Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH UMUR IBU YANG BERESIKO KANKER SERVIKS DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN KANKER SERVIKS DI RUANG POLI KANDUNGAN RSUD ULIN BANJARMASIN Nur Cahyani Ari Lestari; Rima Diaty
Zona Kebidanan: Program Studi Kebidanan Universitas Batam Vol 12 No 3 (2022): AGUSTUS
Publisher : Universitas Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cervical cancer is first cancer with an estimate every 1 hour a woman dies of cervical cancer in Indonesia, the number of cervical cancers is made worse by the fact that many (70%) cases are already at an advanced stage when they come to the hospital. Based on register data in obstetrics poly Ulin Hospital, Banjarmasin, 68 people were affected by cervical cancer. This study aims to determine age of mothers who are at risk of cervical cancer and level of education of mothers with cervical cancer. This study uses a descriptive method, population is all mothers who checked for cervical cancer in obstetrics poly of RSUD Ulin Banjarmasin totaling 68 people. Sampling with saturated sampling method, namely by taking all the population as a sample. Data collection is taken from data register book. Data processing is summed, tabulated and presented, for further descriptive analysis to determine the age of the mother who is at risk of cervical cancer and the level of education that can affect the occurrence of cervical cancer. The results ,aged over 35 years was 67 people (98.53%) and mothers with cervical cancer with a low level of education (SD) were 36 people (52, 94%). Based on research that has been conducted on 68 mothers who experienced cervical cancer at Ulin Hospital Banjarmasin, it can be concluded that the age of mothers who are at risk for cervical cancer is mostly (> 35 years) and education level of mothers who experienced cervical cancer was mostly (SD).
Kesiapan RSUD Dr. H. Moch Anshari Shaleh Banjarmasin Menghadapi Regulasi PP No 47 2021 Tentang Implementasi Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) JKN di Tahun 2022 Azura Arisa; Sri Purwanti; Rima Diaty
Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Vol. 11 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Universitas Qamarul Huda Badaruddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37824/jkqh.v11i1.2023.451

Abstract

Kebutuhan dasar manusia diperoleh masyarakat melalui pemanfaatan pemeliharaan kesehatan termaktub di UU No 24 tahun 2004. Orang sakit membutuhkan rawat inap di RS sesuai kelas rawat inap standar roadmap JKN tentang kesamaan dan pemerataan paket layanan medis dan nonmedis bagi peserta JKN di rumah sakit dari tahun 2012-2019, namun fakta di lapangan belum dilaksanakan secara optimal. Rancangan PP Nomor 47 Tahun 2021 tentang Peraturan KRIS JKN akan disahkan 1 Januari 2023. Hasil Self Assessment RSUD 78% RS masih menyesuaikan pelaksanaan implementasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan RSUD dr. Moch Anshari Saleh Banjarmasin di tahun 2022 dalam merealisasikan KRIS JKN. Metode penelitian menggunakan metode penelitian gabungan (mixed methods) dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Kepala seksi sarana dan prasarana sebagai informan utama, dan informasn triangualasi ialah kepala BPJS serta kepala ruangan instalasi rawat inap RS yang memahami 12 kriteria KRIS JKN. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis univariat, sedangkan data kualitatif dianalisis melalui hasil wawancara dan observasional berdasarkan pengumpulan, reduksi, dan display data serta verifikasi dan penegasan kesimpulan. Hasil penelitian didapatkan 85% RS telah mempersiapkan 12 kriteria KRIS JKN, kesimpulan wawancara pihak RS menyambut baik kebijakan baru ini, dalam pelaksanaannya RS tidak mengalami kendala yang cukup sulit hanya membutuhkan waktu 1-2 tahun lagi untuk merealisasikan. Pihak RS mengharapkan pemerintah dapat melakukan harmonisasi regulasi sebelum kebijakan implementasi KRIS dilaksanakan dimasyarakat. ABSTRAK   Kebutuhan dasar manusia diperoleh masyarakat melalui pemanfaatan pemeliharaan kesehatan termaktub di UU No 24 2004. Orang sakit membutuhkan rawat inap di RS sesuai kelas rawat inap standar roadmap JKN tentang kesamaan dan pemerataan paket layanan medis dan nonmedis bagi peserta JKN di rumah sakit dari tahun 2012-2019, namun fakta di lapangan belum dilaksanakan secara optimal. Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Peraturan KRIS RS (PP Nomor 47 Tahun 2021) akan disahkan 1 Januari 2023. Hasil Self Assessment RSUD 78% RS masih menyesuaikan pelaksanaan implementasi. Penelitian bagaimana kesiapan RSUD dr. Moch Anshari Saleh Banjarmasin tahun 2022 dalam mengimplementasikan KRIS JKN. Penelitian menggunakan metode campuran dengan strategi sekuensial. Informan utama kepala seksi sarana dan prasarana, dan triangualasi kepala bpjs serta kepala ruangan RS yang memahami 12 kriteria KRIS JKN. Data kuantitatif menggunakan analisis univariat, sedangkan data kualitatif melalui hasil wawancara dan observasional berdasarkan pengumpulan, reduksi, dan display data serta verifikasi dan penegasan kesimpulan. Hasil didapatkan 85% RS telah mempersiapkan 12 kriteria KRIS JKN, kesimpulan wawancara pihak RS menyambut baik kebijakan baru ini, dalam pelaksanaannya RS tidak mengalami kendala yang cukup sulit hanya membutuhkan waktu 1-2 tahun lagi untuk merealisasikannya. Pihak RS mengharapkan pemerintah dapat melakukan harmonisasi regulasi sebelum kebijakan implementasi KRIS dilaksanakan dimasyarakat.   Kata kunci: Impelemntasi kebijakan, KRIS JKN, dan Teori Van Meter Van Horn   ABSTRACT   Basic human needs are obtained by the community through the use of health care as stipulated in UU No. 24 2004. Sick people require hospitalization according to the standard inpatient class of the JKN roadmap regarding equality and equity of medical and non-medical service packages for JKN participants in hospitals from 2012-2019, but the facts on the ground have not been implemented optimally. The draft Government Regulation concerning Hospital KRIS Regulations (PP Number 47 of 2021) will be ratified January 1, 2023. 78% of Hospital Self Assessment Results of Hospitals are still adjusting implementation. Research on how prepared RSUD dr. Moch Anshari Saleh Banjarmasin in 2022 in implementing KRIS JKN. Research using mixed methods with a sequential strategy. The main informant is the head of the facilities and infrastructure section, and the triangulation of the head of the BPJS and the head of the hospital room who understands the 12 criteria for JKN KRIS. Quantitative data uses univariate analysis, while qualitative data uses interviews and observational results based on data collection, reduction, and display as well as verification and confirmation of conclusions. The results showed that 85% of hospitals had prepared the 12 KRIS criteria for JKN. The conclusion of the interview was that the hospital welcomed this new policy. In practice, the hospital did not encounter any difficult obstacles, it only took another 1-2 years to make it happen. The hospital expects the government to harmonize regulations before the KRIS implementation policy is implemented in the community.   Keywords: Policy implementation, KRIS, and Van Meter Van Horn Theory.
Characteristics of Knowledge of Pregnant Women About Pregnancy Exercises in the Working Area of Sungai Bilu Health Center Banjarmasin Nur Cahyani Ari Lestari; Rima Diaty; Fathiyati
JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi) Vol. 6 No. 2 (2022): JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi)
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STIKES Fatmawati Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46749/2yh2sv11

Abstract

The purpose of this study was to determine the characteristics of pregnant women's knowledge about pregnancy exercise in the working area of ​​Sungai Bilu Public Health Center. This study used a descriptive method with a population of all third trimester pregnant women who came to the Sungai Bilu Health Center from January to May. While the sampling technique in this study used the accidental sampling technique, namely all third trimester pregnant women who visited Sungai Bilu Health Center with a total of 30 respondents. The results of this study were that most of the respondents did not participate in pregnancy exercise activities, namely from 30 respondents who actively participated in pregnancy exercise activities as many as 10 people (30%) and who were not active as many as 20 people (70%) where respondents who had less knowledge were 11 people (36 ,7%), respondents who have sufficient knowledge are 14 people (46.7%) and respondents who have good knowledge are 5 people (16.6%). The conclusion of this study was that most of the respondents did not participate in pregnancy exercise because they did not know about the benefits and objectives of pregnancy exercise.
Evaluasi Implementasi Rekam Medis Elektronik Ruang VK dengan Metode HOT-Fit di RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin Azzakia, Fatimah; Rima Diaty; M Noor Aditya Pratama; Mariani
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2025): JMIAK
Publisher : Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v8i2.7337

Abstract

Dalam upaya meningkatkan standar pelayanan kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan No. 24 Tahun 2022 mewajibkan penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME). Namun demikian, masih terdapat kendala teknis dan non-teknis yang perlu diatasi di Rumah Sakit Sultan Suriansyah Banjarmasin. Dengan menggunakan model HOT-Fit yang mempertimbangkan faktor organisasi, teknologi, dan manusia, penelitian ini berupaya untuk memulai penerapan RME. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Subjek penelitian adalah empat informan yang dipilih secara purposive, yaitu kepala IT, petugas rekam medis, bidan, dan perawat. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek manusia, pelatihan penggunaan RME belum merata sehingga sebagian tenaga medis masih mengalami kesulitan. Dari aspek organisasi, dukungan manajemen dan SOP belum optimal. Dari aspek teknologi, sistem sering mengalami error dan lambat, meskipun tetap membantu mempercepat akses data pasien. Secara umum, RME dinilai mampu meningkatkan efisiensi kerja tenaga medis meski belum berjalan optimal. Implementasi RME di RS Sultan Suriansyah Banjarmasin masih menghadapi hambatan pada kesiapan SDM, dukungan organisasi, dan kualitas sistem. Rumah sakit perlu meningkatkan pelatihan, memperkuat infrastruktur, menyusun SOP yang jelas, serta menyediakan dukungan teknis yang berkelanjutan agar RME dapat berjalan lebih efektif.
Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Farmasi di Rumah Sakit Militer Banjarmasin Melly Nadya; Rima Diaty; M. Aditya Pratama; Azura Arisa
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2025): JMIAK
Publisher : Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v8i2.7339

Abstract

Kepuasan pasien menjadi indikator yang penting untuk menilai pelayanan rumah sakit dan berperan dalam membentuk citra serta kepercayaan masyarakat. Kualitas pelayanan berperan sebagai faktor utama dalam mempengaruhi kepuasan pasien karena mencakup aspek kecepatan, ketepatan, sikap petugas, dan kejelasan informasi. Penelitian ini diselenggarakan dengan tujuan memahami hubungan diantara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit Militer Banjarmasin. Kemudian dipergunakan metode kuantitatif melalui cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 100 responden dipilih mempergunakan purposive sampling melalui berupa kriteria pasien yang sudah menerima pelayanan farmasi dan bersedia menjadi responden. Variabel independen yang dipilih yaitu kualitas pelayanan yang diukur melalui 5 dimensi SERVQUAL, sementara untuk variabel dependen berupa kepuasan pasien yang diukur mempergunakan skala Likert 4 poin. Analisis data dilaksanakan dengan cara univariat dan bivariat melalui uji Chi-Square. Hasil yang didapat memperlihatkan kualitas pelayanan ada dalam kategori baik sejumlah 43%, sedangkan kepuasan pasien terbanyak ada dalam kategori kurang puas sejumlah 46%. Uji Chi-Square menghasilkan p-value=0,017 (p<0,05) dimana menjelaskan adanya hubungan secara signifikan diantara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien. Kesimpulannya, terdapat hubungan signifikan diantara kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien, sehingga peningkatan kualitas pelayanan akan memberi dampak positif untuk kepuasan pasien dan citra rumah sakit.
Analisis Pengaruh SIMRS Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit X Kota Banjarmasin Muhammad Nur Raihan; Rima Diaty; Novita Dwi Widiya Ningsih
Jurnal Manajemen Informasi dan Administrasi Kesehatan Vol. 8 No. 2 (2025): JMIAK
Publisher : Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/jmiak.v8i2.7431

Abstract

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) termasuk sebagai komponen yang bisa mempengaruhi kinerja perawat untuk menyelesaikan segala pelayanan, melalui keberadaan SIMRS ini manajemen mampu menetapkan tindakan yang tepat menyesuaikan informasi yang dikumpulkan pada sistem. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan mengetahui pengaruhnya SIMRS terhadap kinerja perawat dalam pengisian rekam medis elektronik pada unit rawat inap di RS X. Metode yang diterapkan yaitu kuantitatif melalui metode cross sectional dengan pengambilan random sampling terhadap 62 orang perawat yang menggunakan SIMRS dalam pengisian RME di unit rawat inap sebagai responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner tertutup dengan skala Likert, serta uji hipotesis dianalisis dengan uji regresi linier sederhana mempergunakan SPSS 27. Hasil yang didapat menjelaskan SIMRS memberikan pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja perawat, yang dibuktikan melalui koefisien regresi sejumlah 0,843 dengan sig. 0,000 (p < 0,05). Kemudian diperoleh R2 dengan nilai 0,283 yang mengindikasikan 28,3% variasi dari kinerja perawat mampu dijelaskan penerapan SIMRS.