Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN BAHASA ARAB DALAM MEMAHAMI AL-QUR`ĀN DAN KORELASINYA DENGAN AJARAN MINARDI MURSYID DALAM MENAFSIRKAN AL-QUR`ĀN Sabilul Muhtadin; Syafiq Riza Hasan; Sofyan Siddik
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 9 No 2 (2022): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v9i2.203

Abstract

Along with the proliferation of studies on the interpretation of the Qur’an in society, Muslims are becoming more and more religious. Although the Qur'an is in Arabic, this does not dampen their enthusiasm in exploring Islamic sciences. However, this enthusiasm is often not accompanied by the seriousness of Qur’anic interpreters in mastering the Arabic properly, both orally and in writing. As a result, confusion and irregularities in interpreting the Qur'an often occur. Unfortunately, this fatal error is often taken for granted by many scholars. So, instead of being enlightenment, it becomes a medium of misdirection. One of them is the study of the Qur'an interpretation under the guidance of Minardi Mursyid in Surakarta and surroundings. He has a lot of confusion in interpreting the Qur'an, so that finally the MUI (Indonesian Ulema Council) issued a fatwa regarding his error. The approach used by the researchers is qualitative by using the literature study method. The results of this study prove that there is a very strong correlation between the knowledge of Arabic and the science of the Qur'an interpretation, so that the scholars made one's ability to actively master the Arabic an absolute requirement for an interpreter of the Qur’an. Minardi Mursyid's inability to actively master the Arabic is the main cause of his deviation in interpreting the Qur'an. There is some evidence of his deviation in his writings and studies in society.
ANALISIS PANDANGAN SYAIKH AL UTSAIMIN TERHADAP HAK PERWALIAN AYAH MUSLIM BAGI ANAK PEREMPUAN NON-MUSLIM Sabilul Muhtadin; Emha Hasan Ayatulloh Asyari; Arinal Firdaus
Al-Usariyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2 No 2 (2024): AL-USARIYAH: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan beda agama antara Muslim dan non-Muslim kerap menimbulkan problematika hukum, salah satunya terkait hak perwalian anak perempuan non-Muslim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, seorang ulama terkemuka Saudi, mengenai hak perwalian ayah Muslim dalam situasi tersebut.  Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Data dianalisis secara deskriptif dan interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syaikh Al Utsaimin berpendapat bahwa ayah Muslim tetap berhak menjadi wali bagi anak perempuannya yang non-Muslim, jika ia menikah dengan laki-laki non-Muslim yang sesuai dengan agamanya. Pendapat Syaikh Al Utsaimin didasarkan pada interpretasi beliau terhadap ayat Al-Quran surat An-Nisa’ ayat 141, serta hadis Nabi tentang tingginya kedudukan islam di atas agama-agama lain. Penelitian ini menemukan bahwa pandangan Syaikh Al Utsaimin memiliki dasar dalil yang cukup kuat, dan juga merupakan pendapat salah seorang ulama Malikiyyah yang bernama Ibnu Wahb. Namun saat dikomparasikan dengan pandangan mayoritas ulama -yaitu gugurnya hak perwalian ayah Muslim untuk menikahkan anak perempuannya yang non-Muslim- maka pendapat mayoritaslah yang lebih jelas serta lebih kuat sisi pendalilannya.Penelitian ini merekomendasikan agar dilakukan kajian lebih lanjut untuk menganalisis pandangan-pandangan Syaikh Al Utsaimin yang berbeda dengan pandangan mayoritas ulama dalam bab nikah Kata Kunci: Perwalian, Anak Perempuan Non-Muslim, Syaikh Al Utsaimin, Pernikahan Beda Agama.