pediculosis dapat menyerang manusia dan hewan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tahun 2016 menyatakan bahwa infeksi yang disebabkan oleh Pediculus humanus capitis tersebar di seluruh dunia dengan insiden tertinggi pada anak usia 3 sampai 11 tahun. Salah satu faktor penyebab pediculosis capitis antara lain adalah tingkat kebersihan diri yang rendah terutama pada bagian rambut, seperti rambut yang berminyak, kotor, lembab, jarang disisir dan keramas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum Pediculus humanus capitis pada anak SD 010 di Kecamatan Palaran. Penelitian ini bersifat deskriptif dan sampel yang digunakan adalah siswa SDN 010 kelas 2-4 di Kecamatan Palaran dengan jumlah sampel 61 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan univariat. Hasil dari 61 sampel menunjukkan bahwa 49 (80%) siswa tidak terinfeksi Pediculus humanus capitis dan 12 (20%) siswa terinfeksi Pediculus humanus capitis dan ditemukan 5 (8%) nimfa, 12 (20%) telur dan 5 (8%) Kutu Pediculus humanus capitis.
Evaluasi Kadar Kreatinin dan Mikroalbumin dengan HbA1C Suryanata Kesuma; Sresta Azahra; Amalia Diah Suci Rahmah
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 5 No. 2 (2023): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v5i2.4790

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease caused by high blood glucose levels (hyperglycemia). Hyperglycemia is caused due to lack of insulin secretion in the body. Glycemic control in diabetic patients is seen in HbA1C levels. One of the complications of DM is diabetic nephropathy. Renal function abnormalities associated with diabetic nephropathy are indicated by increased levels of creatinine and microalbumin. This shows that it is necessary to monitor kidney function in DM. Monitoring DM patients with HbA1C levels <6.5% is desirable, with these levels indicating that glycemic control is good. This study aimed to determine the relationship between creatinine and microalbumin levels with HbA1C <6.5% in Diabetes Mellitus patients in Samarinda. This type of research is analytic with a cross-sectional design. Spearman correlation statistical test. The sample of this study was 107 DM patients with HbA1C levels <6.5% who did medical checkups at the Media Farma Clinic, Samarinda. Sampling is done by Total Sampling. HbA1C examination method with turbidimetry. Method of checking creatinine by Jaffe reaction. Method of examination of microalbumin with immunoturbidimetry. All parameters are quality controlled before measurement. The measurement results were validated by a clinical pathologist. The results showed that the correlation of creatinine with HbA1C <6.5% obtained p value = (0.826), microalbumin with HbA1C <6.5% obtained p value = (0.146), and creatinine with microalbumin obtained p value = (0.082). All these results indicate that H0 is accepted and Ha is rejected. This study concludes no significant relationship exists between creatinine and microalbumin values with HbA1C levels <6.5% in Diabetes Mellitus in Samarinda, especially Media Farma Clinic.
Gambaran Telur Cacing pada Kangkung yang Dijual di Pasar Segiri Annisa Eka Safitri; Sresta Azahra; Fitri Nur Rica
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 3 No 3 (2023): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, October 2023
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v3i3.6699

Abstract

Penyakit yang menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Indonesia salah satunya ialah infeksi yang diakibatkan oleh cacing yang ditularkan dari tanah yang sering disebut dengan Soil Transmitted Helminth (STH). Parasit yang termasuk ke dalam golongan ini ialah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Strongyloides stercoralis, Ancylostoma duodenale, dan Necator americanus. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya telur cacing STH pada sayuran kangkung dengan tiga perlakuan yang berbeda yaitu dengan perlakuan tidak dicuci, dicuci dengan air mengalir, dan dicuci dengan air sabun. Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian dilakukan di Laboratorium Parasitologi Poltekkes Kemenkes Kaltim Tahun 2021. Sampel yang digunakan adalah kangkung yang dijual di pasar Segiri. Teknik pengambilan sampel menggunakan tenik simple random sampling dengan analisis univariat. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil uji laboratorium dengan pemeriksaan metode Sedimentasi. Hasil penelitian ini didapatkan hasil negatif telur STH pada sampel yang diperiksa namun ditemukan 3 sampel positif larva rhabditiform pada perlakuan ang tidak dicuci.
Profil Bakteri Patogen dan Antibiotik pada Gangren Diabetes Melitus di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Desi Wahyuni; Suryanata Kesuma; Sresta Azahra
HEALTH CARE: JURNAL KESEHATAN Vol 12 No 1 (2023): Health Care : Jurnal Kesehatan
Publisher : STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36763/healthcare.v12i1.370

Abstract

Diabetes Mellitus can be triggered by environmental factors and unhealthy lifestyles such as overeating, fat, lack of activity, and stress. Diabetes Mellitus can also appear due to hereditary factors. Diabetes Mellitus can cause various complications including gangrenous wounds. To determine the appropriate use of antibiotics, appropriate treatment, and the spread of antibiotic resistance does not occur in patients with gangrene with Diabetes Mellitus, it is necessary to identify the appropriate bacterial species. The study aimed to identify the bacterial species found in wound infections in diabetic with gangrenous complications at AWS Hospital. This type of research is descriptive with exploratory design. The research sample was pus (pus) with gangrene in inpatient diabetic in November - December at AWS Hospital. A total of 29 samples were found in pus gangrenous DM wound infection, there were 11 species of gram-negative and gram-positive pathogenic bacteria. Antibiotic sensitivity test on the Staphylococcus epidermidis bacterial species was more resistant to antibiotics by 81%, the Proteus mirabilis bacterial species was more Intermediate against antibiotics by 65%, and the Proteus hauseri bacterial species was more sensitive to bacteria by 66%. The most infecting pathogenic bacteria are gram-negative bacteria with the species Proteus mirabilis and the most resistant and sensitive antibiotics are Ceftizoxime, gentamicin, and Piperacillin/Tazobactam.
Pengaruh Air Rebusan Sirih Merah (Piper Crocatum) dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Candida Albicans Sulastri Lastri; Suparno Putera Makkadafi; Sresta Azahra
Borneo Journal of Science and Mathematics Education Vol 4 No 1 (2024): Borneo Journal of Science and Mathematics Education, Februari 2024
Publisher : Faculty of Education and Teacher Training of UINSI Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21093/bjsme.v4i1.5992

Abstract

Candida albicans merupakan flora normal dan biasa ditemukan di dalam tubuh manusia seperti saluran pencernaan, saluran pernapasan bagian atas, dan mukosa genital yang dapat menyebabkan penyakit kandidiasis. Hasil uji resistensi Candida albicans terhadap flukonazol dengan jumlah yang tinggi yaitu 46% resisten terhadap flukonazol. Pengobatan juga tidak hanya dapat dilakukan secara medis tetapi juga dapat diobati dengan cara tradisional. Salah satu tumbuhan tradisional yang dikenal luas oleh masyarakat adalah sirih merah. Kandungan senyawa pada daun sirih merah adalah minyak atsiri. Senyawa ini mempunyai khasiat antiseptik dalam menghambat pertumbuhan jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sifat antifungi pada air rebusan daun sirih merah pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, dan 50% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans. Desain penelitian ini adalah true eksperiment post test only control group design. Metode yang digunakan adalah dilusi padat dan kontrol positif menggunakan ketokenazol. Penelitian ini dilakukan 4 kali pengulangan, setelah itu diinkubasi selama 5 hari dalam suhu 37°C dan dihitung jumlah jamur menggunakan colony counter. Hasil uji Oneway ANOVA diperoleh nilai (p-value) 0.000 nilai ini sesuai dengan signifikasi (p) < 0,05 sehingga H1 diterima yaitu air rebusan daun sirih merah memiliki efektivitas dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Kesimpulan penelitian ini yaitu kualitas antifungi pada air rebusan daun sirih merah (Piper crocatum) dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans dengan efektivitas tertinggi yaitu pada konsentrasi 40% dan 50% yang dikategorika sebagai antijamur kuat.