Amalia Nur Aini
UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pendidikan Agama Islam Berbasis Moderasi dan Multikulturalisme: Kerangka Pedagogis untuk Mencegah Intoleransi di Era Globalisasi Suci Ramadhani; Aam Amaliatus Sholihah; Amalia Nur Aini
Healing: Health Education, Advocacy, and Learning Vol. 1 No. 2 (2025): Healing: Health Education, Advocacy, and Learning
Publisher : Healing: Health Education, Advocacy, and Learning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64093/healing.v1i2.806

Abstract

Indonesia sebagai negara multikultural menghadapi tantangan meningkatnya intoleransi, diskriminasi, dan perundungan berbasis identitas di lingkungan pendidikan. Data Puslitjakdikbud Kemendikbud (2017) dan survei Setara Institute (2023) menunjukkan adanya kecenderungan sikap eksklusif di kalangan pelajar, yang dipengaruhi pemahaman kebangsaan yang sempit, penanaman nilai agama yang eksklusif, serta faktor keluarga. Kajian ini menegaskan urgensi kerangka pedagogis integratif yang menggabungkan Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis moderasi beragama (wasathiyyah) dan pendidikan multikultural untuk membangun iklim sekolah yang dialogis, demokratis, dan inklusif. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain Systematic Literature Review (SLR) mengikuti protokol PRISMA pada literatur tahun 2019 2025, dianalisis melalui content analysis tematik. Hasil sintesis menunjukkan bahwa integrasi nilai moderasi (komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, keterbukaan budaya) dan dimensi pendidikan multikultural efektif mendorong perubahan paradigma keagamaan peserta didik menuju lebih reflektif, inklusif, serta memperkuat empati sosial. Namun, implementasi masih terkendala resistensi ideologis, kapasitas guru, keterbatasan bahan ajar, dan tantangan literasi digital. Studi ini merekomendasikan penguatan kurikulum, pelatihan guru berkelanjutan, asesmen autentik afektif-sosial, serta kolaborasi sekolah keluarga komunitas untuk pencegahan intoleransi secara berkelanjutan.